Rutinitas

20 3 2
                                    

Seperti biasa kumulai hariku dari pukul 5 pagi, dimulai dengan mandi, sholat, lalu membantu ibuku di dapur menyiapkan makanan untuk keluarga majikan kami..

Wajah ibu pagi ini terlihat lebih cerah dari biasanya, mungkin dikarenakan aku berhasil mendapat peringkat satu di kelasku...

Bagi ibu melihatku berhasil adalah nikmat yang luar biasa untuknya, masih teringat di benakku bagaimana perjuangan ibu untuk menghidupiku, bagaimana susahnya ibu mencuci baju orang dari pintu ke pintu untuk bisa memberiku makan dan menyekolahkan ku.

Dan Alhamdulillah sekarang aku tinggal dirumah yang sangat nyaman dan layak untuk kami tempati sekarang. Berawal dari pertemuan ibu dengan keluarga Pak Haris.

Pada saat itu seperti biasa pada pukul 4 sore, ibu pulang dari rumah pelanggan yang memakai jasa ibu untuk mencuci baju. Jalanan yang tidak terlalu besar terlihat lenggang sore ini.

Di saat membelokkan sepedanya di persimpangan, sungguh terkejutnya ibu melihat lelaki setengah baya babak belur dipukuli 2 pemuda dengan penampilan sangar layaknya preman. Dan entah keberanian dari mana ibu mengambil batu besar dan memukul punggung salah satu preman, 1 preman berhasil lumpuh, tapi sayangnya ibu tidak memikirkan 1 preman lagi. Preman yang lainnya itu langsung menodongkan pisaunya untuk menusuk perut ibu, untung saja ibu berhasil menghindar, dan pisau itu menggores tangan ibu.

Pria setengah baya itu berusaha bangkit untuk menolong ibu, tapi apalah dayanya, badannya sudah remuk redam dihajar oleh dua preman itu. Ia hanya bisa merintih menahan sakitnya.

Dan seperti oase di padang padang pasir Allah memberikan bantuannya, sekelompok tentara yang sedang olahraga sore hari melintas di jalan itu.
Para tentara itu pun menerjang preman yang berusaha membunuh ibu, dan mudah saja bagi para tentara itu untuk melumpuhkan preman yang tersisa itu.

Ibu dan pria setengah baya itu pun dibawa para tentara ke rumah sakit terdekat. Aku yang mendengar berita itu dari para tentara dan tetangga langsung melihat keadaan ibu.

Sesampainya di rumah sakit, tempat ibu dirawat, terlihat orang-orang sudah ramai di tempat itu. Yang ternyata mereka adalah keluarga dan pegawai dari pria yang ditolong ibu.

Aku langsung menghampiri ibu dan menanyakan keadaan ibu, dan Alhamdulillah ibu tidak mengalami luka yang parah, memang ibu mendapatkan beberapa jahitan untuk tangannya, tetapi kata dokter luka ibu tidak terlalu dalam. Aku langsung memeluk ibu dan mencium ibu, bersyukur kepada yang maha kuasa karena telah menolong ibu.

Di lain sisi, aku melihat sekumpulan orang yang berada didekat pria yang ditolong ibu. Terlihat mereka sangat panik melihat keadaan pria setengah baya itu, terutama wanita berwajah tegas tapi cantik itu, dia terlihat sangat gusar melihat keadaan lelaki itu, yang aku yakin dia adalah istri dari pria itu, begitu juga dengan anak lelaki di samping wanita itu, ia juga menunjukkan hal yang sama.

Tampak dari kejauhan lelaki yang dirawat itu walaupun sedang terbujur lemah diatas tempat tidur tetapi ia masih berusaha berbicara dengan istri dan anaknya menjelaskan hal yang telah dialaminya. Dan sesekali kulihat wanita itu nampak terkejut sambil mengelus dadanya.

Aku pun mengalihkan pandanganku ke ibuku kembali mencoba mencari tahu apa yang telah terjadi oleh ibu. Dan tanpa diduga tiba-tiba wanita cantik itu datang menghampiri kami, dia mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada ibu, dan mengatakan akan menanggung biaya rumah sakit ibu.

Bunga Between You And Me🌺🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang