"Dikira ngelupain lo itu segampang ngeluarin upil dari lobang hidung kali"
Barata Prasaja
Bara baru saja sampai dirumahnya, dilihatnya ada dua motor sport diteras rumahnya. Bara menghela nafas gusar, kenapa sehari aja bisa ia tidak diganggu oleh sahabatnya.
Bara masuk ke dalam dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Laki-laki itu membuka kulkas dan mengambil minuman kaleng. Kemudian meminumnya hingga tak tersisa.
Lalu ia mendudukkan tubuhnya di kursi mini bar. Bar dirumah ini memiliki kesan yang modern dan elegan. Lemari dan material kayu yang menciptakan atmosfer natural. Sementara, kursi logam dan meja batu menghadirkan kesan modern pada bar ini.
"Apa tujuannya coba deketin gue lagi." Bara memijit pelipisnya, ia benar-benar pusing saat ini. Kenapa disaat ia mulai bisa melupakan gadis itu, malah gadis itu dengan santainya kembali dan mencoba mendekatinya tanpa merasa bersalah.
Jujur Bara masih memiliki rasa terhadap gadis itu, tapi tidak sepenuhnya. Ia masih tak percaya bahwa Aurel lah yang telah memutuskan hubungan dengannya.
"Emang ngelupain lo itu segampang ngeluarin upil."
Kemudian cowok itu mengambil tasnya dan berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Laki-laki itu yakin pasti kamarnya telah hancur berantakan oleh ulah kedua sahabatnya.
Ya, keyakinan Bara memang benar, kamarnya sekarang sudah benar-benar berantakan.
"Mana si Adnan?" Tanya Bara pada kedua sahabatnya yang sedang bermain PS. Kemudian cowok itu merebahkan tubuhnya di ranjang king size-nya.
"Mene ke tehe," jawab Ken.
"Gue serius, njing." umpat Bara.
"Mana kita tau, lo kira kita emak nya apa."
Bara memijit pelipisnya, "kenapa gue punya kawan macam gini ya Allah."
"Seharusnya lo tuh bersyukur punya teman kaya kita."
"Bersyukur dari mana coba," Bara bangkit dan Mengganti pakaian sekolahnya dengan kaos oblong dan celana pendek sebatas lutut.
"Yang ada tambah nyusahin." dengus Bara.
"Ingat! Disaat lo di putusin sama si Nyonya, lo ngadu ke siapa? Ke kitakan. Kita yang selalu ngehibur disaat masa-masa galau lo, kita yang selalu support lo, kita juga yang nyomblangin lo sama si Amel supaya lo bisa move on dari si Aurel, kita yang selalu,-"
"Stop-stop, kok jadi bijak gini sih lo," ujar Delvin yang memotong ucapan Ken.
"Walau seperti apapun, teman itu orang yang paling berjasa dalam hidup kita, dia yang rela menemani dan meluangkan waktunya untuk kita, dia yang menghibur dan membangkitkan semangat saat kita dalam keterpurukan-"
"Tumben lo puitis kek gini?" Tanya Delvin yang lagi-lagi memotong ucapan Ken.
"Gue bijak salah, gue serius salah, gue diam salah, gue puitis salah, apa yang gue lakuin pasti selalu salah di mata kalian." Kata Ken dengan dramatis.
"Lebay" ujar Delvin sambil menimpuk kepala Ken dengan bantal.
"Vin, yang kamu lakuin ke saya itu JAHAT" kata Ken dengan penekanan di kalimat terakhir yaitu jahat.
"Korban AADC lo." ucap Delvin sambil menimpuk lagi kepala Ken dengan bantal.
"Ahh, lo pada bikin gue tambah pusing tau nggak." kemudian Bara merebahkan kembali tubuhnya ke ranjang dan meletakkan handphonenya di atas nakas yang terletak di samping ranjangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Love
Genç KurguApa kau masih merasakan hal yang sama? Apa kau masih tidak memaafkan ku? Apakah bekas luka yang kuberikan belum juga sembuh? Atau kau sudah menggantikan ku dengan orang lain? Apakah tidak ada tempat bagiku dalam hatimu lagi? Setelah aku melepaskan m...