-2-

2.5K 174 9
                                    

Tapi tidak semua orang

Mau menjadi manusia

Beberapa lebih suka hidup

Dengan cara yang lebih rendah dari binatang    


Beberapa tahun lalu ...

"Kenapa kau ikut? Aku hanya akan berbicara dengan mereka. Daripada menghabiskan waktu denganku, sebaiknya kau berlatih lagi," kata Light pada Thunder ketika Thunder berkeras untuk ikut dengannya.

"Aku belum pernah ikut untuk melihatmu berbicara dengan musuh-musuhmu. Bukankah ini bisa menjadi pelajaran untukku juga? Jadi, di masa depan, aku juga bisa berbicara, dan bukan hanya menghajar musuh-musuhku," balas Thunder.

Light tertawa kecil mendengar jawaban adiknya. "Baiklah, tapi kau hanya boleh memperhatikan saja. Dalam situasi seperti ini, kita perlu mengadakan negosiasi. Mereka sudah bertindak terlalu jauh, dan tampaknya, kekerasan sama sekali tak bisa membuat mereka mengerti. Mungkin dengan mengadakan negosiasi ini, mereka setidaknya mau sedikit saja bekerja sama."

Thunder tersenyum puas. "Tapi, mereka orang jahat. Apa mereka benar-benar bisa diajak bernegosiasi?"

"Orang jahat sekalipun, pasti memiliki hati nurani, kan? Teror mereka ini sudah sangat keterlaluan. Sudah ada banyak korban tak bersalah di sini, dan mereka harus tahu itu," urai Light.

Thunder mengangguk-angguk. Kakaknya memang calon ketua klan yang hebat. Tidak hanya jago berkelahi, ia juga pintar berbicara, dan ia masih memiliki hati nurani. Terkadang Thunder berpikir, Light sama sekali tidak cocok di dunia hitam seperti ini. Thunder membayangkan kakaknya itu duduk di kantor perusahaan milik ayah mereka, mengenakan stelan putih, layaknya seorang direktur, lalu seorang sekretaris masuk ke ruangannya, mengantar berkas-berkas. Seperti yang Thunder lihat di kantor ayahnya saat ayahnya bekerja.

Kehidupan nyaman dan aman seperti itu tampak lebih cocok bagi Light. Mungkin suatu hari nanti, jika Thunder sudah cukup kuat, ia akan membagi tugas dengan kakaknya. Ia akan mengurus para mafia, sementara kakaknya berkonsentrasi mengurus perusahaan keluarga mereka. Itu terdengar lebih baik. Membayangkan itu, Thunder tak dapat menahan senyumnya.

***

"Lepaskan kakakku!" teriak Thunder marah.

Ketua geng Jackal, seorang pria berwajah kejam dengan luka gores yang cukup dalam di pipi kirinya, tersenyum keji ke arah Thunder.

"Tapi, kakakmu bersalah," pria itu berkata. "Berani sekali dia menerobos kawasanku dan memerintahku untuk ... melihat akibat dari perbuatanku?" Pria itu mendengus.

"Dia hanya ingin agar kau melihat bahwa orang-orangmu sudah sangat keterlaluan. Mereka membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Mereka ..."

"Aku senang mereka melakukannya," potong pria itu. "Justru, itu lebih baik bagi gengku. Dan kau, jika kau masih ingin hidup, pulanglah ke rumah dan mengadulah pada ayahmu."

Thunder menatap pria itu dengan geram. "Tidakkah kau punya hati nurani? Bahkan seorang penjahat sekalipun ..."

"Siapa yang mengucapkan omong kosong seperti itu?" dengus pria itu.

Fate Between (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang