Dumadi - Arka Candra

407 46 0
                                    

Preview
Arka Candra

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Ah ya, omong-omong, mungkin kalian tahu atau bahkan tidak tahu sama sekali. Tapi, nama Arka sendiri artinya 'matahari'. Sedangkan Candra bermakna 'bulan'. Bukan berarti dia tambah aku sama dengan jodoh. Karena matahari dan bulan tidak akan pernah bisa bersatu.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Cewek itu menoleh dan memiringkan kepala. Matanya menatap nyalang padaku, seperti api yang siap melahapku kapan saja.

"Berisik," desisnya.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Aku memandangi mereka secara terang-terangan sambil menggigit gorengan dengan gaya yang seksi. Menurut teoriku, angka sesungguhnya adalah perkara mudah. Tapi semua berubah ketika pasukan huruf bersekutu dengan kubu angka, lalu jatuh cinta, dan menciptakan peranakan berupa 1x, 2y, 3z, 12p, 14a...

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Secara tiba-tiba, muncul puluhan benang merah entah dari mana yang menjerat otakku. Saling terikat, melilit, dan semakin kupikirkan malah semakin menyiksaku.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"Sendirian aja ke sininya?" ujarku sambil tersenyum, berusaha bertingkah senormal Arka Dhananjaya yang biasanya.

"Sama pasukan nih. Dua puluh orang," cetus Candra sarkastik, tapi masih dengan wajah polos-datar-sengaknya.

Oke, pertanyaanku memang bodoh. Jelas-jelas dia datang sendirian.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Ada pagar besi di sini, seperti di penjara. Aku mulai merasa ada yang janggal. Terutama suara tangisan yang kini benar-benar dekat

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Apa yang telah dilakukan orang ini kepada mereka?

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Spontan aku menutup telinga ketika terdengar pecahan kaca untuk kedua kalinya. Aku berjongkok dan melirik ke kanan. Oknum yang memecahkan kaca itu tidak membawa senjata, setidaknya itu yang kusimpulkan. Sampai dia menunjukkan tangan kanannya yang memegang obeng.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Baiklah. Aku menarik napas panjang. Satu kali tembakan, semoga bisa hanya dengan satu kali tembakan. Aku pasti—dan harus—bisa.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Dia tidak takut berjalan sendirian, dibandingkan harus melangkah bersama pengecut-pengecut yang bersembunyi dalam dusta.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"Skenario," bisik Ravena yang menyadari hal sama. Dika mengulas senyum tipisnya.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

SURYAKANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang