Chapter 19 ~ Meet My Mom

760 52 17
                                    

Sudah 13 tahun berlalu sejak kejadian mengerikan yang menimpa keluarga Woo. Hingga saat ini masih teringat dengan jelas dalam ingatan wanita paruh baya yang berstatus sebagai ibu kandung Bryan dan Kevin itu. Wanita yang berusia hampir kepala lima tapi masih terlihat awrt muda itu meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan. Bukan karena harus kehilangan harta atau kekuasaan, tapi kehilangan kedua putranya. Hal itu yang menjadi mimpi buruknya selama 13 tahun ini.

Ny. Kwon tidak tahu bagaimana lagi harus menyikapi maslaah ini.
Ia merenung di sebuah taman di rumah sahabatnya, Jin Hyun Woo. Wanita paruh baya itu, tinggal bersama sang sahabat sejak kejadian 13 tahun yang lalu.

"Eommaga mianhada, urri adeul. Ibu kalian ini memang jahat." Gumam Ny. Kwon sedih

"Ibu tidak punya pilihan lain selain meninggalkan kalian. Tapi, ibu melakukannya hanya untuk kebaikan kalian. Ibu memang pengecut karena berbohong atas kejadian yang sebenarnya." air mata mulai jatuh membasahi wajah awet muda Ny. Kwon. Ia terisak hebat menangisi nasib keluarganya.

Kemudian ia mendongakkan kepalanya menatap langit yang sedang cerah.
"Begitupun untukmu, yeobo. Naega jalmotaesseo. Aku tidak bisa menjaga kedua putra kita dengan baik. Aku malah menelantarkan mereka. Apalagi dengan keadaan Kevin yang sedang sakit parah. Maafkan aku, yeobo. Hukumlah istri durhakamu ini."

"Yoojin-ah," panggil seorang pria paruh baya, sahabat yang sudah Ny. Kwon anggap seperti kakak kandungnya sendiri. Jin Hyun Woolah pria itu.

"Oppa," gumamnya begitu melihat Hyunwoo berjalan menghampirinya.

"Sudah 13 tahun berlalu, kau masih saja mempertahankan keangkuhanmu itu?" Ny. Kwon hanya diam, tidak berniat menyanggah perkataan Tn. Jin, "Bryan dan Kevin pasti mengerti kenapa kau harus meninggalkan mereka. Semua juga demi kebaikan mereka." lanjutnya

Ny.Kwon masih terdiam. Merenungkan nasehat Tn.Jin.Wajahnya ia tundukkan dengan mata yang semakin berkaca-kaca. Ia tahu, dirinya begitu angkuh mempertahankan keyakinannya bahwa kedua putranya tidak lagi membutuhkan sosok seorang ibu jahat sepertinya.

"Temuilah mereka dan katakan yang sebenarnya. Mereka berhak tahu, agar salah paham ini tidak semakin berlarut-larut."

Ny. Kwon menggeleng
"Aku tidak bisa, oppa. Biarkan mereka membenciku. Itu lebih baik daripada mereka harus mengetahui kebenarannya."
Sahutnya keras kepala. Tn. Jin hanya menghela nafas pasrah. Ia hafal sifat keras kepala sahabatnya ini.

"Baiklah, jika itu maumu. Tapi, suatu saat nanti kau harus menceritakannya." peringatnya tegas

"Akan aku pertimbangkan."

Tn. Jin mengambil posisi duduk tepat di sebelah Ny. Kwon
"Apa kau tidak merindukan Bryan dan Kevin?" tanyanya hati-hati

"Siapa bilang aku tidak merindukannya? Aku sangat merindukan mereka sampai rasanya ingin gila. Kau tahu Ibu mana yang ingin berpisah dengan anaknya?"

"Kalau begitu, kau harus menemui Kevin. Jika Bryan membencimu, aku yakin Kevin tidak akan bersikap sama. Sifat mereka berdua berbeda jauh. Kevin anak yang baik, sabar, dan pemaaf. Sifatnya sama sepertimu."

"Haruskah aku menemuinya?" tanya Ny. Kwon meminta pendapat. Tn. Jin mengangguk.

"Percayalah kata-kataku. Sebelum kau menyesalinya." Tn. Jin berusaha membujuk Ny. Kwon
"Asal kau tahu, penyakit Kevin sudah semakin parah." Ny. Kwon terkejut

"Mwo---mworago?"

"Diam-diam aku menyelidikinya lewat Jungsoo. Kau ingat dia?"

Ny. Kwon berusaha mengingat-ingat
"Jungsoo? Maksudmu Park Jung Soo? Sahabat Bryan yang menjadi dokter pribadi Kevin?" tanyanya memastikan

My Love is You (Ending Soon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang