Sequel (2)

208 25 18
                                    

Previous chapter...

Junhoe baru saja ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi hingga tiba-tiba sebuah sosok yang berada di belakang tubuh yunhyeong membuatnya bungkam.

"Hyung..." lirih junhoe sambil menatap horror kearah belakang yunhyeong

"Hmm... kau sedang melihat apa?" yunhyeong yang penasaran dengan apa yang dilihat oleh junhoe sekarang menengokkan kepalanya ke belakang dan...

.

.

.

"GREBB!!" yunhyeong sontak membulatkan matanya.

"Hajima" bisik junhoe pelan yang kini tengah memeluk tubuh yunhyeong. Hangat, itulah yang sekarang ada dibatin yunhyeong. Perlahan junhoe membuka matanya melihat sosok perempuan berambut panjang dengan wajah yang dipenuhi darah dan salahsatu matanya hampir tercongkel keluar. Sosok tersebut tersenyum menyeramkan kearah junhoe dan perlahan menghilang.

Dengan tatapan yang masih sama, junhoe mengedarkan matanya kesekitar untuk memastikan bahwa sosok tersebut benar-benar sudah menghilang. Yunhyeong yang masih berada dipelukkan junhoe, bisa merasakan detak jantung orang yang saat ini sedang memeluknya berdegup dengan sangat cepat. Entah kenapa, detak jantung yunhyeong juga mulai ikut berdetak cepat seirama dengan detakan jantung junhoe. Dan sekarang bisa ia rasakan wajahnya mulai memanas, tatkala junhoe semakin erat memeluknya.

"Junh..." yunhyeong mencoba menyadarkan junhoe dengan perlakuannya.

"..."

"Junhoe..." sekarang tidak hanya dengan kata-kata, yunhyeong membuat pergerakan kecil berusaha lepas dari pelukan junhoe.

"..."

Yunhyeong yang merasa semua usahanya sia-sia akhirnya memutuskan untuk berteriak.

"YAA!! Junh kau membuatku sulit untuk bernafas uhuk-uhuk!" mendengar namja yang ia peluk berteriak dan sampai batuk-batuk dengan cepat junhoe melepas pelukannya.

Junhoe berkali-kali minta maaf kepada yunhyeong karena telah memeluknya dengan erat. Yunhyeong hanya diam sambil terlihat beberapa kali menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi paru-parunya yang sempat kekurangan oksigen akibat perlakuan junhoe tadi.

"Mianh hyung mianh..." junhoe memohon meminta maaf kepada yunhyeong. Yunhyeong hanya melirik junhoe sekilas mencoba terlihat tenang untuk menutupi rasa gugupnya.

"Iya iya..."

"Apa hyung tidak apa-apa? Apa ada yang sakit? Lihat wajah hyung sampai memerah karena kekurangan oksigen" tanpa permisi tangan junhoe sekarang sudah berada di pipi yunhyeong. Mengelusnya dengan perlahan. Dan tentu saja perlakuan junhoe tersebut menambah pipi yunhyeong semakin merona. Dengan cepat yunhyeong menepis tangan junhoe dan berpaling membelakangi junhoe.

"Aku tidak apa-apa"

Junhoe yang menangkap gelagat aneh pada namja yang sudah mencuri hatinya sejak masuk awal perkuliahan ini, tersenyum sendiri seperti orang gila jika saja yunhyeong melihatnya. "Apa kau yakin hyung?" tanya junhoe kembali. "I-iya aku yakin. Lagian kenapa kau tiba-tiba memelukku?" yunhyeong berucap yang entah kenapa dirinya merasa gugup saat menanyakan hal tersebut. Dengan posisi masih membelakangi junhoe, yunhyeong tidak sadar kalau junhoe sekarang dengan perlahan berjalan mendekati dirinya.

"Memangnya aku tidak boleh memelukmu seperti ini hyung?"

Bisa yunhyeong rasakan dua buah tangan dengan perlahan bergerak mengalung di pinggang kecilnya dan kepala sang pemilik tangan tersebut kini bertengger di pundak sempit miliknya. Jantung yunhyeong yang tadinya sudah kembali normal kini langsung berdetak dengan cepat tiga kali lipat dan dirinya merasakan ada ribuan kupu-kupu yang sedang menari-nari di dalam perutnya. Pipinya kembali merona saat punggungnya harus bertemu dengan dada bidang milik junhoe.

Pitch BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang