6- Penghianat

37 8 0
                                    

BAGIAN ENAM~

Greydira Mayunda salah satu murid baru di Sma Garuda kini dijadikan bahan ocehan para siswi rempong yang suka ngomongin orang dibelakang.

hanya karena membolos pelajaran bersama seorang Margantara Gradista yang dikenal dengan cogan sekolah yang sering bertingkah seenaknya saja. kini nama Grey menggema kemana mana dari kelas 10,11 maupun 12. sudah tak bisa dibayangkan sebagaimana seterkenalnya Marga dan sebanyak apa fans maupun hatersnya.

❤❤❤

Grey mendengus sebal sambil sesekali melirik ke  arah kanan dan ke kiri untuk memastikan bahwa benar-benar tidak ada guru bk yang sedang mengawasinya.

Grey terduduk lemas tangan nya yang sedari tadi bertopang diatas kepala kini akhirnya ia turunkan, hukuman yang diberikan Guru bk tersebut ialah hormat terhadap tiang bendera sampai bel istirahat berbunyi. sedari tadi guru bk selalu memantaunya sampai akhirnya mungkin dia bosan dan Grey ditinggal sendiri ditengah lapangan dengan keadaan keringat yang mengucur sampai membasahi seragamnya.

Grey dengan santai duduk di depan tiang bendera sambil berceloteh didalam hati, merutuki akan kebenciannya kepada Marga karena Marga tidak masuk sekolah.

Grey memikirkan bahwa Marga akan mengerjainya sehingga sampai dihukum sendirian. tanpa sadar Raga datang dengan membawa sebotol minuman kemudian ia serahkan didepan wajah Grey yang terlihat letih. sangat letih.

"nih minum'' ucap Raga sembari menyodorkan minuman

"thanks ga, lo tau aja gue haus''
*lebih tepatnya haus akan kasih sayang wkakakak

Grey menegak minuman yang diberi Raga dengan rakus, kemudian matanya beralih melihat Raga yang kini duduk di sampingnya.

"btw lo bolos ya? ini kan jam pelajalan nya Ibu Lini''
ucapan Grey dihiraukan oleh Raga, dan kini Raga malah menatap matanya tajam seolah ingin mengungkapkan sesuatu namun tertahan. Grey jelas bingung dengan sikap Raga yang tiba tiba seperti ini, bukan sesuatu hal yang mudah untuk mendiamkan cowo sejenis Raga. dan sekarang sungguh keajaiban dimulai.

"GUE SAYANG SAMA LO"

ucapan Raga membuat Grey tertegun matanya terbelakak, seolah-olah tidak percaya apa yang diucapkan oleh Raga tadi, Grey baru saja ingin bertanya kepada Raga tentang ucapan nya tadi namun,

"GREYDIRA MAYUNDA KENAPA KAMU MALAH DUDUK SANTAI! CEPAT BERDIRI, HORMAT KEPADA TIANG BENDERA!''

teriakan guru bk membuat Grey mendengus kesal sangat sangat kesal dan mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Raga. mau tidak mau Grey bangkit dan melanjutkan hukuman nya kembali.

"ternyata ada kamu juga Raga. KAMU BOLOS YA?'' ucap guru bk sembari memicingkan mata.

"anuu ngga kok pak anu tadi saya izin ke toilet hehe" Ucapan yang dilontarkan Raga sangat terlihat sekali kebohongan besarnya sampai- sampai Grey tertawa kecil mendengar penuturan ucapan Raga.

"memang saya anak kecil yang bisa kamu bohongi? sudah sekarang kamu hormat disamping Grey"
Raga melangkah mendekati Grey, dan memilih disamping kanan Grey. namun Raga sama sekali tidak melirik Grey sekilaspun.

keduanya terdiam dalam suatu keheningan. keduanya tak ada yang berbicara bahkan rasa mengeluh pun tak ada yang dilontarkan padahal cahaya matahari sangat menyengat.

alah palingan si Raga becanda pikir Grey dengan ucapan Raga yang membuatnya kepikiran

❤❤❤

Marga mengerjapkan matanya dengan pelan-pelan, secara perlahan matanya terbuka dan mendapati sosok bundanya yang sedang tertidur dengan posisi kepala berada di ranjang sedangkan tubuhnya duduk di kursi penunggu yang biasa terletak di samping ranjang itu.

Marga mengelus puncak kepala bundanya, namun bundanya sangat damai tertidur terlihat jelas elusan Marga sama sekali tak membangunkan nya. mungkin bundanya terlalu lelah sebab semalam ia harus menjaga Marga yang membutuhkan pertolongannya.

Kejadian semalam~
Marga mengerang, gertakan gigi semakin terdengar, tangan nya kini meremas selimut yang menutupi tubuhnya, bahkan keringat sudah bercucuran menjalar ke seluruh tubuh.

Marga sangat terlihat kesakitan sambil sesekali memuntahkan sesuatu yang berupa cairan, Bundanya khawatir dengan keadaan putranya yang tiba tiba kesakitan seperti ini. sampai akhirnya Dokter menyuntikan obat bius kepada Marga, dan Marga pun seketika melemas dan akhirnya tertidur.

yang Marga ingat, semalam Marga merasakan perutnya menggeliat geliat,kepalanya terasa sangat pening,bahkan Marga sempat ingin pasrah karena tak kuat merasakan rasa sakit yang menyerangnya tiba tiba.

seolah-olah Marga mengingat akan sesuatu, ya. ia tak masuk sekolah dan meninggalkan Grey dihukum sendirian. Marga meringis sendiri membayangkan seorang anak yang masih bisa dibilang anak baru disekolahnya kini sedang mengalami hukuman dari guru bk yang ganas macam singa kehilangan daging.

dalam benak Marga, ia sangat merasa bersalah terhadap Grey. sampai pada akhirnya Marga bertekad pergi menuju sekolah seorang diri. dia melepas selang infus yang tertempel ditangan mulusnya dan sedetik kemudian, darah segar mengalir begitu saja.
Marga ingin memekik kesakitan namun ia sadar di kamar ini ada bundanya dan ia tidak boleh membangunkannya karena jika bangun.. pupus harapan Marga untuk pergi kesekolah.

Marga melirik sebuah jaket yang disampirkan dibangku yang bunda tepati, dengan cepat kilat sambil menahan napas berhati hati agar bundanya tidak terjaga dalam kelarutan tidurnya sampai akhirnya Marga berhasil merampas Jaket tersebut dan mengenakannya.

Marga menghentikan taksi, seketika itu juga Marga mengingat bahwa darahnya masih terus mengalir bekas copotan infus tadi. Marga melirik sekitar dan menemukan kain putih yang tersungkur ditanah, agak sedikit kotor. namun bisa untuk menahan darah agar tidak keluar lagi.

❤❤❤

Grey dan Raga masih setia bersama ditengah lapangan dengan teriknya cahaya matahari yang sangat panas. sepanas hati Grey ketika mengingat Marga tak sekolah hari ini.

''gue bilang juga apa! Marga brengsek Grey! dia ga bakal dateng saat lo butuh bantuan! dia kan penghinat''
Ucapan Raga sama sekali tak membuat Grey lebih tenang menjalan hukuman ini, malah Raga memperburuk mood grey yang sudah hancur menjadi lebih ancur.

''kalo Malga penghianat, lo apa ga? lo lebih penghianat dali seolang Malga. lo yang sok baik didepan Malga dan dibelakang Malga malah mencaci maki. kurang puas apalu nyaci maki dia?''
Grey meluapkan ucapan  yang akhir akhir ini sering ia pikirkan, habisnya Grey bingung dengan seorang Raga. mengapa jika dibelakang Marga, Raga selalu menjelek jelekannya.

"APA ALASAN LU BUAT MENJELEK JELEKAN MALGA DIBELAKANGNYA, SEAKAN AKAN LO SANGAT BENCI KEPADA MALGA?" pertanyaan yang sudah ia ingin ucapankan dari kemaren lusa akhirnya tersampaikan. namun orang yang ia tanyakan hanya mendengus kesal sambil menghembuskan nafas perlahan. terlihat jelas mukanya merah padam tersulut jiwa emosi yang begitu tinggi.

Halah iyakan benar saja ucapan jika Raga menyayanginya itu bulshit! baru beberapa menit saja mulut Raga sudah tak bisa dijaga. memang penghianat! Mungkin hanya kalimat tersebut yang menggambarkan isi pikiran Grey

"GUE BENCI MARGA! DARI DULU MARGA SELALU NGEREBUT KEBAHAGIAAN GUE! DIA SELALU NGEREBUT ORANG YANG GUE SAYANG! DIA SELALU MENDAPATKAN SEGALANYA GREYDIRA MAYUNDA! MARGA BANGSAT EMANG!"
ucapan Raga membuat Grey diam, Grey bingung harus menjawab apa boro boro ingin menjawab menatap Raga saja Grey tidak kuat. ketakutan menyelinap dibenak Grey, ketika melihat Raga murka.

"gue sebangsat itukah dimata elo brother?" kalimat itu dilontarkan dengan santai oleh seseorang dengan suara yang terdengar sedikit serak , mata elangnya menatap Raga tajam sangat tajam. dia  ialah Margantara Gradista.

-Halooooo. maafkan jika ada typo ataupun terlalu pendek. wajar otaknya belum encer masih beku kea ice cream corneto. btw cover agak berbeda wkwk pingin ganti aja. Makasi::) Makasi::) gw eh sy bilang makasi😑 jawab dong😈😈

MG & GMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang