"Kau tak akan menyukainya. Dunia sangat inggar bingar, kacau." Ia terus saja mengisahkan hal yang katanya telah ia saksikan dimasanya.
______________________________________Kala itu, entah angin apa yang menarikku untuk pulang lebih awal. Di lorong stasiun kereta itu, seorang wanita bingung yang berpenampilan berbeda dari lainnya.
Ia datang membawa keinggar bingaran, kacau berantakan, padat bertata rapat.
Ia datang membawa kisah kemustahilan dari masa depan, rencana Tuhan katanya. Entah imajinasinya yang sangat luas atau ia benar menyebrang waktu distasiun itu.
Kebetulan tak berarti saat aku memberi ia sepotong roti lapis, sebab mendadak ia ngenguntit tak henti. Jadilah seketika rumahku penginapan wanita entah beranta.
Ia hadir tiba tiba, lalu raib mendadak pula. Tanpa sepatah kata, ia meninggalkan keinggar bingaran yang ia bawa. Kekacauan yang pasti lebih kacau dari apa yang ia bawa.
Tiga puluh satu tahun yang lalu, saat semangatku tak kenal surut. Sebab 30 masih berlaku. Ah, kini telah enam puluh satu.
Ia datang tiba tiba lagi, sambil berkata "akulah masa depan yang hadir pada masa lalumu dengan membawa kisah kisah kemustahilan"
Kini kutau, bertemu denganmu bukanlah sebuah kebetulan, melainkan rencana Tuhan yang paling mengesankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELANKOLIA
Short Storyme·lan·ko·lia /mélankolia/ n kelainan jiwa yang ditandai oleh keadaan depresi dan ketidakaktifan fisik