Bab 12

39 6 0
                                    

Sesampainya di rumah, aku langsung disambut oleh bunda dengan ramah. Bagaikan tamu yang datang dari luar negri. Padahal kan aku itu anaknya.

Tookkk tookk tokk (suara ketukan pintu)

"Itu pasti Raisa." pikirku. Aku langsung bergegas berlarian ke arah pintu.

"Raisa ayo masuk." ucapku setelah membukak pintu setengah, tampa melihat dulu ke arah orang yang sedang berada di hadapan ku saat ini.

"Raisa? Aku bukan raisa, tasya..." suara itu berasal dari mulut seorang lelaki yang aku cintai. Yaitu kak Fadli.

"Hah... Eh maaf kak."wajahku langsung memerah karna malu.

"Hehehe, iyah sya... Nggak papa kok."

"Ngapain ke sini kak?"

"Aku cuman kangen sama kamu."

"Dasar lelaki playboy." gertakku dalam hati.

"Kangen kak ririn atau kangen aku?" akhirnya aku bisa juga mengucapkan kalimat itu.

"Ririn? Maksud kamu sepupu ku itu?"

"Sepupu? Maksud kaka apa?"

"Iya, dia sepupu kaka sya. Kamu pikir dia itu pacar kaka? ya nggak lah. Hahaha."

"Kalau itu benar sepupu kaka trus ngapain dia bersama kaka terus? Ngapain kalian barengan terus?"

"Emang kenapa? Kamu cemburu ya?"

"Iiih, siapa yg cemburu? Bukan lh kak, aku nggak cemburu, cuman mau mastiin doang."

"Tuh wajah kamu memerah, iyaa kan kamu cemburu."

"Tinggal jawab aja susah. nggak memerah kok kak"

"Yaudah kaka jawab. Dia itu kurang pintar sya, bisa dibilang bodoh sih. Hehehe, trus dia mintak di ajarin belajar sama kaka, trus ya jadi berduaan terus sama dia. kamu jangan cemburu ya, nanti cantiknya ilang loh" huufftt.... Mendengar perkataan itu aku merasa sangat lega, ternyata itu bukan pacarnya itu sepupunya.

"Ooh, gitu. Iiihh apaan sih kak, aku nggak cemburu!"

"terserah kamu aja deh. Kita jalan yuk."

"Kemana?"

"kemana aja boleh, yang penting kamu suka."

"Tasya minta izin ke bunda dulu ya kak."

"Eehh, jangan."

"Loh, kenapa?"

"Biar kaka yang ngomong sama bunda, biar kesannya itu romantis gitu. Heheh"

"hehehe yaudah. silahkan masuk kak."ucapku mempersilahkan kaka Fadli masuk dengan tangan menengadah ke dalam pintu.

"Makasih cantik."

"Aahh. kaka gombal."

"Sekali-sekali" Aku langsung masuk ke dalam rumah, menuju ke dapur, mencari bunda.

"Bund.. Bundaa..." teriak ku.

"Iya, ada apa sya?" Tanya bunda penasaran.

"Bund, ini kak Fadli pengen ngomong sama bunda katanya."

" ooh, ada apa fadli?" tanya bunda ramah

"Ini bunda, fadli mau minta izin keluar sama bunda, fadli mau ngajak Tasya sekalian. Ngajak dia jalan-jalan bund." ucap kak Fadli panjang lebar.

"Kemana?"

"Kemana sya?" tanya kak Fadli.

" ke toko buku aja kak." usul ku.

"Ke toko buku katanya bund" Kata kak fadli ke bunda.

"Iya, bunda juga denger kok, kalau tasya ngomong gitu tadi. nggak usah diulang lagi fadli."

"Hehehe..."

"Boleh gak bund?" tanya ku ke bunda, menghentikan tertawaan dari kak Fadli.

"Boleh, tapi jangan malam-malam pulang nya. Jam 8 udah harus ada di rumah."

"Siap boss." ucap ku ke bunda sambil meletakkan tangan di atas alis, hormat.
                             ________

Akhirnya aku dan kak Fadli jalan berdua bareng lagi, setelah sebelumnya aku sakitt hati sama dia, sangat sakit.

Aku dan kak Fadli pergi ke pantai, karena memang aku yang mau ke sana. Karna kan kalau ke toko buku itu pasti ngeluarin biaya, kan aku nya juga mau hemat. Hehehe...

"Kita ngapain ke pantai sya?" tanya kak Fadli, disaat aku udah sampai di pantai dan memandang pemandangan yang indah dari laut itu.

"Aku suka pantai kak." ucapku sambil tetap memandang ombak yang tengah menghantam batu dengan kerasnya.

"kenapa kamu suka pantai?" tanya kak Fadli, yang juga ikut memandang laut

"Suka aja. Kalo ngeliat pantai itu, tenang rasanya kak. Nyaman."

"oohh, gituu."

"Iyah."

"Kamu laper nggak?" tanya kak Fali menggoyahkan lamunanku

"Hmm... Iya kak."

"Kita makan yuk."

"Makan apa?"

"Terserah kamu."

"yaudah, ayuk." ucapku sambil menarik tangan kak Fadli menuju parkiran.

Kak Fadli hanya diam dan menuruti apa pun keinginan ku. Setelah selesai makan. Kami pergi ke moll, itu keinginan ku. Kan cewek suka nya shopping heheh...

Hari ini, aku sangat merasa bahagia karna bisa jalan berdua dengan kak Fadli, hanya berdua.

Bersambung...

jangan lupa vote and coment. Satu vote sangat berarti.
Makasih bagi kalian yang udh vote.😘😘

penantian yang panjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang