3

15 1 0
                                    

Karena derai hujan yang dikirim pencipta adalah anugrah, jadi jangan anggap air mata adalah ketidakadilan hidup.

.
.
.
.

Hari yang kurang mendukung untuk ke sekolah hari ini. Langit nampaknya sedang resah. Ada yang pertanyaan yang muncul dikepalaku, "apakah langit sedang melihat seseorang yang sedang bersusah hati?" Sepertinya begitu. Akupun hari ini merasa demikian. Tapi, aku sudah tekadkan pada diriku bahwa aku kuat menghadapi semuanya.

Aku selalu menganggap ketika hujan akan datang, bahkan sekarang telah datang selalu membawa senyuman. Mengapa demikian? karena dia mampu menutupi luka dan kesedihan yang diamali. Dia mampu menyemangati hati yang pilu.

Tapi, mengapa terkadang ada yang menyalahkan hujan? Menyamai hujan dengan sumber air mata? Apakah tak bisa kalian hilangkan pikiran itu? Biar ku beritahu, Hujan adalah anugrah dan jangan pernah samakan hujan dengan air mata. Jangan juga menganggap air mata sebuah ketidakadilan karena air mata itu adalah sebuah pengujian diri dari pencipta untuk mengetahui makhluknya. Dari sana akan dikirimkan banyak sekali kenikmataan yang diberikan. Jadi, percayalah bahwa setiap air mata dan hujan hadir bersyukurlah, karena kau yang mengalami itu adalah orang pilihan.

Aku telah tiba di sekolahku. Sekolah yang bisa dikatakan sebagai sekolah yang memegang banyak prestasi. Bukannya sombong sih hanya, ingin memberi tahu saja. Aku berjalan menyusuri koridor dan menaiki tangga untuk menuju kelasku yang berada di lantai dua. Kelas yang nyaman dan bisa cuci mata. Itu sih pendapat teman-temanku. Katanya "lumayan bisa liat cogan dari jarak jauh dan gak ketahuan, puaslah mata memandang".

"Selamat pagi semuanya" itulah yang kuucapkan pertama kali ketika memasuki kelas. Akupun tak lupa untuk tersenyum manis. Teman sekelas yang telah datang hanya membalas dengan senyum masam. Aku tak mempedulikan itu karena aku berpikir bahwa hidup itu bukan untuk mencari orang yang menyukaiku, hidup itu untuk membangun pondasi diri teguh menghadapi setiap masalah yang datang.

Saat telah sampai di kursiku kududukkan bokongku di kursiku. Serasa mendapatkan sedikit kenyamanan. Aku menyiapkan segala perlengkapan untuk memulai pelajaran jam pertama. Tak beberapa lama guru datang.
"Assalamu'alaikum semua" dan dijawab serentak semua. "Oke, hari ini kita akan bahas mengenai Integrasi Nasional" lanjutnya menuju materi untuk hari ini.

kring kring

"huff, akhirnya" gumamku. Setelah bel berbunyi aku diajak Zaza, teman dekatku untuk ke kantin. Biasalah untuk membeli makanan pengganjal.
"Din, mau beli paan?" tanya Zaza sambil membuka lemari es yang berisi aneka minuman. "Air putih biasa aja terus pengen makan donat" jawabku dengan cengegesan khasku. "Ohok, entar kamu ngambilin airnya. Sekalian kamu ngambilin aku popmie yah" "Iya".

"Nih, minumnya" duduknya sambil meletakkan minuman yang tadi. "eh, iya. Pesanan kamu masih disitu ntar dibawa kesini kata pak Ben". Tapi, saat aku minum tak sengaja aku melihat seseorang yang berjalan kearahku. Orang tersebut adalah..........

Walking To The FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang