Epilog

20.8K 1.3K 356
                                    

Chanyeol membereskan semua berkas pekerjaan yang baru saja ia selesaikan. Ia melirik kearah jarum jam, pukul 2 siang.

Perutnya mulai meraung-raung kelaparan, jam makan siang ia lewati dengan menyelesaikan pekerjaan. Ia tidak sempat makan siang.

Satu jam lagi ia harus menjemput Jasper di Taman Kanak-kanak.

Chanyeol memakai kembali jas kantor nya yang tadi ia sampirkan di bangku kerja. Setelah memakai jas dengan rapih. Ia berjalan keluar dari ruangannya.

***

"Antarkan aku ke Alamat ini." Chanyeol menyodorkan secarik kertas yang berisi alamat ke sopir pribadinya.

Sopir itu menurut, mobil yang di naiki Chanyeol perlahan meninggalkan Kantor menuju alamat yang berada di kertas.

Chanyeol mengeluarkan ponsel nya untuk menghubungi Guru di Taman Kanak-kanak Jasper, memberitahu kalau ia akan telat sedikit menjemput Jasper.

Selama di perjalanan, Chanyeol hanya menatap keluar jendela. Ia masih belum bisa menjalani hidup tanpanya.

Ini sudah bulan ketiga ia hidup tanpanya. Dan Itu membuat nya sangat kesepian. Beruntung masih ada Jasper, kesepian yang ia rasakan masih bisa terobati dengan Jasper.

Mobil yang membawa Chanyeol sekarang masuk ke dalam pekarangan rumah asrama yang besar.

Sopir memarkirkan mobil di dekat pintu masuk kedalam asrama itu, Chanyeol merapihkan kembali jas nya dan segera membuka pintu mobil untuk turun, "Tunggu di tempat parkir. Ini hanya sebentar." Ucap Chanyeol sebelum menutup pintu mobil.

Setelah turun, Chanyeol memasuki rumah asrama tersebut yang bertuliskan Asrama Rehabilitasi Jiwa

Asrama ini bisa dibilang seperti rumah sakit. Banyak orang yang berlalu lalang mengunjungi keluarga nya yang di rehab di asrama ini.

Chanyeol di sambut oleh resepsionis Asrama tersebut saat dia sudah masuk ke ruang utama disana, "Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Resepsionis itu sopan.

"Kamar atas nama Xi Luhan. Ada dimana?"

Resepsionis itu mengecek data sebentar, "Ada di ujung lorong nomor 102."

Chanyeol membawa kakinya menuju kamar 102. Tempat dimana Luhan berada.

Saat ia sudah sampai, Chanyeol membuka pintu kamar itu perlahan.

Sedikit demi sedikit ia melihat kedalam kamar dan disana, ia melihat Luhan sedang duduk termenung menghadap Jendela.

Chanyeol memasuki kamar itu perlahan dan berjalan mendekati Luhan.

Tatapan Luhan kosong, tatapan yang sulit di artikan. Ia hanya diam menatap jendela.

"Luhan?"Chanyeol memanggil nya pelan.

Setelah kejadian beberapa waktu lalu di rumah tua. Chanyeol hanya mendapat kabar kalau Luhan di masukan ke dalam rumah sakit jiwa oleh Suho. Namun, setelah mendapatkan kabar itu, Chanyeol sama sekali belum menjenguk Luhan.

Chanyeol semakin mendekati Luhan dan melihat keadaan Luhan. Banyak sekali luka cakar yang ada di tangan Luhan. Bahkan, Apa separah inikah penyakit Luhan? Pikir Chanyeol

Luhan merasa kedatangan seseorang, ia langsung menengok kearah Chanyeol dan tatapannya berubah, memancarkan aura ketakutan.

Bibirnya bergetar dan matanya mulai sembab seperti ingin mengeluarkan air mata.

"A-apa aku berbuat salah lagi..? U-uhh ma-maaf.. maaf.. maafkan aku.." Ucap Luhan sambil menatap Chanyeol dan ia mulai menangis.

"Maaf.. maaf.. maaf.. maaf.. - Maaf! Maaf! Maaf! Maafkan aku! Maaf! Maaf!"

CHANBAEK.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang