cium tidak ya?

331 4 0
                                    

“Aku ingin memelukmu di penghujung malam, dan berkata kepada rembulan bahwa aku ingin memilikimu selamanya.”



Sore ini hujan turun dengan deras nya, bell sekolah sudah berbunyi dari satu jam yang lalu tetapi sekolah masih ramai di penuhi anak-anak yang menunggu hujan reda dan menunggu jemputan nya datang.

"chyn, hari ini tes kesehatan akmil kan ya?" tanya wicha kepada chyntia yang duduk di meja guru sembari memainkan handphone nya "hmm iya cha, doain dia lulus yaa, sumpah cha gue yang deg degan hahaha" chyntia tertawa, semenjak pagi RIan tidak ada memberi kabar sehingga ia merasa khawatir, tetapi ia yakin bahwa lelakinya itu pasti akan lulus.

Sudah jam setengah 6, hujan sudah mereda dan sekolah tidak seramai tadi, di kelas chyntia hanya tinggal 3 orang saja "anjirr, lamaa bangett, bisa-bisa lumutan dah gue" ucap chyntia saking badmood nya karena tak kunjung di jemput "sabar chyn, kan masih ada gue" ucap dinda teman sebangku chyntia "tetepp aja dindaa, gue laper tau ga" chyntia kembali mencoba menelfon ayahnya tetapi tidak di jawab dan tak lama kemudian ada panggilan masuk, chyntia kira itu dari ayahnya ternyata bukan.

"halo, sore sayang" ucap chyntia dengan semangat "ayo pulang" ucapan rian membuat chyntia bingung "ha? Adek belum di jemput" "makanyaa keluar gerbang cinta, kakak udah di depan, kakak yang jemput" ucap rian, chyntia tersenyum lebarr "oke oke waittt, adek langsung keluar nih" chyntia bergegas keluar kelas sambil pamit kepada kedua temannya, ia berlari kecil kearah gerbang karena hari masih gerimis, di depan gerbang sudah terparkir mobil putih yang akhir-akhir ini sering ia tumpangi.

"kok kakak yang jemput?" tanya chyntia saat ia telah duduk di bangku sebelah supir "firasat kakak bilang kalau bidadari kakak belum pulang hahaha" chyntia yang mendengar nya hanya tersenyum malu-malu "gimana tadii??" tanya chyntia exited "yaa gitu deh, alhamdulillah lancar" ucap rian sambil mulai melajukan mobil nya.

Di perjalanan chyntia masih sama seperti biasa 'bawel' ia bertanya ini itu tentang tes yang di ikuti rian tadi, chyntia sangat berharap rian bisa lulus karena ia tau perjuangan rian tidaklah main-main, walaupun nakal rian tetap lah laki-laki yang mementingkan masa depannya.

Tiba-tiba rian memberhentikan mobilnya tanpa chyntia sadari "dek" rian memanggil chyntia yang tengah sibuk memperhatikan layar ponselnya "iya apa?" tanya chyntia dan dua detik kemudian 'cup' bibir rian telah menempel di bibir chyntia, chyntia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, rian sangat berani, ini adalah ciuman pertamanya, yang ia jaga hanya untuk suami nya kelak, bukan seperti ini. Tetapi chyntia tetap diam membiarkan nafas rian berhembus di wajahnya, ia tetap diam membiarkan sentuhan ini berlangsung, dan chyntia cukup menikmati debaran jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya, sensasi yang luar biasa.

Setelah hampir satu menit diam saja, akhirnya rian menjauhkan wajahnya dari wajah chyntia dan rian langsung memalingkan wajahnya kearah luar, ia malu dan takut chyntia akan marah besar kepadanya "hahaha, ih kok ga ngomong apa-apa?" tanya chyntia sambil tertawa melihat ekspresi rian "kamu ga mau marah?" tanya rian sambil menatap mata chyntia "tadinya sih mau marah, tapi buat apa coba? Udah terjadi juga hahaha" di luar ekspektasi rian, untuk mencium bibir chyntia barusan ia telah berpikir ribuan kali, ia takut chyntia marah besar, ia takut chyntia akan menangis karena ia merebut ciuman pertama chyntia "i-iya sih, maaf ya dek kakak tiba-tiba kaya gitu" ucap rian tulus "iyaa gapapa kok" ucap chyntia sambil menggenggam tangan rian "kakak mau ngomong serius" ucap rian kepada chyntia "hmm yaudah ngomong aja, adek siap dengerin" chyntia telah memasang kuping nya tajam-tajam "gini dek, kalau nanti kakak pendidikan, kita bakal LDR dan tiga bulan pertama kakak bener-bener ga bakalan megang handphone. Kakak mau minta tolong ke kamu, jangan tinggalin kakak ya" ucap rian membuat chyntia tersenyum "heh, kalau kakak sibuk karena hal yang kaya gituu adek mah ga bakal ninggalin kakak, kecuali kalau kakak sibuk sama yang lainn, baru tuh langsung adek tinggalin" ucapan chyntia ia tutup dengan mencium bibir rian sekilas tampak jelas wajah bahagia tercetak di wajah chyntia dan rian.

"aku bahagia kau tetap bersamaku, walaupun kau tau aku sebenarnya tak pantas untuk mu, kau langit yang agung sedangkan aku? Aku hanya satu di antara ribuan kerikil di bumi"
-chyntia

Sesampainya di rumah chyntia, rian tak turun dari mobil di karenakan hari sudah hendak malam, chyntia masuk kerumah tak lupa melambaikan tangan kearah rian.

Rumah dalam keadaan kosong, tidak ada satu manusiapun di dalam rumah itu kecuali chyntia, chyntia jadi bertanya-tanya ada apa? Mengapa tidak ada orang? Jika mereka semua pergi kenapa tak mengabari dulu? Chyntia mencoba melelpon ibu atau ayahnya tapi tidak ada yang menjawab.

Hari sudah menujukkan pukul 10 malam, orang tua chyntia belum juga pulang begitupun dengan abangnya, ia hanya di temani handphone dan rian yang sedari tadi melepon nya, jujur rian khawatir tapi tidak mungkin ia pergi kerumah chyntia dan menemani chyntia, apa kata tetangga nanti bisa-bisa mereka dikira mesum oleh tetangga kan tidak lucu jika ia dan chyntia di paksa nikah, ia masih ingin melanjutkan pendidikannya begitu pula dengan chyntia.

Tak lama kemudian terdengar suara motor, chyntia tau itu suara motor abangnya, ia langsung membuka pintu "bang ibu mana?" tanya chyntia langsung kepada abangnya "lah kamu gatau? Maaf ya abang pulang telat tadi abang ada rapat sama anak prodi" ucap abang nya sambil melepaskan kaos kaki bau nya itu "gatau, emang ibu kemana?" tanya chyntia lagi "ibu sama ayah pergi, pulang dua hari lagi, tadi siapa yang jemput kamu?" sebenarnya rizky tak suka jika adiknya mulai berpacar-pacaran "pulang sama temen" chyntia berbohong dan langsung meninggalkan abangnya.








#tbc

"kalau kamu itu langit, kira-kira bisa tidak aku jadi bintang?"


Hbd for you ma boyss
I love you so muchh💕

my Lebanon BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang