Kebingungan

8 1 0
                                    

Kesepian? Sepi?

Apalah itu namanya.
Aku tidak peduli, intinya...
Aku akan tetap sendiri.
Kata mereka, aku memiliki banyak sobat.
Ya, aku cukup mengenal orang-orang yang mereka sebut dengan sebutan "sobat" itu.
Tapi, mereka tidak mengenal ku.
Sahabat? Apa itu?
Aku tidak punya siapa-siapa.
Aku tidak tau apakah ada yang benar-benar ingin bersamaku,
bahkan aku tidak mengenal siapa diriku.
Luka yang membekas dihatiku, tidak bisa hilang sekeras apapun aku mencobanya.
Awal dari semua hal-hal yang ku hadapi sekarang ini.
Drama.

Sedih? Aku bahkan tidak tau apa yang kurasakan sekarang.
Apakah aku menangis? Tidak, aku terpukul. Sangat terpukul.
Setetes pun tidak keluar dari mata ku.
Hanya mengalir dengan derasnya yang menemani ku sebelum masuk ke alam mimpi yang aku tunggu-tunggu setiap hari.


Hujan.
Orang-orang membenci hujan,
sedangkan aku disini, berharap agar awan menangis untuk waktu yang lama menemaniku disini.
Selain cermin, hujan adalah sahabat terbaikku, ia tau kapan aku membutuhkannya.
Aneh. Ya, aneh memang.
Perasaan ku menjadi satu, sampai akupun tidak tau apa perasaan ini yang sebenarnya.
Aku merindukan dia..
Diriku yang dahulu,
yang tidak berpura-pura.
Berpura-pura untuk tertawa bahagia, berpura-pura menjadi anak yang baik.


Tes... tes... tes...
Suara hujan makin menjadi-jadi.
Aku menikmatinya.
Bisa kubilang bahwa hujan adalah diriku..

Sebenarnya apa yang terjadi?
Aku tak mengerti
Kenapa seperti ini?
Berapa lama lagi aku akan seperti ini?
Kenapa aku harus berpura-pura?
Aku lelah menjalani semua kepura-puraan di dunia ini.
Kenapa aku kesepian?
Kenapa kalian seperti ini kepadaku?
Kenapa tak ada yang bisa mengerti?
Kenapa aku berbeda?

Kadang aku ingin ditemani,
siapa pun ...
temani aku ...
Aku sangat kesepian.

-Rabu, 24 January 2018-

CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang