4

11 1 0
                                    

Typo everywere, so i say sorry to that.

.
.
.
.
.
.
.

Jadi orang tersebut adalah...... Yusuf cuyyy. Serius aku hampir aja kesedak karena dia duduk di depanku.  Bayangin nih, kalian lagi minum terus mantan tiba-tiba datang dengan senyum. Astagfirullah. Ini nih yang kadang buat benteng yang udah dibangun kokoh hancur lebur hanya sebuah little thing dari mantan cuy. Assiikkk. Bahasaku kek apa banget deh. Tapi, aku serius... seribu rius malahan dia ngeliatin aku makan lagi. Aku tuh pengen teriak kalo aku tuh malu dan risih.

Perjuanganku tadi buat makan lumayanlah. Aku berusah buat balik ke kelas namun saat aku udah depan pintu kantin, aku dihadang sama Yusuf. Kalo aku deskripsiin tuh yah, aku ke kanan dia ikut ke kanan, aku ke kiri ikut ke kiri. Aku berhenti di tengah-tengah dia juga seperti itu.
Apa yang aku lakuin? Cuman ngelus dada terus istigfar. Finally, yaudah aku pasrah aja karena kalaupun aku ngelawan tetep ajakan?

Tiba di kelas, aku masih mikirin yang tadi tuh. "Asslamu'alaikum" dan jeng jeng, itu suara guru prakarya yang super sinis banget. Kalo dia ngomong nih yah, kayak orang yang pengen nusuk gitu. Tatapannya pun gak kalah tajam dengan pisau cuyy.

kring kring

Yeayyy, akhirnya bel pulang dah tiba. Ini nih bunyi yang seperti sebuah pertanda kemenangan bagi pelajar.
"Za, pulangnya sama siapa?" tanyaku kepada Zaza yang berjalan menuruni tangga. "Pulang Sendiri, kenapa?" Jawabnya dengan berbalik kepadaku.
"Bareng aja biar aku anter sampe lampu merah " Tawarku, ya karena aku berpikir tuh kan daripada jalan, meskipun gak jauh tapikan lebih baik gitu bareng aja.

Pas kita dijalan aku coba mecah keheningan. "Za, kenapa kamu keliatannya gak semangat gitu sih?"
"Gpp kok, cuman lelah aja mungkin"
aku mengernyitkan dahi sambil lihatin Zaza dari kaca spion "Lah, lelah kenapa coba? cerita gih, mungkin aja setelah kamu cerita bisa buat kamu merasa lebih baik"
Akhirnya dia cerita "Aku tuh dah capek suka sama kakel (baca : kakak kelas) yang itu Din. Aku kayaknya mau mundur aja deh, lelah juga menyukai dalam diam"

"Za, bukannya aku mau menggurui kamu. I just wanna tell you, kalo kamu emang suka ya dekati penciptanya dulu. Cara kamu untuk mememdam itu cara terbaik, but you must know Za, perasaan yang kamu punya gak boleh lebih besar dari pada sang pencipta. Aku udah alamin kek gitu Za. I won't you fall to thing about like that. Hal kayak gitu buat kamu sakit Za, kebuktikan kamu udah lelah. It's mean Allah cemburu Za. Sama kayak aku ngalamin patah hati, mungkin aku terlalu sibuk sama hatiku untuk dunia tapi, aku lupa kewajiban aku sebagai makhluk yang juga ciptaan. Kita itu hidup untuk taat tapi, aku udah lalai sama kewajiban. Gini deh Za, you must thinking if you leave something for God, so God will be send well for you." Zaza balas ocehanku dengan cengir terus bicara "Thanks ya Din, kamu udah ngasih aku pencerahan."

"Haha, apaan matahari kali ah ada cerahnya. Sans aja, selagi aku bisa ngebantu kamu kenapa engga? Aku tuh gak anggap kamu just friend Za, Lebih dari kata itu. Kamu itu my sister, kamu bagian dari my family yang aku punya."

***
Author note's:
Don't forget to vote and Comment guys, because if you vote and comment i'm feel very happy.
Love you guys😍

See you next chapter.

Walking To The FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang