Chapter 20 ~ Luka

693 55 16
                                    

"Bogoshipeo, uri adeul." Ny.Kwon berhambur memeluk Kevin erat, takut kehilangan putra bungsunya lagi. Takut jika Kevin yang sedang dipeluknya hanya bayangan saja.

"Igeo uri Eomma maja?" tanya Kevin lirih, ia terkejut bercampur bahagia. Rasanya seperti mimpi bisa bertemu dengan wanita yang telah melahirkannya itu. dibalasnya pelukan Ny.Kwon tidak kalah erat.

"Eoh, Eommaya." air mata Ny. Kwon menetes sangat deras. Bukan tangis kesedihan, tapi tangis kebahagiaan. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa bertemu Kevin.

"Aku tidak sedang bermimpi bukan? Eomma sungguh ada disini?" Ny. Kwon mengangguk terharu. Diusapnya wajah pucat dan tirus Putra bungsunya itu.

"Apakah sangat sakit, nak?" tanya Ny. Kwon perih. Terlihat jelas putranya itu sangat menderita.

"Nan gwaenchanha," jawab Kevin menenangkan. Ia tidak ingin menambah daftar orang-orang yang mengkhawatirkannya. Tapi, ibu mana yang tidka khawatir melihat anaknya sekarat?

"Apanya yang baik-baik saja? Lihatlah, betapa pucat dan kurusnya dirimu. Jangan katakan jika leukimiamu memburuk?" selidik Ny.Kwon. Kevin diam membisu. Tidak menyerah Ny. Kwon beralih menatap Minho serius.

"Minho-ya, tolong katakan yang sejujurnya. Apa yang terjadi pada Kevin?"

Minho tidak langsung menjawab, ia menatap Kevin lekat-lekat.Sebagai isyarat meminta persetujuan untuk mengatakan pada Ny.Kwon. Kevin mengangguk pelan, menyetujuinya.

"Kevin terserang hipoksia anemik, Ahjumma." Ny. Kwon membelalakkan matanya, syok dengan jawaban Minho. Sudah separah itukah penyakit Kevin? Pikirnya.

"Hipoksia anemik?"

"Ne, majayo. Kemarin di kampus Kevin sampai sesak napas parah." sambungnya lagi. Memperjelas kejadian yang sebenarnya. Kevin hanya pasrah saja, menyimak penjelasan Minho.

"Bagaimana bisa? Apa Hyungmu tidak merawatmu dengan baik?"
Kevin menggeleng

"Aniya Eomma. Hyung merawatku dengan sangat baik. Tolong jangan salahkan dia. Akulah yang salah. Makanya kenapa aku bisa sampai seperti ini." jelasnya panjang lebar. Ny. Kwon semakin merasa bersalah.

"Uri adeul bulsange."

"Eomma... " Kevinpun ikut menangis, ia bahagia. Bahagia sekaligus terharu ketika sang ibu telah kembali ke pelukannya. Setelah sekian lama pergi meninggalkan Kevin dan Bryan tanpa alasan yang jelas.

"Eommaga mianhada. Ibu bukan Ibu yang baik untukmu dan kakakmu." sesal Ny.Kwon. Mengingat betapa jahatnya dirinya dulu. Tapi dengan cepat Kevin menggeleng.

"Ibu tetaplah Ibu terbaik untukku dan Bryan Hyung." ujarnya tulus

"Sekali lagi, maafkan Ibu."

"Eomma tidak salah."
Ny. Kwon mengelus Puncak kepala Kevin. Memperhatikan putranya lebih lekat lagi.

"Tidak terasa kau sudah sebesar ini, nak. Eomma telah melewatkan tumbuh kembangmu." Sungguh, bukan ini yang Kevin inginkan. Ia sama sekali tidak pernah berfikir untuk menyalahkan ibunya.

"Gwaenchanha. Ada Hyung yang menggantikan tugas Ayah dan Ibu. Dia tidak hanya menjadi Kakak, tapi juga orang tua untukku." jujurnya

"Ya Tuhan, putra-putraku sangat hebat." puji Ny. Kwon bangga. Bertahun-tahun Bryan dan Kevin hidup tanpa kedua orang tua. Tapi, mereka bisa menjalani hidup dengan baik.

"Kevin-ah, Hyung membelikan makanan kesukaanmu. Kau pasti menyu--" perkataan Bryan terpotong, begitu netranya menangkap sosok wanita yang sampai saat ini masih dibencinya.

My Love is You (Ending Soon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang