Author playlist : Toploader - Dancing in the moonlight
***
Source pic : Pinterest
Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.
Happy reading! ^^
***
"Kau mau ke mana?"
Abhi menyandarkan punggungnya ke kusen pintu, kedua tangannya terlipat di depan dada, matanya terarah lurus pada Largo yang tengah bercermin dan sibuk memasang dasi kupu-kupunya.
Largo berdecak. Ia menatap Abhi lewat cermin. "Bisakah kau membantuku?" tanyanya dengan nada mendesak. Pria itu mengucapkan 'terima kasih' saat Abhi berjalan ke arahnya dan mengambil dasi kupu-kupu berwarna hitam itu dari tangannya.
Dengan cepat Abhi memasangkan dasi kupu-kupu itu pada Largo dan berdiri di samping kirinya. Ia menatap bosnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Kau mau ke pesta natal kampus Helena?"
Largo menoleh, tersenyum dan mengangguk semangat.
"Untuk apa?" Ada nada tidak percaya dalam suara Abhi saat mengatakannya. Ayolah, bahkan Abhi merasa jika sikap Largo terhadap Helena itu sangat konyol. Bagaimana bisa ia berusaha menghalangi adik perempuannya untuk berkencan?
Largo tidak langsung menjawab. Ia menatap refleksi dirinya pada cermin besar di hadapannya untuk terakhir kalinya. Setelah memastikan penampilannya sempurna ia pun mengalihkan pandangannya pada Abhi lalu berjalan menuju sebuah meja yang terletak di sisi kanan ranjangnya.
Ia membuka laci meja, mengeluarkan sebuah kotak beledu hitam berisikan jam tangan mahal dari dalamnya. Largo memakainya dengan cepat dan menjawab, "Aku harus memastikan Sam No. 1 mengerjakan pekerjaannya dengan baik," ia menjeda, "aku membayarnya sangat mahal untuk itu."
Abhi memutar kedua bola matanya, jengah. Ia melangkah menuju sebuah meja bar kecil yang terdapat di dalam kamar suite yang ditempati oleh Largo untuk beberapa hari ke depan. Kamar yang ditempati bosnya itu jauh lebih besar dari kamar yang ditempati Abhi, dan jauh lebih lengkap tentu saja. Largo bahkan memiliki jacuzzi pribadi di dalam kamarnya.
"Ayolah, El, adik perempuanmu sudah cukup dewasa untuk berkencan," kata Abhi memutus keheningan yang sempat menguasai ruangan itu. Ia mendesah berat saat Largo terdiam dan memasang ekspresi cemberut. "Adikmu itu suatu hari akan menikah. Namun sebelumnya dia harus menemukan pria yang tepat, bukan begitu?"
Hening.
Abhi kembali mendesah berat. Ia menyodorkan sebuah gelas kristal berisi minuman keras pada Largo. "Kau tidak bisa mengekang adikmu, El," ia menjeda, memberi waktu pada Largo untuk mencerna ucapannya, "jika aku Helena, aku pasti tersinggung dan marah karena kau melakukan ini."
Satu Alis Abhi diangkat naik. "Apa yang lucu?" tanyanya saat Largo tertawa renyah.
Largo mengangkat bahu. "Helena bukan kau," jawabnya tenang. "Ann tidak bisa menendang atau mematahkan hidung seorang pria berbadan besar seperti dirimu," sambungnya masih dengan nada yang sama.
Ia menjeda, menyesap minumannya pelan dan kembali terdiam beberapa saat. Tatapannya menerawang. "Karenanya aku akan melindunginya, Abhi. Baik William ataupun Helena. Aku akan melindungi keduanya hingga aku yakin mereka bisa melindungi dirinya sendiri."
Abhi tidak bisa berkata-kata. Jauh dalam dirinya dia harus mengakui jika Largo benar-benar sosok kakak yang baik walau terkadang sikapnya bisa sangat berlebihan. "Kalau begitu ayo kita pergi," katanya kemudian. "Apa lagi?" erang Abhi saat Largo mengerutkan kening ke arahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Largo - Walcott Series #2
RomanceMenceritakan kehidupan Largo sang miliyuner, pewaris salah satu perusahaan terbesar di dunia. Dunia tenang dan rapi Largo terusik setelah foto-foto kebersamaannya dengan Helena tersebar luas. Publik mengira jika Helena adalah kekasihnya hingga gosip...