Bab 1

14.1K 293 9
                                    

Los Angeles, California

"Wiliam bitches...," kata Dephne dengan suara paraunya masih dalam keadaan tertidur.

"....where are you now? "
      
Dephne membuka mata terkejut mendapati dirinya kini berada di kamar klasik nan mewah dan tepatnya di atas ranjang king-size yang putih.

Ia langsung mengambil posisi setengah duduk. Ini terasa janggal, bukan nya semalam ia berada night club, lantas kenapa ia berada di sini? Dephne mengucak mata lalu bangkit. Seketika tubuh nya terasa teramat sakit. Mungkin efek dari mengonsumsi heroin yang di berikan William semalam. Keparat!

"Nghh...jam berapa ini sayang.." desis suara parau membuat Dephne memalingkan wajah.

Betapa terkejutnya ia mendapati lelaki seksi berpakaian casual di dalam lift semalam berada tepat disampingnya dan bertelanjang dada!

Dephne langsung beranjak dari ranjang empuk tersebut dan mengambil posisi siaga tetapi bertambah kagetnya Dephne menyadari jika sekarang tubuhnya polos dan hanya mengenakan dalaman ia pun langsung menarik paksa selimut putih yang menutupi tubuh lelaki itu."Kau...! Apa yang kau lakukan!" bentak Dephne.

Lelaki itu terlonjak kaget lantas mengucak matanya dengan cepat, dahinya muncul kerutan pertanda otaknya sedang berpikir.

Namun seperkiandetik kemudian senyum tidak simetris menghiasi wajah tampannya. Lelaki yang mengenakan celana panjang itu beranjak dari ranjang dan berjalan mendekati Dephne, terlihat begitu panas dan menggairahkan.

Semakin dekat hingga sekarang kulit tubuh mereka hanya dibatasi selimut tebal yang digenggam erat Dephne. Oh astaga, wanita itu pun masih dapat merasakan lekukan-lekukan indah otot dada mengenai bagian atas tubuhnya yang memberi sensasi nikmat. Mata sebiru langit Dephne beradu dengan mata elang lelaki panas dan paling berpengalaman abad ini, lantas wanita itu bergerak mundur.

"Aku pemilik mansion ini dan aku yang membelimu." kata Ale dengan menekankan kata 'membeli'.

Sungguh!

Damn, sekarang dia ingat apa yang terjadi semalam, William, Selena dan---sial senyum Andrew!

Pria brengsek itu telah menjualnya!

"A-apa! Kau kira aku manekin sehingga dengan mudahnya kau membeliku!" ucap Dephne tak percaya atas ucapan lelaki yang berada beberapa senti di depannya.
lalu mendorong dada bidang itu menjauh.

Akan tetapi yang didorong sama sekali tak berpindah dari posisinya, justru lelaki itu bergerak maju. Memaksa wanita didepannya untuk bergerak mundur.

Lelaki itu semakin merapatkan tubuhnya dan mengekang tubuh seksi wanita itu dengan kedua telapak  tangannya di dinding marmer yang putih. Perlahan kulit bibirnya menyentuh cuping telinga Dephne,"Jangan membantahku, karena aku sangat tidak suka dibantah." kata Ale tegas dan mendominasi.

"Kau pikir kau siapa sehingga memerintahku!" protes Dephne.

Atmosfer ruangan mewah bersuhu enam belas derajat celcius sekejap memanas saat kedua pasang bola mata dua orang berlawanan jenis itu bertemu. Menciptakan guncangan hebat di rongga dada wanita yang berada di depannya.

Dengan satu sentakan kuat rahang tegas itu mendarat di pelipis kiri Dephne, wanita itu merinding saat merasakan hembusan nafas hangat menyapu kulit lehernya yang jenjang. "Alejandro Rodriguez, akulah pemilikmu."

Dephne meneguk salivanya, merinding, terlalu terpana dengan pesona liar, kuat dan jantan Alejandro. Sekuat tenaga wanita itu lenturkan lidahnya,"Tidak semudah---maksudku kau tidak berhak mengatakan itu."

Ale menatapnya sekali lagi sebelum menarik diri. Lelaki itu berjalan memunggungi Dephne, satu set sofa mewah dan meja kayu magahoni menjadi tujuannya. Dituangnya sebotol sampanye ke gelas seloki, kemudian meminumnya.

tuk!

Pada detik selanjutnya, wanita itu teringat sesuatu sementara mengintip selimut yang melilit tubuhnya. Dia langsung melotot dan berkata,"Apa yang kita lakukan semalam?"

Mata sebiru laut langsung menatapnya, tatapan yang membuat Dephne ingin berlari lalu melompat ke ranjang yang putih. Dia akan membelai bagian tubuhnya yang lembab itu dengan ujung jemarinya sehingga ia hanya mampu bernapas dan merasakan sesuatu yang basah mengalir di sana.

Ale menarik sudut bibirnya,"Tidak ada, kau hanya mengigit-gigit barangku." ucap Ale dengan suara sensual yang sekejap membuat pipi wanita itu memanas. Oh sial--- rasanya seperti ada sesuatu yang berdenyut pada dada dan bagian diantara dua pangkal pahanya.

                               ***
Bersambung...

Mr. Dangerously Catch Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang