▪ 26

13.1K 1.7K 327
                                    

Salah satu hal yang kadang bikin Jeongguk kesal luar biasa pada Taehyung. Maksudnya bukan kesal dalam artian itu, tapi lebih seperti kesal karena Taehyung kadang cuek dengan dirinya sendiri, seperti Taehyung tahu bahwa itu akan membuatnya susah kedepannya, namun tetap dilakukan.

Itu adalah ; Taehyung yang malas mengenakan kaus kaki saat memakai sepatu.

Jeongguk tidak perlu waktu lama untuk membuka satu fakta lagi tentang Taehyung, bahwa teman sekamarnya itu mudah sekali untuk memar, lecet, ataupun luka, karena setiap hari ia sering melihat Taehyung membawa luka baru. Tidak, Jeongguk yakin Taehyung tidak akan dibuliㅡlagipula, siapa yang akan membuli orang yang berteman dekat dengan Jimin (yang luarnya kelihatan lembut itu ternyata sanggup menghabisi sepuluh orang dengan tangan kosongㅡdiketahui kemudian ternyata menguasai judo level akhir), Namjoon dan ternyata sekamar dengan Jeongguk.

Lebih dari itu, membuli Taehyung bisa dibilang tidak ada gunanya. Antara cowok itu tidak akan sadar atau hanya ditertawakan setelahnya.

Taehyung kadang selalu mendapat lecet di pergelangan kaki, sikunya tergesek atau lututnya terantuk meja. Tidak perlu memikirkan bagaimana ia di sekolah, sementara di asrama saja dia bisa terbentur lebih dari tujuh kaliㅡmenurut yang terhitung oleh Jeongguk. Kalau yang tidak terhitung, entahlah.

"Taehyung!"

Jeongguk berseru kesal saat Taehyung sudah akan keluar dari asrama, dengan celana jogger, kaos longgar berwarna biru dan topi Jeongguk yang sengaja ia bawa dan ia kenakan terbalik. Taehyung mengerjap, tertahan oleh seruan Jeongguk dan berpikir kenapa ia segusar itu. Apa Taehyung melakukan sesuatu yang salah?

"Kenapa? Lo mau liat gue latihan?" Taehyung mengerutken kening, terkejut saat Jeongguk tiba-tiba berlutut di depannya, menyingkap jogger yang ia kenakan. "Apaan nih?"

"Pake kaus kaki." Jeongguk berujar dengan nada datar.

"Tanggung dah, latihannya paling cuma dua jam."

"Pake nggak?"

"Jeongguk, udah deh gapapa kok."

"Ntar kaki lo lecet lagi kek kemaren, Tae. Dengerin gue kek."

"Lecet doang, Jeongguk, astaga."

Jeongguk berdiri dengan kedua telapak tangan masuk ke dalam saku celana, Taehyung menelan ludah mendapati perubahan wajah Jeongguk yang kentaraㅡtadi mungkin hanya terlihat sedikit jengkel dan gusar, namun kali ini terlihat marah. Taehyung belum pernah melihat Jeongguk marah, mungkin jika sudah lewat batas kesabarannya ia akan meledak. Yang Taehyung tahu, kemungkinan besar saat marah, Jeongguk itu luar biasa mengerikan.

"Taehyung, pake kaus kaki lo," netra Jeongguk masih melekat pada Taehyung yang entah kenapa kehilangan keberanian untuk membalas tatapan itu, "dengerin gue, bisa?"

"O-oke." Taehyung tergagap, buru-buru mengenakan melepas sepatu dan segera mengenakan kaus kaki, seperti yang dibilang oleh Jeonggukㅡomong-omong, Taehyung tidak ingin berurusan dengan Jeongguk dengan kondisi labil seperti ini. "Udah ya, gue latihan sekarang. Dadah!"

Setelahnya melihat punggung Taehyung yang berlari menjauh dan menghilang di koridor, Jeongguk hanya menggelengkan kepala, berdecak pelan kemudian kembali ke dalam kamar, ingin segera tidur.

Itu hanyalah salah satu dari perlakuan yang kini menjadi rutinitas Jeongguk, mengingatkan teman sekamarnya itu untuk mengenakan kaus kaki. Jeongguk pada awal-awal sekamar dengan Taehyung, ingin mengacuhkan saja, bahkan dalam hati menetapkan bahwa itu resiko Taehyung sendiri tidak mengenakan kaus kaki saat melihat pemuda itu duduk di sofa dengan ringisan perih karena pergelangan kakinya lecet (dan itu, serius, butuh waktu satu minggu lebih agar benar-benar hilang), namun ternyata tidak bisa.

asramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang