Mereka berlima dalam perjalanan menuju Seoul. Hanbin, Jinhwan, dan Donghyuk dalam satu mobil sedangkan Junhoe dan Bobby berada di mobil lainnya. Mobil yang ditumpangi Junhoe dan Bobby memimpin perjalanan kali ini. Terlihat sekali wajah gelisah seorang Junhoe yang ingin cepat-cepat sampai. Bobby yang memegang kemudi sesekali melirik kearah Junhoe.
"Berhenti melihatku dan fokuslah kejalan" interupsi Junhoe.
"Kau tampak kacau. Tenangkan dirimu"
"Aku tidak bisa tenang sebelum Yunhyeong hyung ditemukan"
Kalimat terakhir Junhoe membuat Bobby bungkam.
"Tambah kecepatannya".
Mobil yang ditumpangi Bobby berhenti di depan sebuah rumah bercat nuansa putih. Diikuti oleh mobil rombongan Hanbin. Dengan cepat Junhoe turun dari mobil dan memencet bel rumah dengan tidak sabaran. Tidak lama seorang wanita paruh baya membuka pintu dengan raut wajah yang tidak kalah kacaunya dari Junhoe.
"Kalian sudah sampai. Ayo masuk" ucap wanita tersebut.
Mereka berlima duduk di ruang tamu rumah wanita tersebut. Jinhwan dari tadi merasakan sesuatu yang aneh sejak dirinya memasuki rumah ini. Sesuatu yang aneh yang tidak umum dan tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Sadar kalau Jinhwan sedang gelisah, Hanbin yang duduk disampingnya perlahan menggenggam tangan mungil Jinhwan. Keduanya bertatap mata. Hanbin menatap Jinhwan dengan tatapan "Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja". Seakan mengerti apa yang dimaksud oleh Hanbin, Jinhwan menganggukkan kepalanya perlahan.
Wanita paruh baya tersebut keluar dengan sebuah nampan ditangannya. Membagi gelas yang ia bawa dan ikut duduk dengan mereka. Jinhwan, Hanbin, donghyuk, dan Bobby saling memandang bingung siapa sebenarnya wanita yang sedang duduk dihadapan mereka ini dan mengapa Junhoe membawa mereka kesini. Junhoe sendiri sejak dari tadi sampai hanya diam saja tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Jadi kalian teman Yunhyeong?" tanya wanita tersebut. semua yang ada disana perlahan mengangguk kecuali Junhoe.
"Maaf sebelumnya tapi anda ini..."
"Ibunya Yunhyeong" kalimat Hanbin langsung dipotong oleh Jinhwan yang otomatis atensi semuanya kini beralih kepada Jinhwan. Seketika aura diruangan itu berubah. Bahkan donghyuk pun merasakan bulu kuduknya berdiri.
Wanita tersebut, Nyonya Song, Ibu Yunhyeong tersenyum simpul sambil melihat Jinhwan. Jinhwan menatap balik Nyonya Song. Tatapannya seolah-olah bisa membaca pikiran orang yang sedang ia tatap sekarang.
"Kau Jinhwan ya? Yunhyeong pernah bercerita tentangmu" Ucap Nyonya Song.
"Sebenarnya apa yang ingin ahjumma bicarakan kepada kami?" itu Junhoe yang tidak sabaran.
Nyonya Song menghela nafas sejenak.
"Aku minta maaf kalian harus terseret ke dalam masalah ini" kalimat tersebut membuat semuanya bingung.
"Apakah Yunhyeong tidak pernah bercerita kalau ia mempunyai saudara kembar?"
Kelimanya saling memandang satu sama lain dan dengan kompak menggelengkan kepala.
"Yunhyeong-ie... sebenarnya dia mempunyai saudara kembar"
"Maaf ahjumma, Lalu dimana saudara kembarnya sekarang?" Donghyuk bersuara.
"Dia sudah meninggal "
Tiba-tiba mereka merasakan hembusan angin setelah mendengar jawaban Nyonya Song. Jinhwan yang sadar kalau ada yang "tiba" diantara mereka, memberi isyarat kepada Nyonya Song untuk melanjutkan ceritanya.
"Saat umur 6 tahun. Yunhyeong dan saudara kembarnya pergi ke dekat sungai Han. Waktu itu aku yang sedang menyiapkan makanan untuk mereka, lalai tidak mengawasi mereka. Hingga tiba-tiba banyak orang yang berkerumun di sekiar tepi sungai Han. Awalnya aku tidak tahu mengapa mereka berkerumun disana. Tapi saat aku mencari keberadaan Yunhyeong dan kakaknya tidak ada aku mulai berpikiran yang tidak-tidak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pitch Black
أدب الهواةGoo junhoe dan Song yunhyeong adalah sepasang sahabat yang berkuliah disatu kampus yang sama. Bahkan mereka berdua pun mengambil prodi yang sama juga. Umur yunhyeong yang lebih tua satu tahun dari junhoe, tidak terlalu berarti bagi mereka berdua. So...