SMA Garuda Futsal League🚩 Don't miss it guys!!! Jadwal technical metting: Sabtu, 10 februari 2018. Lokasi: Aula SMA Garuda Waktu: 10.00am
Nuga, Billy, dan Randi memandangi papan pengumuman dengan wajah serius.
"Kita harus ikut Liga nih, ini kan tahun terakhir kita disekolah." Seru Randi.
Nuga dan Billy mengangguk, "Bener tuh!" Tegas Billy.
"Kita ajakin Bayu, sama Cakra juga biar komplit gimana?" Tanya Nuga.
"Boleh tuh, yaudah fix ya sama mereka berdua." Tegas Randi.
"Oke!" Jawab Billy dan Nuga berbarengan.
Dan sekarang mereka bergegas menuju Kantin.
•••
"Udah 3 hari ini adek lo nggak nganterin bekal Bil, kemana dia?" Selidik Nuga.
"Iya nih, beberapa hari ini nyokap gue rada sakit. So nggak ada yang masakin bekal deh buat gue." Balas Billy.
"Oh gitu." Jawab Nuga sambil terus memasukkan Mie kedalam mulutnya.
"By the way, kenapa lo nanyain Maka melulu? Lo suka ya sama dia? Curiga gue." Selidik Billy.
"Uhuk! Apaan sih Bil." jawab Nuga yang masih tersendak.
Pelan-pelan Nuga menyeruput es teh yang ada di depannya.
"Nggak usah alibi. Lagian kalo suka juga nggak papa kok, biar adek gue nggak galau lagi mending sama lo." Tegas Billy.
Nuga tak menyia-nyiakan kesempatan, "Kalo emang boleh bagi line nya dong." Ujar Nuga terus terang.
"Nih, cari sendiri kontaknya, nama kontaknya Adek." Ujar Billy sambil menyerahkan ponselnya ke Nuga.
Dengan cepat Nuga menyambar ponsel Billy dan mencari kontak yang bernamakan Adek, yang tak lain adalah kontak line Maka. Tak sampai 5 detik Maka sudah menjadi teman di kontak line Nuga.
Nuga dibuat meleleh oleh profil line Maka, dan tanpa ragu ia menekan pilihan save this pict.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Emang bener ya adek lo cantik banget Bil, profile picturenya aja bikin gue meleleh. Walaupun mukanya cemberut." Ucap Nuga.
Billy hanya menyeringai, "Hahaha, jangan macem-macem lo sama adek gue." Tegas Billy.
"Siap boss." Balas Nuga.
•••
Kring!!! Bel istirahat berbunyi, semua siswa SMA Garuda berhamburan. Jam tepat menunjukan pukul sepuluh. Nuga dan Billy bergegas menuju Aula sekolah untuk mengikuti technical metting futsal.
Setelah sampai ke Aula, Billy dan Nuga langsung menempati posisi paling depan. Agar mereka tak ketinggalan satupun informasi.
•••
"Oke, gue rasa cukup ya buat penjelasan masalah teknik lapangan dan lain-lain. Sekarang gue bakal bacain hasil undian tadi, gimana setuju?" Ujar Miko sang ketua osis.
"Setuju!" Jawab seluruh siswa serentak.
"Oke, kelas 11 A melawan kelas 12 C, kelas 11 B melawan kelas 10 D ..."
"Kelas kita lawan 11 A ya Bil? Mereka lawan yang gimana mana menurut lo? " Tanya Nuga
"Itu kelasnya mantan adek gue, lumayan sih nggak jelek-jelek amat mereka." Jelas Billy.
"Yang ngebikin adek lo galau itu?"
"Iya."
"Siapa namanya?" Selidik Nuga.
"Toni."
"Demi adek lo gue bakal ngalahin si Toni itu." Ujar Nuga dengan semangat.
"Lebay banget lo kayak Maka mau aja sama lo." Remeh Billy.
"Liat aja entar." Cibil Nuga.
••• Maka dan Mia duduk di bangku taman belakang sekolah, tempat beberapa hari yang lalu tangan Maka dibalut plaster oleh Nuga.
"Gimana si Toni, dia ada ngehubungin lo?" Tanya Mia.
"Nggak." Balas Maka.
"Kalo si Liza gimana? Dia masih sok cantik?" Tanya Mia lagi.
"Nggak tau." Jawab Maka singkat.
"Lo kenapa sih? Kok nggak mulu." Ujar Mia.
"Nggak papa. Gue keinget aja kalo dulu tiap kali mau liga, Toni pasti minta ditemenin beli sepatu futsal." Jawab Maka mendalam.
"Lo kangen sama dia?" Tanya Mia.
"I ... "
"Hai Maka!" Suara Nuga membuyarkan suasana.
Mia dan Maka terkejut bukan kepalang, reflek saja Maka langsung menjitak kepala Nuga.
"Ih! Apaan sih lo Naga. Nyeremin tau nggak. Dateng-dateng langsung hai hai, gajelas banget." Tegas Maka.
Nuga hanya menyeringai, ia menyerahkan sebouquet bunga mawar merah segar ke Maka.
"Nih buat mama lo, bilang ke dia cepet sembuh. Dan asal dia mau tau perjuangan gue buat beli bunga ini sangatlah berat. Gue harus lompat pager dan bolos jam Biologi dulu supaya bisa beli bunga ini." Jabar Nuga.
"Eh lo siapa?" Tanya Mia bingung.
Nuga memasang senyum paling lebar miliknya, "Oh jadi lo yang namanya Mia, sahabatnya Maka kan? Kenalin Nama gue Jika Nuga Pratama." ujarnya dengan penuh semangat.
"Jadi lo cowok gaje yang Maka ceritain ke gue?" Tanya Mia polos.
"Eh, udah cukup ya Naga lo curcol sama sahabat gue. Mendingan lo pergi deh jangan gangguin gue kalo nggak mau di jitak. Dan buat bunganya makasih, ntar gue kasih ke mama." Usir Maka.
"Oke, bye Maka Mia." Ujar Nuga lalu pergi meninggalkan Maka dan Mia.
Maka dan Mia beradu pandangan dan saling mengangkat bahu mereka.
"Jadi itu cowok yang namanya Nuga? Nggak keliatan kriminal kok, baik banget malahan." Ucap Mia.
"Kok lo jadi muji dia sih Mi." Balas Maka kesal.
"Nggak kok gue cuma ngasih tau lo yang sebenernya, kayaknya dia orangnya tulus deh." Jelas Mia.
Maka berfikir, memang ada benarnya yang dikatakan Mia. Sejak awal ia bertemu dengan Nuga, yang ia rasakan adalah kehangatan dan ketulusan. Hanya saja Maka malu untuk mengakuinya, dan sebab itu juga Maka mengusir Nuga tiap kali Nuga di dekatnya. Ia tidak mau jika jantungnya benar-benar meledak karena kehangatan dan ketulusan Nuga. Karena ia tidak pernah begitu dimuliakan sebagai seorang wanita oleh laki-laki manapun termasuk Toni.