0

364 46 1
                                    

S U R Y A K A N T A

Orang-orang seringkali penasaran ke mana arus hidup membawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang seringkali penasaran ke mana arus hidup membawanya. Pertemuan macam apa yang akan menyambut mereka, bagaimana perpisahan mengakhiri kisah mereka, atau bahkan spasi dalam kehidupan yang mengharuskan mereka beristirahat. Sebagian besar justru berharap punya mesin waktu yang dapat membawa mereka ke masa kapan saja, setidaknya untuk mengetahui apa dunia akan selalu bermurah hati pada mereka.

Tapi, perempuan itu lain.

Daripada mengetahui kebenaran tentang arus hidupㅡyang omong-omong, seringkali mengakibatkan sakit hati berkepanjanganㅡdia lebih memilih untuk bersembunyi dalam dusta. Memang tidak ada kebohongan yang sempurna. Namun baginya, kebohongan yang indah dapat membuatnya lupa tentang fakta yang menyakitkan.

Dia menyukai dusta. Dia menghargai kelancungan. Dia penipu ulung.

Sekarang ini napasnya sedikit tersengal karena berjalan cepat. Dia berusaha membaur dengan kerumunan, naik tangga sedikit tergesa. Semakin jauh, semakin terlihat sepi. Maka dia menoleh ke belakang, memastikan tidak ada yang mengikutinya, lalu berbelok dan masuk ke celah selebar satu setengah meter di antara dua bangunanㅡruang penyimpanan alat laboratorium dan gudang buku pelajaran kurikulum lama.

Di ujung celah itu, terdapat sedikit ruang yang cukup untuk ditempati oleh kelompok belajar kecil. Ditata dan dibersihkan sedemikian rupa agar nyaman. Setidaknya, nyaman untuk diri sendiri.

Terdapat tikar merah bekas alas panggung sekolah yang digelar menutupi lantai, tampak kusam tapi masih layak pakai. Di sekelilingnya bergeletakan rongsokan barang-barang sisa pelaksanaan masa orientasi siswa dan pentas seni. Lalu di salah satu sudut, dia meletakkan tumpukan kertas dalam map yang ditata rapi.

Sampai di sini, dia bisa menghela napas lega. Ini tempat rahasianya, tempat si perempuan menyendiri. Tempat perempuan itu mempersiapkan kejutan-kejutan menarik yang menggemparkan. Tempat perempuan itu merancang kejahatanㅡkalau memang menulis bisa disebut sebagai tindakan kriminal.

Dia meletakkan ponsel dan kertas-kertas yang dibawanya, lantas bersandar sembari tersenyum puas. Rambut panjangnya yang hitam pekat itu dikepang, berantakan karena tertera angin. Sinar matanya cemerlang dan sedikit berkilat jahil, tapi senyumnya terlihat sederhana ... juga menipu.

"Haha." Dia tertawa pelan. "Nyaris."

Sedangkan dia merasa lega, jauh di sisi lain sekolah ini, ada seseorang yang sedang berdiri terdiam. Seorang laki-laki yang menatap lurus mengawasi koridor. Netranya tidak lepas dari satu titik tertentu.

Banyak siswa berkeliaran, bahkan sampai bertabrakan satu sama lain. Kendati demikian, perawakan tinggi laki-laki itu mempermudah dirinya untuk mengintip dalam keramaian. Matanya tajam dan tampak sedang memikirkan sesuatu. Laki-laki itu lantas memasukkan tangan ke saku jaket, mengerjapkan mata perlahan beberapa kali.

Di mana dia?

Otaknya memaksa untuk terus berpikir, sampai seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda muncul dari belakang. Dia menepuk pundak si laki-laki sambil memamerkan senyum riangnya. "Hai! Kamu ngelihatin apa? Aku udah selesai nih."

Laki-laki itu menoleh singkat, mengangkat sudut bibirnya menenangkan. "Bukan apa-apa. Ayo pulang."

Tanpa banyak bicara, dia melangkah ke arah parkiran diikuti si gadis yang masih sibuk berceloteh menceritakan tentang tingkah teman-temannya di kelas. Ketika melewati papan mading utama yang berukuran raksasa, laki-laki itu memperlambat langkah dan melihat satu-satu brosur, cerpen, maupun ilustrasi yang tertempel di sana. Matanya terhenti pada artikel dengan judul super heboh, tapi fokusnya satu: sebuah nama pena di akhir berita.

eye.

Dia terang-terangan memamerkan topengnya.

***



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SURYAKANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang