Tak terasa sudah berbulan bulan Ratu Jodha tinggal di kerajaan Mughal. Pasang surut emosi telah ia rasakan disini. Dan pada akhirnya kejutan bagi semua orang ketika kian hari Ratu Jodha menjadi dekat dengan suaminya Raja jalal.
"Apa kau jatuh cinta padanya Jodha?" Tanya Moti, pelayan sekaligus sahabatnya yang paling setia. Dia sedang sibuk menguapi rambut Ratu Jodha.
"Ntahlah moti, mana mungkin aku jatuh cinta padanya. Kau sendiri tahu aku begitu kentara membencinya. Aku tidak mencintainya" Sanggah Ratu Jodha.
"Jodha tidak baik berkata seperti itu, jangan pernah katakan tidak. Hati seorang manusia itu mudah goyah" Moti.
"Hmm ya Moti kau benar sebaiknya aku tidak boleh berkata tidak, tapi mana mungkin aku mencintainya. Aku bingung dengan perasaanku sendiri" Ucap ratu Jodha.
***
Raja Jalal sedang berjalan hendak menemui Ratunya, yang entah sejak kapan menjadi ratu favoritnya. Sepanjang jalan ia terus memamerkan senyumnya.
"Ya Ratu Jodha sedang hamil"
Tentu saja kalimat itu mampu membuat Raja Jalal menghentikan langkahnya.
"Apa yang kau katakan Adam?" Protes ratu Ruqaiya.
"Ya Ratu Jodha sedang mengandung sekarang" Ucap Adam meyakinkan Ratu Ruqaiya. Yang tentu saja menyulut emosi sang Ratu, mimik wajahnya berubah menjadi menyeramkan dengan tatapan sinisnya.
"Ya terserah kau mau percaya atau tidak" Adam meneguk anggur merah yang ada di tangannya sejak tadi.
Di sisi lain Raja Jalal menggepal tangannya dengan erat. Ia mengetatkan rahangnya. Nafasnya memburu karena marah. Dengan cepat ia mengambil langkah lebar menuju kamar sang ratu.
Sedangkan di kamar Ratu Jodha baru selesai menguap rambut nya. Tanpa ada pemberitahuan apapun tiba tiba Raja Jalal datang, masih dengan amarahnya yang memuncak.
"Moti, katakan pada semua orang tak ada yang boleh memasuki kamar ratu Jodha. Siapapun itu" Titah Jalal dengan nada yang tak biasanya. Moti hanya mengangguk patuh.
Ratu Jodha mengernyit heran.
Ratu Jodha Pov.
Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia terlihat marah sekarang. Sudah lama sekali aku tak melihat tingkahnya yang seperti ini. Sepertinya ini tanda bahaya untukku.
"Y..yang mulia aku akan keluar sebentar" Aku melangkahkan kakiku, belum ada lima langkah aku maju. Pergerangan tanganku sudah dicengkeram kuat oleh suamiku. Aku berani bertahruh bahwa tanganku pasti berwarna merah karna kuatnya cengkraman.
"Diam disini" Ucapnya dengan suara yang dingin.
"Ada apa yang mulia" Aku berusaha melepaskan tanganku. Jujur saja ini sakit sekali.
"Laki laki mana yang sudah menyentuhmu?" Tanyanya dengan menatapku begitu dalam. Seolah olah aku ini sudah melakukan kesalahan yang amat besar.
"M..maksudmu apa?" Tanyaku heran. Apa maksudnya menanyakan lelaki yang menyentuhku.
"Aku ulangi. Siapa lelaki yang telah menyentuhmu?" Tanyanya kembali. Aku mulai mencerna kata katanya. Apa? Suamiku meragukan ku?
Aku hanya terdiam. Aku tak menyangka suamiku meragukanku. Sampai akhirnya sebuah tamparan keras dipipiku menyadarkanku dari keterdiaman.
Dia seorang kaisar, pantas saja jika satu tamparan keras tadi dapan menjatuhkanku, kurasa sudut bibirku mengeluarkan darah karna tamparannya. Tapi untuk apa dia melakukan itu?
"Kau diam Ha? Ternyata benar, kau ini hanyalah wanita murahan" Katanya dengan mencengkeram daguku setelah ia mensejajarkan tubuhnya denganku.
Aku menahan diriku untuk tidak menangis.
"Kau tak mengizinkanku untuk menyentuhmu tapi kau merelakan orang lain menikmati tubuhmu." Bentaknya tepat dihadapan wajahku.
Jujur, perkataannya yang ini sangat melukaiku hingga aku tak bisa lagi menahan air mata yang jatuh.
"A..aku tidak seperti itu yang mulia" Aku menatapnya dengan tidak percaya.
"Tidak seperti itu? Lalu bagaimana penjelasanmu atas kandunganmu?" Raja Jalal.
Author fov.
"Aku sedang tidak mengandung! Tuduhanmu tidak mendasar Raja, kau telah meragukan kesetiaanku. Kau juga telah meragukan kehormatanku. Aku tidak terima!" Ratu Jodha menangis dengan hebat.
"Akan ku buktikan. Sesuci apa dirimu" Raja Jalal tersenyum sinis. Lalu menyeret Ratunya ke ranjang miliknya.
"Apa yang kau lakukan yang mulia, lepaskan" Ratu Jodha meronta ronta dalam kungkungan Raja Jalal. Raja Jalal bergerak dengan kasar.
"Hentikan kumohon. Kau menyakitiku! " Ratu Jodha menangis dengan keras. Tak menyangka jika ia akan diperlakukan seperti ini oleh suaminya sendiri.
"Aaarrgh.." Ratu Jodha berteriak kencang ketika merasakan ada yang koyak. Lengkap sudah penderitaannya hari ini. Dengan tuduhan dan perkataan suaminya yang menyakitkan, dan juga perlakuan kasar suaminya yang secara paksa menyentuhnya. Atas dasar pembuktian dari kehormatan dirinya. Bukan cinta.
Raja Jalal tersentak kaget ketika ia mengetahui fakta bahwa ia telah salah melayangkan tuduhan. Ia sadar telah melukai istrinya begitu banyak.
***
Raja Jalal keluar dari kamar Ratu Jodha dalam keadaan yang kacau. Ia kalap hingga melukai Ratunya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya. Ia belum siap untuk bertemu ratu Jodha.
"Adam, mengapa kau mengatakan seperti itu? Kau mengerjaiku huh?" Ucap Ratu Ruqaiya dengan cemberutnya yang khas.
"Aku hanya suka ekspresi mu seperti tadi, sepertinya aku harus mencari bualan lain" Adam tak henti hentinya tertawa.
Sedangkan Raja Jalal disebrang sana semakin terpuruk mengetahui fakta bahwa ia telah mencurigai istrinya karna hanya sebuah bualan. Ia merasa bodoh.
****
Maaf lama ilang. Part ini segera di privat ya setelah post.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permata Dari Amer
Historical FictionSebuah kisah cinta yang amat rumit, dimulai dari peperangan, pernikahan tanpa alasan cinta, kebencian yang amat mendalam, rencana balas dendam, konspirasi untuk menjatuhkan, persaingan antar ratu, hingga mulai muncul perasaan cinta.