Sequel (Prologue)

241 32 26
                                    

Satu minggu setelah kejadian tersebut, junhoe memutuskan kalau dirinya akan selalu menempel pada yunhyeong. Hal ini tentunya bukan keinginannya sepihak tapi yunhyeong juga menyetujui apa yang disarankan oleh junhoe tersebut yaitu kemana-mana harus selalu bersama. Bahkan saat mandi pun, sudah satu minggu ini mereka selalu mandi bersama. Tapi jangan berharap yang lebih. Seorang goo junhoe adalah laki-laki sejati. Dirinya tidak akan mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Jun..." panggil yunhyeong kepada namja yang kini sedang sibuk menali sepatunya.

"Hn..."

"Apa benar kita nanti ada mata kuliah yang beda kelas?" tanya yunhyeong yang jika junhoe hitung sudah ada yang ke-sepuluh kalinya.

"Benar hyung"

"Kalau kelas kita berbeda itu artinya..." yunhyeong kini terlihat gusar untuk meneruskan kalimatnya.

Junhoe sangat mengerti tanpa yunhyeong harus meneruskan kalimatnya tersebut. Semalam, yunhyeong baru saja mendapat pesan dari bobby kalau ada suatu hal yang membuat untuk perkuliahan besok kelas mereka harus dibagi menjadi dua dan tidak beruntungnya yunhyeong karena kelasnya dengan junhoe harus berbeda. Tentu saja itu membuat yunhyeong sangat cemas, pasalnya dirinya yang selama satu minggu selama ini bersama junhoe terus kali ini harus terpisah meskipun itu hanya untuk waktu kurang lebih dua jam. Bahkan setelah membaca pesan bobby tersebut dan mengetahui kenyataannya kalau dirinya berbeda kelas dengan junhoe, yunhyeong tidak bisa tidur dengan nyenyak meskipun junhoe sudah meyakinkannya beberapa kali kalau tidak akan terjadi apa-apa.

"Hyung tenang saja... aku tidak akan mengingkari janjiku"

"Maksudmu?" yunhyeong mengernyitkan dahinya.

"Aku akan membolos dan menemani hyung" jelas junhoe membuat mata lebar yunhyeong semakin melebar.

"MWO??! Andwae! Kau tidak boleh membolos"

Junhoe menghela nafas sejenak.

"Lalu hyung yang mau membolos dan ikut ke kelasku?" tanya junhoe

"Ani!! Aku juga tidak mau membolos" yunhyeong memalingkan wajahnya dari junhoe.

Tanpa yunhyeong sadari kini junhoe tersenyum kearahnya. Junhoe memang tidak habis pikir dengan hyung-nya yang satu ini. Bukankah itu adalah cara terbaik agar dirinya bisa menemani yunhyeong? Tapi malah yang dari tadi minta ditemani menolak saran tersebut.

"Beri aku alasan kenapa hyung tidak mau aku membolos" tanya junhoe

Perlahan yunhyeong menatap junhoe "Aku hanya tidak ingin kalau nanti nilaimu jelek karena membolos dan alasanmu membolos karena aku"

"Lalu hyung mau nanti di kelas tanpa aku?" oke, pertanyaan ini bahkan lebih sulit daripada soal latihan TOEFL yang biasa yunhyeong kerjakan.

Mata yunhyeong kini terlihat bergerak liar tanda dirinya sekarang sedang mencari jawaban untuk pertanyaan junhoe. Junhoe yang dari tadi memperhatikan yunhyeong, tahu betul bahwa kini yunhyeong sedang cemas karena pertanyaan miliknya.

"Gwaenchanha hyung" junhoe yang tadinya duduk di bawah kini mulai berdiri dan menghadap kearah yunhyeong.

"Aku jamin tidak akan terjadi apa-apa nanti" junhoe berusaha meyakinkan yunhyeong bahwa semua akan baik-baik saja.

Dengan perlahan tangan junhoe bergerak memegangi pundak yunhyeong dan meremas sedikit pundak kecil tersebut. Tanda junhoe juga ingin menyalurkan kekuatan untuk yunhyeong yang akan berpisah sementara dengan junhoe nanti saat jam perkuliahan dimulai. Yunhyeong kini menatap tepat di bola mata hitam kelam milik junhoe. Dirinya mencoba untuk mengatakan bahwa dirinya mungkin saja tidak sanggup jika harus tidak bersama dengan junhoe. namun sang pemilik mata hitam kelam itu memberi tatapan "Aku yakin hyung pasti bisa". Yunhyeong menghela nafasnya sejenak dan membawa kedua maniknya menatap kebawah.

Pitch BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang