5

34.3K 1.6K 4
                                    

Hari sudah mulai petang.sedari tadi yang Aksa lalukan hanya mondar mandir berharap seseorang yang ia tunggu datang.sejak pagi tadi Fey pergi sampai sesore ini dia belum juga kembali,Aksa yang memang dasarnya posesif pun tingkat kekhawatirannya naik menjadi 10tingkat.

"Sit,kamu yakin Fey nggak ada pesan apa apa sama kamu?" sudah ke-4 kalinya Aksa bertanya pada Siti,asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya.dan jawabannya selalu sama "saya nggak tau tuan"

Aksa menghela nafas pelan.kemana gadisnya itu pergi.tidak pernah ia sampai pergi tidak ada kabar begini.'semarah itu kah sayang' batin Aksa bertanya.

Ponsel pintar milik Aksa yang berlogo apel digigit itu menjadi korban tangan Aksa yang sibuk meremas ponsel itu.kesal,marah tiba tiba bercampur menjadi satu.bayangkan seorang Aksara Nugraha yang sebelumnya adem ayem mengurusi Usaha yang sudah dibangun itu,direpotkan dengan tingkah slebor tunangan tersayangnya.ya bagaimana lagi kalau sudah cinta,apapun akan dilakukan.

Entah dapat wangsit darimana Aksa baru berpikir untuk menghubungi sahabat satu satunya Fey,Alan.memang kalau sedang panik apapun tidak terfikirkan.

Panggilan ke 2 Alan menjawabnya.

"Iya Bang,kenapa?" jawab Alan setelah mengucap salam

"Kamu tau dimana Fey? Fey ada hubungin kamu nggak,soalnya dari tadi Abang hubungin nggak aktif hp nya"

"Belum pulang?"

"Loh" tanya Aksa heran.

"Tadi pagi Fey minta temenin makan bubur di dekat sekolah Bang,pas mau aku anter dia minta pulang ke rumah,kirain udah pulang soalnya mau bilang Bang Aksa sendiri katanya" jelas Alan panjang lebar.

"Yaudah Abang cek ke rumah dulu,makasih ya"

"Kamu luar biasa Feydeira Rose Sadega" gumam Aksa sebelum mengambil kunci mobil di kamarnya lalu bergegas mencari Fey.

Rumah Aksa dan Rumah Fey memang cukup jauh.rumah Aksa yang terletak di daerah Ambarketawang,Jogjakarta dan rumah Fey yang berada di perumahan dekat dengan Jogja City Mall membuat Aksa tidak sabar menuju rumah gadisnya.untuk kesekian kali nya Fey membuat jantung Aksa rasanya ingin lepas.

15 menit setelah sampai Aksa menemukan Sri,Art yang sudah bertahun tahun bekerja untuk keluarga Sadega itu sedang menutup gerbang.

"Loh Mas Aksa toh?" sapa Wanita paruh baya yang sudah Aksa anggap sebagai ibunya itu.

"Bi,Fey di dalem nggak,aku cariin dia dari tadi nggak ketemu juga"

"Ada kok,masuk aja tadi habis mandi katanya mau nonton Tv di dalem,kirain Bibi udah pamit Mas"

"Udah pamit Bi,tapi nggak bilang kalau mau kesini,yaudah Aksa masuk ya" tanpa menunggu jawaban Sri,Aksa bergegas masuk ke rumah keluarga Sadega itu.

Aksa bernafas lega ketika melihat Fey yang tampak adem ayem duduk di depan Tv ditemani beberapa buku pelajaran dan sebuah laptop miliknya.

Aksa mulai berjalan mendekati gadisnya.ia tersenyum melihat Fey yang memejamkan matanya pertanda jika gadis itu tidur.kepalanya bersandar pada kepala sofa membuat Aksa gatal untuk memindahkan nya 'pasti nggak nyaman' pikirnya.

Setelah duduk memangku kepala Fey,Aksa mengelus rambut hitam  sebahunya.tidurnya damai dan Aksa suka itu.berjam jam pun ia tidak akan bosan jika hanya melihat Fey tidur.

"Mas Aksa mau dibuatin minum apa Le?" tanya Sri yang sudah masuk rumah.

Aksa menoleh "Sebenernya aku nggak begitu haus,cuma terserah Bibi aja mau buatin apa" Sri mengangguk kemudian pergi meninggalkan Aksa.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang