Tebang bermil-mil jauhnya, melintasi beberapa benua. Akhirnya Naruto kembali ke tanah kelahirannya, tanah kelahiran yang membuatnya terluka. Ditatapnya dengan sendu wajah putra semata wayangnya yang tengah tertidur dengan pulas dipangkuannya. Wajah polosnya, membuat Naruto ingin menangis.
Sebenarnya Naruto enggan untuk menginjakkan kakinya kembali di tanah kelahirannya itu. Tapi apa boleh buat. Perintah Minato adalah mutlak. Ditambah dengan pekerjaan yang mengharuskan Naruto untuk turun tangan langsung. Membuatnya mau tidak mau harus pergi ke tempat di mana dia lahir dan sekaligus tempat yang paling dia hindari, yaitu Jepang.
Dielusnya pipi gembil sang putra dengan lembut, tidak ingin membangunkannya dari tidur lelapnya.
'Maafkan Mama sayang.'
Tes
Suasana kabin pesawat saat ini sungguh sepi, karena kebanyakan dari para penumpang sudah mulai terlelap. Begitu pun dengab Kyuubi dan juga Kyo yang duduk tepat di sampingnya.
Jadi tidak ada masalah bagi Naruto untuk menumpahkan seluruh perasaannya. Karena tidak akan ada yang tahu kalau dia menangis lagi.
"Mama." panggilan lirih Ryuu membuyarkan lamunan Naruto akan masalalu kelamnya.
"Sshh sayang, Ryuu tidur lagi ya." diusapnya punggung sempit Ryuu berusaha untuk menidurkan kembali putra semata wayangnya. Walaupun hal itu percuma karena Ryuu sudah benar-benar terjaga.
"Mama nangis?" tanya Ryuu. Ditatapnya wajah sang mama dengan kening berkerut.
"Mama tidak menangis sayang." sangkal Naruto.
"Mama bohong." ucap Ryuu tidak percaya.
Bagaimana bisa Naruto lupa, jika dia dan Ryuu memliki 'ikatan batin' yang kuat. Jika Naruto sedih maka Ryuu pun juga ikutan bersedih. Ataupun sebaliknya. Maka dari itu Naruto tidak akan pernah bisa membohongi Ryuu, walau sekecil apapun. Karena Ryuu pasti akan langsung mengetahuinya.
"Maafkan mama ya. Mama janji tidak akan menangis lagi."
"Uhm." angguknya.
"Sudah Ryuu tidur lagi."
"Iya mama."
Setelah Ryuu kembali tertidur Naruto berusaha menghapus jejak air mata yang sudah mengering di pipinya. Dia takut Kyuubi terbangun dan melihatnya menangis lagi. Karena Naruto tahu 'kakak'nya itu sangat protektif padanya.
"Haah aku harus apa. Jika aku bertemu lagi denganmu,
Teme." lirihnya.
.
.
.ooOoo
For
Disclaimer : Naruto @Masashi Kishimoto
Pairing : Sasuke U. x Naruto U.
(SasuNaru), Other Pairs.Genre : Yaoi, Hurt, Drama, Romance, tidak sesuai EYD, Aneh, Mpreg.
Don't Like, Don't Read
ooOoo
.
.
.Setelah menempuh perjalanan yang jauh akhirnya Naruto dan juga Kyuubi sampai juga di Konoha, tanah kelahiran Naruto dulu. Sebelum dia menetap di Negara Prancis bersama dengan keluarganya.
Ditatapnya tanah kelahirannya dengan sendu. Masih terbayang di ingatannya akan penolakan dari keluarga sang kekasih. Naruto bukan hanya ditolak tetapi juga diusir dengan tidak manusiawi. Ditambah dengan kata-kata kasar yang diucapkan oleh ayah dari pemuda yang dicintainya menambah luka menganga di hati. Seakan tak cukup dengan itu, luka yang sudah mengaga itu ditaburi garam dengan berita pertunangan anak 'sulung' keluarga Uchiha. Perih hati Naruto mendengar berita tersebut.
"Kau kenapa Naruto?" tanya Kyuubi saat melihat adik kesayangannya melamun. Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil jemputan keluarga Uzumaki. Bukan hanya satu mobil saja tetapi ada empat mobil mewah yang menjemput kedatangan mereka, karena Uzumaki Mito tak segan-segan menyuruh anak buahnya untuk menjemput dan mengawal kedatangan cucu-cucu tersayangnya.
"Aku tidak apa-apa Kyuu. Hanya lelah saja." sangkal Naruto.
"Ya sudah, kau istirahat saja." perintah Kyuubi. Dilihatnya sang adik yang sudah mengantuk. Bahkan Ryuu yang ada dipangkuan Naruto sudah jatuh terlelap sedari tadi.
"Hm." hanya gumaman Naruto sebagai jawaban.
"Ck." dengan mendecak kesal Kyuu beralih menatap ke depan. Ke jalan yang mereka lewati.
"Aku pulang, Chi." bisik Kyuubi.
.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari bandara, akhirnya Naruto dan juga Kyuubi sampai juga di kediaman megah klan Uzumaki.
"Ah, cucu-cucuku kalian sampai juga." sambut Mito senang saat melihat kedatangan cucu-cucunya, terlebih Naruto yang sudah lama tidak dia temui. Karena jarak yang jauh antara Konoha dan Prancis membuat Mito enggan untuk datang menengok keadaan cucu-cucunya di sana. Terlebih untuk Mito, seorang nenek paruh baya yang masih terlihat cantik di usia senjanya kini.
"Kami pulang, Nek." ujar Naruto dan Kyuubi berbarengan. Ingin memeluk sang nenek, tapi apalah daya. Ryuu dan Kyo, anak semata wayang Naruto dan Kyuubi, masih tertidur di gendongan. Jadi hanya ucapan pulang yang hanya bisa mereka katakan.
"Ah, selamat datang cucu-cucuku. Kau juga Karin, selamat datang." jawab Mito, ditatapnya cucu-cucunya satu per satu. Hingga sampailah dia pada satu balita berambut hitam yang tengah tertidur di gendongan sang mama, yaitu Ryuu.
"Apakah 'Dia'?" tanya Mito lirih.
"Hai'"
"Naruto kemarilah." pinta Mito.
"....."
Grep
"Maafkan Nenek yang tidak bisa menjaga dan membantumu sayang." bisik Mito setelah Naruto, cucu malangnya, berada di pelukannya. Beruntung Naruto sudah meminta Karin untuk berganti menggendong Ryuu tadi.
"N-nenek." panggil Naruto lirih.
"Hm."
"I-itu bukan salah Nenek."
"Tapi tetap saja Nenek yang salah. Jika saja Nenek bisa membantumu sayang. Kau tidak akan seperti ini." sesal Mito.
"Sudahlah Nek, aku tidak ingin membahas masalah itu lagi, karena itu hanya bagian dari masalalu ku. Dan aku ingin melupakannya, Nek. Melupakan semua kenangan yang menyakitkan bagiku." jawab Naruto sendu. Tampak terlihat di paras menawannya gurat kesedihan. Membuat siapa saja yang berada di sana ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh pemuda secerah matahari itu.
Dilepaskannya pelukan itu setelah mendengar jawaban Naruto. "Baiklah kalau itu maumu, Sayang." dielusnya surai pirang Naruto yang sudah agak memanjang. "Apa kau tidak ingin memotong rambutmu?" tanyanya lagi masih dengan wajah berurai air mata Mito mengelus dengan lembut surai pirang Naruto.
"Hm entahlah Nek."
"Seperti ini malah lebih baik." puji Mito dengan senyuman lembut.
"Baiklah karena kalian sudah sampai. Ada yang ingin kubicarakan denganmu, Kyuu, Naruto."
"Baik, Nek."
.
.
.TBC
Hai, hai.
Ren balik lagi nih. Ada yang kangen nggak sama Ren?
Maaf ya. Kalau updatenya lama banget. Soalnya Ren harus cari wangsit dulu 😂😂 *ditendang*.
Kalau ada yang nemu typo jangan lupa kasih tau ya 😁😁.

KAMU SEDANG MEMBACA
For
Fanfiction'Penyesalan memang selalu datang terlambat.' Sasuke tidak pernah tahu bahwa akhirnya akan seperti ini. Keputusannya untuk mengikuti keinginan orang tuanya untuk meninggalkan orang yang dicintainya berujung pada penyesalan. Jika tahu akan seperti ini...