Aku Juga

141 7 1
                                    

Kala itu, sore hari sebelum senja datang. Ditengah taman yang ramai tak padat. Tampak sepasang kekasih yang bersua.

"Iya Ika kuuu" ujar sang lelaki sembari mengacak atas kepala wanitanya, terselip tulus disini. Tak menyahut, si wanita terdiam. Wajahnya merah padam. Alih-alih panik, si lelaki tertawa melihat perubahan pada wajah wanitanya.
"Kau memang mudah sekali terbang, Ika."
"Aku hanya mudah terbang kepada orang yang kusukai."
"Dan kau menyukai banyak orang. Kau akan sering jatuh."
"Karena banyak orang hebat di dunia! Dan karena aku mudah terbang, aku sudah kebal jatuh."
"Kau harus mengurangi kebiasaan mudah terbang itu."
"Aku jarang memperlihatkannya."
"Barusan kau memperlihatkannya."
"Sebab aku ingin kau tau, bahwa aku senang kau panggil sebagai milikmu." Si lelaki diam, mata mereka terpaut. Ada rasa didiamnya.
"Baiklah, sekarang aku yang terbang."
Mereka tertawa bersama.

Ah, sial. Lalu, kapan aku diperlakukan lelaki ku begitu? Bukankah aku juga mudah terbang? Walau jatuh ku tak kian kebal. Haha.

MELANKOLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang