Bab 2

14.8K 498 27
                                    


Dephne Haynsworth POV
--------------------------------------

Ale menarik sudut bibirnya,"Tidak ada, kau hanya mengigit-gigit barangku." ucap Ale dengan suara sensual yang sekejap membuat pipiku memanas. Oh sial--- rasanya seperti ada sesuatu yang berdenyut pada dada dan bagian diantara dua pangkal pahaku.

Dephne bodoh ingat! William telah menjualmu dengan lelaki menjijikan di depanmu ini, jangan tergoda!

Deg! bisikan dari otak warasku seketika membuat fantasi nistaku buyar. Kutatap lelaki topless yang sedang melanjutkan minumnya itu. William keparat! memang dia pikir aku sempak bekas jadi seenak dengkulnya memperjual-belikan diriku!

Jangan kira aku takut dengannya hanya karna namanya William, huh! memangnya dia pikir dia keturunan Elizabeth Queen of England hingga dengan mudahnya menjual diriku.

Demi Tuhan---Aku tidak akan dengan senang hati mengangkang lebar hanya untuk membiarkan benda tumpul milik lelaki kaya di depanku ini menghujam dan membuat terowongan kereta api pada bagian lembab tubuhku. Memangnya William pikir dia siapa! Aku akan segera keluar dari rumah ini dan aku sangat berhasrat untuk mencakar wajah lelaki pirang itu apabila suatu hari nanti aku menemuinya.

Dan satu lagi,  jangan pikir aku akan menerjang lelaki di depanku ini dan merobek celana panjang di tubuhnya dengan gigi taringku sehingga kancingnya berhamburan di lantai marmer ini, huh!

Atau membiarkan dirinya menjulang tinggi di depanku dan aku dengan senang hati menyempit agar yang keras dan luar biasa itu menumpahkan gairah cintanya yang amat deras ke dalam tubuhku yang paling dalam hingga aku nyaris mati merasakan setiap detik getaran kenikmatannya, tidak akan!

Akan kutuntaskan ini, terus berada disini lama-lama membuatku mual.

"Biarkan aku mengulanginya..dengan sadar." ucapku cukup seksi, lalu berjalan mendekatinya. Membanting tubuhnya di sofa besar di belakangnya. Kuselipkan kedua kakiku diantara kedua kakinya untuk naik ke pangkuan Ale. Kutarik ikat pinggang di celana panjang satinnya yang teramat lembut itu lalu kutalikan di belakang punggung. Botol champagne yang tergeletak di atas meja jadi sasaranku berikutnya. Kuambil botol itu. Lalu kugigit sambil mengatakan,"Aku yang memimpin, women on top, oke?"

Dia menelan ludah,"Depende de ti, mi amor."

Aku melotot, kaget. Ternyata lelaki tampan ini sebangsaku, bodo amat aku tidak perduli, yang penting aku cepat keluar dari neraka ini! Tidak mungkin kan aku mengajak lelaki yang berniat menjadikanku budak seks ini menari flamenco dengan alasan kami satu ras, jangan biarkan itu terjadi. Camkan itu, aku jijik.

Tanpa ba bi bu kubuka tutup botol itu dengan gigi kapakku sekuat tenaga dan aluminium berbentuk bergerigi itu terlempar ke lantai. Lalu ku tumpahkan seluruh minuman keras itu disekujur dada bidang Ale. Dia mengerang sedikit setiap kali lidahku menari-nari di kulitnya.

"Selesai." ucapku keras.

"Lanjutkan!" Dia membuka kakinya lebih lebar lagi."Buka semua," katanya sambil mengigit bibir bawah dengat amat seksi, sial!

"Sayangnya kau tidak membuatku turn on, babe." ucapku meremehkan.

Bohong!

Sangat munafik jika aku tidak terangsang melihat tubuh aduhai Ale yang membuat para wanita seksi Los Angeles rela antri hanya untuk membiarkan kejantanannya yang amat keras memukul-mukul wajah mereka lalu cairan kental yang putih dan manis membanjiri dua gunung kembar mereka, iwgh membangkannya saja membuatku jijik.

"Bohong." Ale tersenyum miring.

"A-apa!" ucapku kesal.

Ale menaikan alisnya," Yakin kau tidak terangsang?" Dia menarik sudut bibirnya sebelum sebelum mengatakan,"Are you lesbian?"

Mr. Dangerously Catch Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang