B

835 129 5
                                    

"Appa, biarkan aku berpamitan dengan Yeri terlebih dahulu!" Kesal Jungkook kecil pada ayahnya.

"Jungkook-ah. Kau mau Yeri menjadi sedih?" Ayahnya berjongkok menatap ke arah Jungkook.

Jungkook menatap manik mata ayahnya. Mata lelaki kecil itu menyiratkan jelas kesedihan bercampur kegelisahan. Lantas Jungkook menggeleng, sebagai jawaban dari pertanyaan ayahnya tadi.

"Kalau begitu, ayo kita pergi Jungkookie sayang," ajak nyonya Jeon.

Jungkook mengangguk pasrah, lalu mengikuti uluran tangan ayahnya dan masuk ke dalam mobil. Hari masih fajar saat keluarga Jeon sudah harus pergi dan berangkat ke Selandia Baru, karena urusan bisnis tuan Jeon.

Tuan Jeon membantu putra kecil mereka masuk ke kursi belakang mobil mereka. Lalu menutup pintu mobil itu.

Mobil itu pun melaju, melewati rumah lama mereka dan melewati rumah kediaman keluarga Kim. Mereka sengaja tidak berpamitan agar keluarga Kim tidak menjadi sedih nantinya.

Netra Jungkook masih mengikuti keberadaan rumah keluarga Kim saat mobil mereka melintasi dan melewati rumah itu.

Seketika, Jungkook mengingat janjinya. Lelaki kecil itu sudah membuat janji kepada Yeri untuk terus mengirimkan surat kepada gadis kecil itu.

"Eomma, appa."

"Ne, Jungkook-ah?" Sahut nyonya Jeon.

"Aku sudah berjanji akan berbalas surat dengan Yeri setiap harinya!"

Nyonya Jeon menatap wajah putra semata wayang keluarga mereka. Lantas tangan wanita itu mengelus lembut puncak kepala Jungkook.

"Untuk sekarang, maaf kamu tak bisa dahulu menepatinya," jelas nyonya Jeon dengan senyum sayang seorang ibu di wajahnya.

"Eomma... kan eomma sendiri yang mengatakan bahwa aku harus menepati janjiku!" Kesal lelaki kecil itu. Ia memasang wajah cemberut serta melipat tangannya di dada.

Nyonya Jeon tersenyum geli. "Gwenchana, nanti eomma akan katakan kepada Yeri. Oke?"

Mata Jungkook sekarang dapat sedikit memancarkan binar yang biasanya tertera di sana. "Oke!" Jungkook menyunggingkan senyum manisnya ke arah nyonya Jeon, yang membuat kedua gigi kelincinya terlihat.

•••

15 tahun kemudian...

Mata Jungkook menatap coklat beserta sepucuk surat yang sedang disodorkan oleh teman satu angkatannya di sekolah. Hal ini tak jarang terjadi. Mengingat bahwa Jungkook memiliki darah korea, sedangkan sekarang ia berada di Selandia Baru. Maka banyak orang menatapnya berbeda sudut pandang.

Tadinya, Jungkook hanya sedang mendengarkan musik yang mengalun dari earphone-nya sambil menyederkan tubuhnya di dinding koridor. Tapi tiba-tiba dua gadis ini menyodorkan coklat lengkap dengan surat terlampir disana.

Surat, bantin Jungkook pelan.

Tanpa berkata apa-apa, Jungkook langsung pergi dari sana dan masuk ke dalam kelasnya. Begitulah sikap yang ia tunjukkan ke semua perempuan di sekolahnya sekarang.

Itulah ia terkenal sebagai, Jeon Jungkook the mysterious guy from South Korea. Namun, semua teman dekat lelakinya tau bahwa Jungkook tak suka menerima surat.

Jika ditanya mengapa, Jungkook akan menjawab, surat mengingatkannya pada masa lalunya. Maka ia tak mau pernah menerima surat, kecuali surat resmi sekolah atau surat resmi lainnya.

Ia berkata ingin melupakan semua kenangannya di Korea. Termasuk gadis manis bernama Kim Yerim, yang foto masa kecilnya masih sedia menghiasi nightstand milik Jungkook di sebelah tempat tidurnya.

Letter House - jungriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang