Delapan

9.2K 559 92
                                    

"Benarkah itu kau, Naru."

.
.
.

ooOoo

For

Disclaimer : Naruto @Masashi Kishimoto

Pairing : Sasuke U. x Naruto U.
(SasuNaru), Other Pairs.

Genre : Yaoi, Hurt, Drama, Romance, tidak sesuai EYD, Aneh, Mpreg.

Don't Like, Don't Read

ooOoo

.
.
.

"Sedang apa kau, di sini?" seorang pemuda tampan bertanya pada seorang wanita cantik yang masih terpaku menatap ke arah jalanan yang baru saja mereka lewati. Pasalnya hari ini Dia dan sang kakak akan melakukan perjamuan dengan keluarga penting yang ada di Konoha.

"Niis-an!" panggilnya lirih pada sang kakak.. Mata amethysnya nampak berkaca-kaca. "A-aku melihatnya."

Deg

"A-apa?" gagap sang kakak tidak percaya dengan apa yang baru saja adiknya katakan.

"Kau jangan bercanda." desisnya menahan gejolak amarah yang Dia rasakan.

"Aku tidak bercanda. Aku melihatnya, Nii-san!" teriakan sang adik membuatnya semakin terkejut. Adiknya tidak mungkin berbohong. Apalagi terhadapnya. Mana mungkin Dia berani membohonginya.

"Aku tidak mungkin bercanda, Nii-san. Hiks." isakan pilu terdengar. Bibir pucat sang adik nampak bergetar. Menahan perasaan sesak yang selama ini Dia rasakan. Apalagi saat melihat 'sosok itu' semakin membuatnya merasa bersalah.

"Hinata." ujar sang kakak memanggil sang adik dengan nama kecilnya. "Hina. Jangan menangis." dipeluknya tubuh kurus sang adik dengan sayang.

"Nii-san."

"Maaf." lirihnya.

"Bukan salahmu, Sayang. Semua bukan salahmu." bisiknya lirih dengan maksud menenangkan sang adik yang masih nampak terguncang.

"Kita pulang, sayang."

"T-tapi, Nii-san."

"Jangan membantah, Hinata." bentak sang kakak. Dia tidak bermaksud memarahi apalagi membentak sang adik.

"Ha'i, Niisan." lirihnya.

Setelah mendengar persetujuan sang adik. Pria tampan yang dipanggil Niisan langsung menuntun tubuh bergetar sang adik menuju di mana mobil mereka terparkir tadi. Perduli setan dengan perjamuan. Kesehatan dan keselamatan adiknya lebih penting dibandingkan dengan jamuan yang bisa kapan saja mereka hadiri.

Dengan cepat mobil yang mereka naiki melaju dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan yang nampak lengang.

'Naru, maafkan aku.'

.
.

Wanita cantik itu masih termenung. Sesampainya di rumah Dia langsung bergegas menuju kamarnya. Dia ingin menenangkan dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ForTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang