Suara detak jantung itu kian melemah, Safina mengguncang bahu Rega semakin kuat, air mata semakin deras menetes di pipinya yang kini tampak memerah,
"Rega gue janji setelah ini gak akan bikin lo sebel, gue janji gak akan jailin lagi, gue janji asal lo bangun, gue sayang lo rega!" Suara Safina terdengar sangat parau,
Wajah Safina memucat, tangannya mendingin tatkala bunyi electrochardiography terdengar berbunyi panjang dan nyaring, menandakan detak jantung Rega berhenti,
Safina membungkam mulutnya, suara itu semakin terdengar nyaring, semakin menusuk telinganya, kemudian ia tersentak, dahinya yang berkeringat terpantok meja di dapur, ia terbangun dari tidurnya, dan menyadari suara melengking itu berasal dari teko berisi air yang mendadakan air itu sudah mendidih.
Safina menghela napas, mengaturnya senormal mungkin, selelah itukah ia sampai-sampai ia tertidur di dapur karena menunggu air mendidih, persetan dengan mimpinya, ia sangat ketakutan, ia mencoba memulihkan kesadarannya, dan melihat jam dinding yang terletak di atas sebuah nakas,
"Setengah tujuh? Mati! gue telat!"
Ia bergegas menuju kamarnya, promnight di sekolah berlangsung 30 menit yang lalu, Safina memakai dress berwarna putih yang telah ia siapkan sebelumnya, terlihat cantik dan sangat cocok.
Tepat pukul tujuh malam ia sampai, ketiga sahabatnya sudah menunggunya di gerbang sekolah,
"Kemana aja lo?" tanya Rena seraya menoyor kepala Fina,
"Abis mimpi, buruk banget gila!" Safina kemudian menatap Rega yang kini dibalut jas berwarna hitam dengan polet dan kerah putih,
Syukur deh dia masih hidup, ganteng lagi' Batin Fina cengengesan,
"Lo cantik Fin," Evan memujinya yang hanya mendapat senyuman dari Fina,
Lo gak bakal bilang gue cantik Ga?
"Ngelamun aja lo, udah sini duduk," Rena menepuk bangku yang akan di duduki Safina, pandangannya tak lepas dari Rega, dua detik kemudian Rega menatapnya, dan Safina langung mengalihkan pandangannya.
Lo cantik setiap hari, dan malem ini lo lebih cantik dari biasanya Sa, 'batin Rega.
"Oke kali ini gue persembahin, band kesayangan sekolah ini, The quicker!!!" seru pembawa acara yang memakai dasi kupu-kupu berwarna merah itu,
Tepuk tangan gemuruh mengisi ruangan serba putih ini,
"Gue persembahin lagu ini buat kalian semua, yang tau lagunya bisa ikut nyanyi, secret love song, kita nyanyi bareng-bareng"
Suara piano terdengar di awal penampilan,disusul suara merdu dari sang vokalis.
When you hold me in the street
And you kiss me on the dance floor
I wish that it could be like that
Why can't it be like that?
Cause I'm yours..
Safina menarik nafas berat, ia tersindir dengan lagu ini, tanpa mereka semua sadari, Rega pun merasakan hal yang sama.
Gue tau gue gak akan bisa jadi milik lo untuk sekarang ini Ga, meski gue tau hati lo buat gue.
We keep behind closed doors
Every time I see you, I die a little more
Mungkin emang gak sekarang Sa, tapi mungkin suatu saat nanti, gue bisa milikin lo sepenuhnya tanpa melukai hati orang lain. Biarkan saat ini semuanya bungkam, cukup gue sama lo yang tau.
Rega bangkit dari duduknya, meminta izin kepada teman-temannya untuk pergi ke tolilet, tak lama ponsel Safina bergetar, sebuah pop up chat tertera di layar membuat matanya membulat,
Rega: Temui gue di rooftop lima menit lagi.
Safina menunggu setiap detik berlalu, tak sabar apa yang akan terjadi selanjutnya, kakinya tidak bisa diam, ia terus menerus melihat jam tangan di tangan kirinya.
Lima menit!
Ia bangkit, langsung menuju rooftop, mengabaikan teriakan Rena dan Evan yang memanggilnya.
Di rooftop, Rega berdiri dan tersenyum ke arahnya,
Tung please jangan deg-degan kaya gini tung' batin Safina pada jantungnya yang semakin berdetak kencang.
"Kenapa?" tanya Safina mulai penasaran, ia berharap Rega memintanya menjadi pacar secara diam-diam atau langsung mengajaknya kawin lari itu tak masalah, dengan cepat ia akan menjawab iya.
"Gue suka sama lo, tapi gue gak bisa jadi milik lo buat sekarang, lo tau alesannya." ucap Rega datar,
"Well, gue benci situasi kaya gini, seolah-olah gak pernah ada rasa antara kita, gue tau gue kadang-kadang bego, tapi gue juga punya perasaan dan sekarang gue berada di titik jengah gue Ga!" suara Safina sedikit bergetar,
"Mau sampe kapan bohongin diri sendiri? Mau sampe kapan kita saling nyakitin diri kita buat jaga perasaan orang lain?" Lanjut Safina, matanya kini berkaca-kaca.
"Gue tau, gue juga rasain hal yang sama Sa, tapi kita gak bisa egois, apa lo mau bahagia disaat hati sahabat lo sendiri terluka? Gue yakin lo gak sejahat itu Sa,"
"Sorry Ga, gue gak bisa bertahan lebih lama lagi dengan situasi kaya gini, gue cukup frustasi ngehadapin ini semua, gue ingin berhenti Ga, biarin gue jadi selayaknya cewek yang lo anggap idiot sebagaimana lo kenal gue sebelumnya, Kita bisa sama-sama bangkit, kalo lo emang tercipta buat gue, segimanapun berusahanya lo buat jauh dari gue, lo pasti balik lagi ke gue kan?"
Rega menghela napasnya berat, ia tidak mau kehilangan Safina, namun terkadang takdir memang melucukan hidup seseorang.
"Dan gue bakalan buktiin ke lo Sa, kalau gue emang tercipta buat lo," Rega menatap mata Safina dalam,
"Udah ah berasa di drama-drama korea gue," ucap Safina terkekeh.
Rega menggelengkan kepalanya,
"Tetep jadi sahabat bego gue ya Sa? Lupain dulu aja perasaan kita, semuanya butuh waktu buat bahagia," Rega mengapit leher gadis itu,
"Selama lo ganteng, gue mau," Safina lagi-lagi terkekeh palsu, hatinya justru teriris.
Maafkan aku yang masih menyimpan ukiran namamu di setiap detak jantung Ku.
Maafkan aku yang tidak bisa menghilangkan rasa ini sedikitpun.
Biarkan aku mengagumi mu dalam senyap
Mencintaimu dalam keheningan
Dan menyayangi mu dengan segala hormat
Dan apa mungkin ini perasaan yang sama?
Perasaan yang telah membuat sangat banyak goresan luka.
Apa mungkin perasaan itu muncul kembali?
Ya kembali, kembali jatuh untuk kesekian kalinya
Apa mungkin perasaan ini akan terus tumbuh menjadi akhir yang bahagia?
Atau justru hanya akan menjadi kiasan "rasa yang pernah ada"?
Mereka saling berdekatan, namun sebuah tembok besar seakan menghalangi, mereka sama-sama menatap langit malam, namun pikiran mereka melayang jauh entah kemana. Hanya sebuah takdir yang mereka tunggu, dan tentu saja berharap mereka akan menemui sebuah akhir bahagia, bersama, selamanya. Namun mungkin itupun hanya akan menjadi sekedar harapan, yang terkadang sangat berbanding terbalik dengan kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAPRAVO
Fiksi RemajaCerita rumit dan sulit ala anak SMA. terdiri dari 4 orang remaja beranjak dewasa yang sedang tejangkit virus asmara. ini kisah Safira, Rega, Evan dan Rena. cerita cinta dan persahabatan. pengorbanan, kesakitan dan segalanya bercampur. Tapi, ketika...