4

34.7K 1.5K 6
                                    

Pagi nya Fey tampak malas bangun,walaupun Aksa sudah berkali kali membangunkan gadis itu untuk sholat shubuh tapi nyatanya Fey masih asik dengan bed cover yang membungkusnya.

Acara malam minggu tadi malam juga tampak tidak menyenangkan seperti malam minggu biasanya,gadis itu tampak murung karena Jeje yang ia kenal sebagai keponakan Aksa menelfon Aksa,mengatakan kalau bocah 4th itu kangen dengan Om nya.otomatis Fey yang kala itu sedang di samping Aksa dan mendengar percakapan mereka langsung tertunduk sedih,ia merasa sudah mengekspolari Aksa untuknya.walaupun Pria itu berkali kali mengatakan 'its gonna be okay' tapi Fey tetap merasa bersalah.karena itu juga memancing insiden yang membuat Fey menangis,sedih berat karenanya.

"Aku mau pulang aja ya ke rumah aku" ucap Fey setelah Aksa mematikan panggilan Video itu.

"Kenapa tibatiba minta pulang?" alis Aksa sudah naik karena heran.

"Ya pokoknya aku mau pulang kerumah" kata Fey sambil berdiri dari duduknya.setelah makan Mereka tampak duduk di kursi yang tersedia disepanjang jalan Malioboro itu,selain karena Fey masih ingin melihat pertunjukan pengamen itu juga karena Aksa yang lebih suka duduk dengan Fey bersandar di bahunya.

Baru beberapa langkah tangan mungil Fey sudah dicekal Aksa dari belakang.Fey yang tadinya ingin berontak pun hanya diam menatap Aksa yang menariknya ke Mobilnya yang diparkir tidak jauh dari area Malioboro.

"Jujur" satu kata yang membuat Fey tampak merinding.

"Aku mau pulang" kalimat singkat itu membuat Aksa menghela nafas pelan.

"Kenapa tibatiba mau pulang? Karena Jeje? Sayang,aku udah bilang berapa kali sih,semua bakal baik baik aja percaya sama aku" kata Aksa sambil mengenggam tangan mungil itu.

"Kamu tuh Om nggak peka tau,Jeje itu kangen kamu,dan pasti keluarga kamu disana nanyain kamu,Mama Samita juga pasti bingung kan jawab apa,kamu nggak mikirin mereka?" kata Fey kesal dengan Aksa yang tampak santai menanggapinya.

"Persetan dengan keluarga sama omongan orang,aku cuma nggak mau kamu sendiri,kamu nggak ngerti juga?" kata Aksa sedikit menekan omongannya,Fey paham Aksa sedang dalam mode marahnya tapi ia mencoba tidak takut.

"Aku ngerti Sa,Aku paham ketakutan Kamu,tapi Kamu berlebihan sama Aku,dari awal Aku udah bilang,ada Bibi yang nemenin aku,sopir Mama juga di rumah masih ada yang jagain Aku disana,kenapa Kamu overprotective sama Aku,Kamu berlebihan" teriak Fey yang kali ini kesalnya tidak bisa dibendung lagi.kesalnya ada dilevel paling atas sekarang.

Wajah Aksa merah padam menahan marah karena teriakan Fey.
"Menurut kamu kenapa aku seposesif ini?" Aksa terkekeh dengan pertanyaannya sendiri,sedangkan Fey ia ketakutan tapi tidak menampilkan wajah ketakutannya.

Aksa menggenggam tangan itu erat membuat Fey mati matian untuk tidak berteriak karena sakit."karena kamu,aku seposesif ini," kata Aksa dengan keras,sedangkan gadis kecil itu hanya menunduk takut karena kemarahan sang kekasih.ralat bahkan tunangan kalo Fey lupa dengan status itu.

"kenapa diam haa? kamu pikir kenapa aku bisa terlalu overprotective sama kamu,alasannya cuma satu,aku cinta kamu" kata Aksa kemudian mencium bibir tipis yang sedari tadi hanya tertutup rapat karena ketakutannya.setelah beberapa saat mencium Fey dengan kasar Aksa melepas ciumannya.ia tertegun melihat Fey yang sudah memangis,ia sadar sudah menyakiti hati gadis itu.

Sepanjang jalan pun Fey hanya diam walaupun Aksa sudah berkali kali minta maaf.bahkan sesampainya di rumah Aksa gadis itu tampak tergesa memasuki kamar tamu bukan kamar Aksa yang selama ini ia tempati.

"Sayang" panggil Aksa untuk kesekian kalinya.semalaman Fey yang mengunci pintu membuat Aksa khawatir jika gadis itu melakukan hal hal yang membahayakan dirinya.

"Hey,ayo bangun sholat shubuh dulu" kali ini sambil menciumi arena wajah Fey,sampai turun ke bibir Aksa memperhatikan bibir tipis itu seksama.rasa sesal yang amat sangat cukup membuat Aksa frustasi.

"Apaan sih" gerutu Fey sambil mendorong wajah Aksa.bukannya marah Aksa manahan tangan itu untuk ia geggam.

"Ayo bangun,sholat dulu" kata Aksa lembut.tidak butuh waktu lama Fey bangun tapi enggan untuk menatap Aksa.selain matanya yang sudah bengkak juga ia tidak ingin Aksa tau kalau ia menangisinya.

"Hey" Aksa berusaha mengalihkan pandangan Fey untuk menatapnya tapi usaha itu gagal karena Fey yang menghindar.

"Yaudah sana,aku mau sholat dulu,keluar!!"

"Mentang mentang rumah sendiri masuk kamar nggak ketuk pintu" gerutu Fey yang walaupun pelan masih bisa didengar Aksa dan Pria itu hanya menggelengkan kepalanya.

Setelah Fey memasuki kamar mandi,Aksa bangkit untuk merapikan ranjang gadis itu.lalu ia pergi ke dapur untuk memasak sesuatu yang sangat Fey suka.

"Sayang,sini sarapan dulu" panggil Aksa ketika melihat Fey keluar dari kamar tamu.Fey diam tapi langkah kakinya menuntunnya untuk mendekati meja makan.

"Mau kemana,kok udah rapi?" tanya Aksa yang sedikit heran melihat Fey yang sudah siap dengan baju kaos lengan panjang warna putih,celana training warna hitam,kerudung khimar navy yang membungkus kepalanya tak lupa sepatu kets warna putih yang Aksa beli saat ulang tahun,tahun lalu.

"Jogging" jawab Fey singkat.

"Sayang,aku mau minta ma..." ucapan Aksa terpaksa terhenti ketika Fey memotongnya.

"Aku pergi dulu" Aksa menghela nafas pelan ketika Fey justru sudah menghilang dibalik pintu utama.

***

Dilain sisi "Ya ampun kamu udah repot banget sih sayang,sampe keringetan gitu jilbabnya basah ya" kata Samita begitu melihat Rahma yang sudah sibuk dengan spatula nya.Wahyuni yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

"Ma,aku udah biasa kok dirumah kayak gini" jawab Rahma dengan senyum manisnya membuat Samita tidak bisa untuk tidak kagum dengan wanita disampingnya itu.

"Cocok sama Aksa yang selalu bangun pagi,besok Mama nggak khawatir kalo Aksa dapet istri kamu,lha wong istrinya rajin gini"

"Jangan berlebihan toh mbak yu nanti si Rahma besar kepalanya" kata Wahyuni.

"Nggak papa,lha wong memang kenyataannya" jawab Samita santai.

"Besok ikut ke Jogja aja ya nduk,sekalian pengenalan sama Aksa besar,udah berapa tahun kalian nggak ketemu kan" Rahma tampak menoleh pada Wahyuni yang dibalas senyuman.

Samita yang tau Rahma bingung menjawabnya pun mencoba menegosiasi pada Wahyuni.
"Nggak papa to,Dek Yuni kalo Rahma ikut sama aku ke Jogja"

"Aku sih terserah Rahmanya aja Mbak,dia sibuk apa enggak"

"Tuh nduk,Mama mu sudah setuju,tinggal kamu nya aja"

"Liat nanti ya Ma,Rahma pikir pikir dulu"

Akhirnya Samita mengangguk,kemudian asik dengan Rahma dan Wahyuni di dapur sampai siang.

***

11/02/2018
Septi yulianingrum

Keep calm and stay with my story..thanks all,jangan bosen sama cerita aku...

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang