J

578 84 8
                                    

Saat ini, Yeri sedang berada di dalam mobil bersama dengan Jungkook. Lelaki itu pagi-pagi sudah datang ke rumah Keluarga Kim dan mengajak Yeri itu pergi ke luar. Kemana? Yeri bahkan tidak tau. Lelaki itu tidak mau memberitahukannya kepada Yeri.

Jungkook baru saja membeli mobil baru. Ya. Mobil baru. Perlu ditekankan, MOBIL BARU. Jangan ditanya uang dari mana, Yeri saja bingung setengah mati dari mana ia mendapatkan uang untuk membeli mobil. Mobil bukanlah barang murah.  Bahkan Yeri sempat berpikir bahwa itu adalah mobil hasil mencuri. Tapi, tidak mungkin juga kan.

Lelaki itu memarkirkan mobilnya, lantas lelaki itu turun dari mobil setelah memberi isyarat kepada Yeri untuk ikut turun dengannya. Yeri sampai bingung, apakah lelaki itu tengah bisu sekarang? Lantas gadis itu turun kemudian celingukkan melihat ke sekitarnya. Tunggu, sepertinya Yeri kenal tempat ini.

Taman bermain anak kecil. Garis bawahi. Anak kecil.

Yeri tersenyum kala mengingat kenangan yang ada di tempat ini. Ini adalah tempat yang sering Jungkook dan Yeri kunjungi bersama dengan orang tua mereka. Kala orang tua keduanya duduk di kedai di dekat situ, maka keduanya akan bermain dengan bahagia di taman ini.

Tidak besar. Bisa terbilang kecil malah. Tapi kenangan di sana tak bisa dibeli dengan uang kan?

Hanya ada dua buah ayunan kayu. Satu perosotan. Dan sebuah bak pasir di ujungnya. Terlalu kecil untuk para anak kecil yang kadang suka bermain beramai-ramai memang. Sekarang Yeri bingung, untuk apa sebenarnya taman ini dibuat jika jadinya akan sekecil itu?

"Ayo."

Jungkook tiba-tiba menarik tangan Yeri. Mengajak gadis itu untuk duduk di atas ayunan kayu kecil yang bahkan terlihat sudah sangat tua. Semuanya tidak berubah. Masih sama. Tidak ada yang direnovasi sekali pun. Mungkinkah karena taman kecil ini terlalu sepi?

Gadis itu segera duduk di atas ayunan itu. Terdengar bunyi kecil kala ia duduk di sana. Itu sedikit membuatnya ngeri. Bagainana jika ayunan itu roboh karena ia duduki? Kakinya ia luruskan karena jarak tempat duduk ayunan itu dengan tanah terbilang sangat dekat.

Jungkook terkekeh, membuat Yeri menoleh sambil menampilkan ekspresi bingung.

"Dulu, kau naik ayunan ini bahkan susah. Kenapa sekarang jadi sepanjang itu kakimu?" ujarnya kemudian.

Yeri mencubit pinggang Jungkook geram. Dia itu manusia juga! Dirinya juga pasti menjadi lebih besar dan lebih tinggi dari saat ia kecil.

Jungkook meringis. Kali ini cubitan Yeri terasa perih. Cubitan kecil gadis itu benar-benar pedas.

"Shh, sakit Yer!" seru Jungkook sambil mengelus pinggangnya yang terasa perih.

"Siapa juga yang menyuruhmu mengejekku!" balas Yeri kesal.

Yeri kembali menatap lurus ke depan. Menatap ke arah jalan yang sepi di hadapannya. Entah mengapa, dirinya jadi merindukan masa-masa dirinya kecil dulu.

Bolehkah kita membalikkan waktu untuk menikmati masa-masa bahagia dulu?

Rasanya menyakitkan untuk hanya mengingat.

Lebih baik untuk merasakan kembali.

Lebih menyenangkan.

Yeri merasakan tangan Jungkook melingkar di lehernya. Lelaki itu memeluknya dari belakang, membuat jantung gadis itu berdetak dua kali lebih cepat dari kecepatan normal jantungnya. Pipinya terasa panas sekarang. Belum lagi kupu-kupu yang beterbangan di perutnya. Rasanya ia akan mati jika terus seperti ini.

"Jangan mengingat masa lalu."

Yeri membelalakkan matanya. Bagaimana Jungkook bisa tau jika ia sedang mengingat kenangan lama? Gadis itu dapat merasakan kepalanya terasa berat. Jungkook meletakkan dagunya di atas kepala Yeri.

"Mengingat yang telah berlalu hanya membawa rasa perih. Dari pada membuat hati kita terasa sakit, lebih baik membuat kenangan manis yang baru kan?"

Mata Yeri seketika memanas. Pandangannya mengabur. Kenapa lelaki bermarga Jeon itu seketika berubah puitis? Dari mana ia mempelajari itu?

"Bolehkah aku membuang semua ingatanku terhadap masa lalu?"

Jungkook sedikit melirikkan matanya kebawah kala mendengar suara Yeri. Terdengar sedikit bergetar. Bahu gadis itu juga mulai bergetar. Dalam sekejap, lelaki itu dapat menarik kesimpulan gadis kesayangannya itu tengah menangis.

Lantas lelaki itu mengeratkan pelukannya. Berharap dengan itu bisa menarik semua kesedihan dalam diri Yeri. Hatinya terasa hancur jika harus melihat gadis itu menangis lagi.

"Mungkin kita tak bisa melupakan masa lalu. Tapi kisah masa lalu yang menyakitkan akan menjadi sejarah tersendiri bagi kita. Nanti. Saat kita sudah bahagia."

Kalah sudah. Air mata Yeri sudah merembes keluar. Pipinya mulai basah karena air mata. Jika boleh ia katakan, dirinya masih sedikit sakit akibat kepergian Keluarga Jeon dulu.

Setiap luka pasti berbekas kan?

"Jangan menangis. Oppa-mu ini tidak akan pergi kemana pun lagi."

"Dan..."

"Maafkan aku."

•••

Annyeong yorobun~
Acie-cie, yang ngambek karena gua apdetnya pendek. Btw, aing lagi kaga mood aja gitu. Jadi gue apdetnya pendek.

Maaf ya gua sering gantungin kalyan lama. Gue punya kabar buruk.

Tapi janji ya jangan tamvol gua.

Gue memutuskan untuk berhenti jadi shipper.

Yehet.

Tapi tenang. Akun ini udah gua setting buat nulis cerita shipper. Dan gua bakal tetep lanjutin cerita ini. Walaupun agak lambat apdetnya.

Ampuni aku ndoro!

Baydewey,

Happy 5th Anniversary with BTS!!! Gue nggak nyangka udah lima taon sama BTS. Ya, gue bukan ARMY dari era No More Dream sih. Tapi siapa sih nggak bangga sama keberhasilan mereka sekarang?

Dari yang sekecil itu, dan dulu suka dibilangin dirty spoon lah apa lah. Sekarang udah sebesar ini! Jadi boy group korea yang paling terkenal? Mungkinkah?

Ah tau ah, aku terharu pokoknya. Makasyih banget buat kalian juga para ARMY sudah mau menjadi bagian keluarga. Kita keluarga kan? Unch, sayang kalyan :"

Btw, ada yang udah beli vidio FESTA 2018? Gue belum masa? Gua kan kismin bin bokek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw, ada yang udah beli vidio FESTA 2018? Gue belum masa? Gua kan kismin bin bokek.

Doain semoga THR gua sepuluh juta aja ye, biar gue bisa beli album sepaket Y O U R ↖(^ω^)↗ Ngihihihi...

Babay chingu,Aya-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Babay chingu,
Aya-

Letter House - jungriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang