Zaju sensei

14 3 0
                                    


Arc 1 : New Life
Chapter 5

Republik Eika, Hereactus City

01 Oktober 4566

09.34

Gledon Dojo, adalah perguruan Hunter yang poluler di Distrik konnema. Akan tetapi, tarif mahal yang diterapkan membuat dojo ini hanya di masuki oleh kalangan elit di distrik konnema.

Ayahnya Yamada menyewa salah seorang pengajar disana selama dua bulan penuh mengajari aku dan Yamada, untuk persiapan turnamen.

Di sinilah aku sekarang, duduk di lantai disamping Yamada, sambil menundukan kepala. Di hadapan kami, sosok pengajar yang disewa ayah Yamada juga duduk dengan bantal sebagai alasnya. Dia menatap kami dengan pandangan meremehkan.

"perkenalkan diri kalian masing-masing beserta spetce dan jenis MI milik kalian," ucapnya datar.

"Namaku Mikaela La Gi'en, belum mengaktifkan Spetce, MI milikku adalah Pedang jenis Great Sword, yang mampu menghasilkan ledakan berdasarkan jumlah Airy yang ku alirkan padanya," ucapku seraya menatap matanya, berharap ada sedikit reaksi darinya.

"selanjutnya," Orang ini bahkan tak menunjukan ekspresi apapun.

"Namaku Yamada Himoreka, Spetceku adalah mampu menemukan titik lemah musuh, MI miliku adalah Hera Gun, pistol jenis machine gun, memiliki kemampuan membekukan, meracuni,dan, melumpuhkan bagian dari objek yang terkena peluru."

Kulihat alismya sedikit berkerut, orang itu mengangguk-anggukkan kepalanya, "Baiklah perkenalkan namaku Zaju, kalian bisa memanggilku Zaju-sensei. Aku telah mendapat kontrak untuk melatih kalian selama dua bulan.... " jadi namanya Zaju ya, "namun, bukan berarti aku akan menerima kalian begitu saja."

"APA?!" aku dan Yamada berteriak bersamaan. Bukannya dia telah dikontrak oleh ayahnya Yamada? Sungguh orang ini membuatku kesal.

"Kita akan melakukan pertarungan kecil,bila kalian kalian bisa melukaiku, bahkan walau hanya memotong rambutku atau membuat goresan kecil, maka aku akan menerima kalian, tapi jika kalian tidak bisa melakukannya, maaf aku tak bisa menerima kalian," ucapnya tegas.

Sepertinya ini seperti tes kelayakan atau semacamnya. Walau ini mengesalkan tapi ini juga membuatku tertantang. Aku mengangguk pelan lalu kulirik Yamada, Yamada mengangguk tanda menyetujui syarat yang diajukan Zaju-sensei.

Ruangan ini sebenarnya diperuntukan sebagai tempat berlatih kami, artinya ruangan ini memiliki daya tahan yang kuat.

Zuja sensei bangkit dan berdiri tegap. Baju dan celana training berwarna hijau, dengan motif hitam, menempel ditubuhnya. Otot yang menggembung dibalik baju ketatnya dapat kami lihat.

Aku berdiri dan melompat beberapa meter ke belakang, setelah itu aku melempar kartu MI milikku, cahaya terang muncul dan sebuah pedang besar jatuh ke atas kepalaku. Dengan tangan kanan ku tangkap pedang besar itu, Szourne Foton.

Yamada dengan MI miliknya telah bersiap di sampingku. Zaju-sensei menggoyangkan jari telunjuknya memberi tanda pada kami untuk menyerang.

Aku langsung berlari dengan kencang ke arahnya. Ku seret Szourne Foton yang ada di tangan kananku. Tepat ketika aku berada di depannya ku hantamkan pedangku dengan keras ke arah Zaju-sensei.

Mataku terbelalak ketika pedang besarku hanya ditahan dengab jari telunjuknya. Zaju-sensei menerjangku dengan tendangan keras. Szourne Foton terlepas dari tangan kananku, sedangkan tubuhku terpental beberapa meter.

Ku hembuskan nafas kasar, dengan susah payah aku bangkit. Rasa sakit masih menyerang dadaku.

Sementara itu, sebuah peluru meleset ke arah Zaju-sensei. Aku terkejut kembali ketika kibasan tangan Zaju-sensei mementalkan peluru MI Yamada.

Apakah Spetce miliknya adalah tubuh besi?

Ku arahkan tanganku pada Szourne Foton, pedang itu melesat kearahku ... Kutangkap dengan tangan kananku pedang itu.

Hujan peluru terus menyerang Zaju-sensei, tapi tak ada satu pun yang berhasil melukai monster besi itu*julukan yang kuberikan untuknya* "YAMADA! gunakan form kedua ... Kita akan menyerang habis-habisan."

Teriakanku membuat Yamada menghentikan hujan peluru dari Hera Gun.

[Release : Szourne Foton Form 2]
[Release : Hera Gun Form 2]

Kretek!

Szourne Foton milikku terbelah menjadi dua bagian Secara vertikal. Sementara itu Hera Gun milik Yamada berubah menjadi basoka tangan yang menempel di tangan kanannya, dengan tiga lubang yang berbeda warna. Biru, menyimbolkan pembekuan. Hijau, menyimbolkan racun. Merah menyimbolkan kelumpuhan.

(note: artinya sekarang gi'en punya dua pedang hasil pembelahan Szourne Foton)

Aku langsung berlari dengan kencang ke arah Zaju-sensei. Sebenarnya, dari tadi aku memperhatikan arah serangan Yamada ... Yamada yang mampu melihat kelemahan seseorang, terus menyerang ke bagian paha kanan dan pinggang bagian kirinya. Itu artinya kedua bagian itu adalah kelemahan orang ini.

Dari kekuatan dan daya tahannya, tak mungkin aku beradu pukulan ataupun beradu kekuatan secara langsung. Artinya diperlukan strategi khusus untuk mengalahkannya.

Aku memutar tubuhku, kedua pedangku bergesekan dengan tubuh Zaju-sensei. Zaju-sensei mengayunkan kakinya kanannya, aku menggunakan pedang kiriku untuk menahannya, tapi karena kuatnya tendangan tubuhku bergeser puluhan centi. Tendangan berikutnya ia arahkan ke wajahku, aku menundukkan tubuhku.

Bwosh!

Yamada mengeluarkan tembakan pelumpuh. Zuja-sensei melompat ke belakang, saat itu aku langsung melemparkan pedang kiriku padanya.

Zuja-sensei memiringkan badannya membiarkan pedangku melewati tubuhnya. Pada saat itu aku berlari kencang, tepat saat pedangku melewati tubuh Zaju Sensei langsung ke sambar pedang itu. Dengan kedua pedang di tanganku ku serang Zaju semsei dengan gerakan menggunting.

Zaju-sensei menggunakan kedua tangannya untuk menahan serangan dari arah kiri dan kana tubuhnya.

[Hera Gun : Freeze Canon]
Bang!

Pada saat itu pula tembakan pembeku Yamada menghantam paha kanan Zaju-sensei. Membuat keseluruhan kaki kanannya membeku. Mata Zaju sensei membulat lagi ketika melihat kedua pedangku bercahaya.

[Szourne Foton: Double Explotion]

Booom!

Ledakan yang cukup besar tercipta, asap hitam menutupi ruangan. Aku melompat beberapa meter menjauh dari gumpalan asap tersebut.

Tak butuh waktu lama asap itu akhirnya menghilang, sesosok manusia dengan baju robek terlihat dengan jelas. Aura aneh menyelimuti tubuhnya, tak ada satu pun luka di tubuhnya yang kulihat.

"Serangan terakhir lumayan juga, hmm. Selamat kalian berhasil," suara serak milik Zaju-sensei bergema di telingaku.

Aku mengerutkan dahiku mendengar kata-katanya, di tubuhnya tak ada satu luka pun, bagaimana bisa dia mengatakan kami menang? Hal ini sangat aneh.

"Zaju-sensei, kenap.... "
"Lihatlah ke bawah kau berhasil memotong bulu tanganku."

.....

"Hari ini kalian menunjukan kepadaku kualitas kalian. Aku melihat potensi pada diri kalian. Dengan hal itu aku memutuskan menerima kalian sebagai murid asuhanku selama dua bulan. Ingatlah besok aku menunggumu di rumahku," ucap Zaju-sensei sambil berjalan pergi.

Aku dan Yamada saling berpandangan, "YEEAAH KITA BERHASIL."

To be Continue

Saram dan kritik sangat saya butuhkn, untuk membuat kualitas cerita ini bertambah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Break The LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang