3.i can do it

24 5 0
                                    

Arvan, Arka, dan Ari berjalan santai dikoridor lantai satu menuju kantin.

Sebenarnya jam istirahat masih setengah jam lagi,tapi karena guru yang mengajar dikelas mereka ada urusan mendadak,sehingga beliau harus mengakhiri pelajaran.
Dan disinilah mereka, dikantin.
Mereka duduk dikursi pojok tempat tongkorongan mereka. Arvan tersenyum kecil saat membaca balasan chat dari Citra.

Sebelumnya Arvan tidak ingin keluar kelas, ia ingin menghabiskan waktunya dengan Citra dikelas mereka tapi karena paksaan trman temannya Arvanpun ikut. Dan Kebetulan Arvan dan Citra sekelas sejak kelas 10. Dan Citra juga selalu duduk dikursi depannya.
Dan saat itulah Arvan mulai mendekati Citra. Pernah Arvan menembak citra namun gadis itu menolaknya secara halus walaupun sudah 2 kali Arvan lakukan.pertama waktu mereka kelas sebelas dan yang kedua seminggu yang lalu.

Arka dan Ari melahap bakso yang baru mereka pesan,namun ditengah kunyahannya, Arka merasa ingin buang air kecil.
Arka bangkit dan menatap temannya satu satu, "gue ketoilet dulu" pamit Arka,ia melangkah cepat keluar kantin.

Arvan dan Ari saling padang " dia mau kemana?" Tanya Arvan.
Ari mengangkat bahunya acuh tak acuh " mungkin kebelet "singkat Ari. Arvan hanya mengangguk paham.

***

Aduh!!!
Arka mengaduh tertahan saat sebuah bola melayang dan menipuk punggungnya, untung dia tidak kehilangan keseimbangannya sehingga ia hanya sedikit terhuyung kedepan.

"Maaf! maaf! gue nggak sengaja "seorang gadis menghampiri Arka dan meminta maaf padanya.
Arka menoleh dan tersenyum tanda tidak apa apa,ia hendak mengambil bola yang menggeliding tak jauh dihadapannya, namun gadis itu juga ingin mengambilnya sehingga kepalanya dengan kepala Arka terbentur cukup kuat.
"Maaf! Maaf!" Ucap gadis itu lagi , ia berjongkok untuk mengambil topinya yang terjatuh akibat benturan tadi.

Arka terpaku melihat rambut hitam Arsa yang tergerai,tanpa ia sadari tangannya terangkat untuk menghentikan Arsa yang ingin memasangkan topinya kembali.
"Kenapa? " tanya Arsa bingung. " nggak usah dipasang lagi, lebih cantik gini " ucap Arka.
Arsa merasa wajahnya panas,ia mengulum senyumnya " lo bisa aja" sahut Arsa. Arka dan Arsa bangkit dan sama sama tersenyum.

"Gue Arka anak kelas 12 ipa3" ucap Arka sambil mengulurkan tangannya .
Arsa tersenyum dan menjabat tangan Arka, "gue Arsa anak kelas 11 ipa 2 dan gue udah tau kok!lo anak basket kan?" Terka arsa. Arka mengangguk mantap.

"Lain kali bisa dong ngajarin gue basket?"tanya Arsa penuh harap. Arka mengangkat alisnya sebelah,"tentu, kapan ?".

Mata Arsa bebinar senang,pasalnya nilainya selalu jebol dalam ekstrakurikuler yang satu ini. " secepatnya ,atau nanti sore aja,sepulang sekolah." Jawab Arsa antusias. Arka mengangguk.
"Gue kelapangan dulu ya,bye kak..."Arsa berlalu dari hadapan Arka, tapi laki laki itu masih saja tersenyum,entah apa?dan kenapa?

***

Arvan dan Ari menatap Arka bingung saat cowok itu nyengir nyengir tidak jelas. Arka duduk dikursinya kembali dengan senyuman yang belum lepas dari bibirnya .

"Napa lo?"tanya Ari. Arka menatap Ari," gue ketemu bidadari" jawab Arka semangat. Arvan tertarik dengan yang dibicarakan teman temannya,ia menyimpan ponselnya kedalam saku celana dan menatap Arka,ia cukup penasaran dengan 'bidadari' yang diucapkan Arka barusan. soalnya Arka kurang tertarik dengan yang namanya perempuan.
"Siapa?" Kali ini Arvan yang bertanya. Arka cengengesan, "namanya Arsa anak kelas 11 ipa2" jawab Arka.
Tubuh Arvan menegang,ia sangat mengenal nama itu. Mau lo apaan sih sa, deketin Arka?. Pikir Arvan.ia menggeram dalam hati.
"Oh" balas Arvan acuh.

Ari semakin penasaran sama yang namanya Arsa itu, " kenalin dong! gue jadi penasaran. Yang mana sih orangnya ?" Rengek Ari.
Arvan memutar bola matanya, kenapa teman temannya membahas orang dari masalalunya sih? Kan Arvan jadi eneg dengernya .

"Nanti pulang sekolah gue kenalin,dia minta diajarin basket "kata Arka. Arvan tersedak air yang diminumnya. Arka dan Ari menatap Arvan bingung, "napa lo?" Tanya Ari.
Arvan menggeleng cepat. "Lo mau gue kenalin dia juga?" Tanya Arka, mengalihkan prmbicaraan.
"Nggak,buang buang waktu aja!" Jawab Arvan ketus. Arka semakin curiga kepada Arvan,ia menatap Arvan lamat, mencari sesuatu dari raut wajah Arvan,namun setelah lama, ia tidak menemukan apapun.
Arka menghela nafas,dan melanjutkan makanannya yang sempat tertunda ,walaupun baksonya hampir dingin, sayang dong dibuang.

Ditempat lain,Ariel menatap Arsa penuh selidik.ia melihat Arsa mengobrol singkat dengan Arka,sang idolanya dari dulu." Lo kenal sama kak Arka?" Tanya Ariel.
Arsa menggeleng,ia mengambil seragam sekolahnya dari loker.
"Kok bisa ngobrol ?" Tanya Ariel lagi. "Gue baru kenalan " jawab Arsa singkat. Ariel mengerutkan dahinya, mencerna ucapan Arsa.
"Kapan kapan, kenalin dong "pinta Ariel memelas.
Arsa mengangguk dan berlalu meninggalkan Ariel yang sudah seperti orang gila karena teriak terik nggak jelas,saking girangnya.

Arsa menghela nafasnya,kepalanya kembali pusing mungkin karena terlalu capek, apa Arsa akan baik baik saja, jika menambah jadwalnya untuk latihan basket? Entahalah ! Tapi Arsa tidak mau terkekang karena penyakitnya. God! Help me!.

Dont Say You Hate Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang