H

695 110 7
                                    

Yeri tidak tau selebar apa ssnyum di wajahnya sekarang. Pagi-pagi sekali ia sudah bangun dan bersiap untuk berangkat sekolah seperti biasanya, ia sempat keluar rumah dan menoleh ke rumah keluarga Jeon yang kosong. Tadi pagi ia benar-benar lupa bahwa Jeon Jungkook sahabat semasa kecilnya itu sudah pulang. Ya, ia lupa. Namun tak lama karena lelaki itu tiba-tiba muncul dari dalam pintu rumahnya sendiri.

Astaga Kim Yerim! Kau lupa kemarin ibumu mengatakan bahwa Jungkook akan menginap di rumahmu sampai rumah lamanya selesai diisi dengan barang dan dibersihkan?! Kau sudah pikun sejak dini Kim Yerim.

Dan sekarang, Yeri sedang tersenyum lebar karena dihadapannya ada Jungkook yang tengah berdiri dan tersenyum ke arahnya.

"Ppali, Yeri-ah. Kau akan telat nanti."

Jungkook menggenggam tangan Yeri lalu menarik gadis itu. Astaga, selamatkan jantung dan wajah Yeri yang mulai menggila sekarang. Ia dapat merasakan kupu-kupu beterbangan di perutnya. Rasa hangat menyebar dari tangan menuju ke seluruh tubuhnya.

Hari ini Jungkook menawarkan diri untuk mengantar Kim Yerim pergi ke sekolahnya. Tentu permintaan itu diterima Yeri, begitu juga dengan kedua orang tua Yeri. Karena itulah Tuan Kim meminta Jeon Jungkook membawa mobil pribadi mereka. Keluarga Kim dan keluarga Jeon bisa terbilang sama-sama keluarga yang kaya. Jadi jangan heran jika keluarga Kim Yerim dan Jeon Jungkook memiliki mobil tidak hanya satu.

Jeon Jungkook menerima tawaran Tuan Kim karena seluruh barang keluarga mereka berada di rumahnya yang ada di Selandia Baru. Aish, sekarang saja semua benda yang akan kembali ada di rumah lama mereka adalah barang baru membeli semua. Sepertinya lelaki itu harus meminta mereka membelikan ia motor atau mobil, untuk transportasinya tentunya.

Yeri dan Jungkook ada di dalam mobil hitam keluarga Kim sekarang. Jungkook membantu Yeri memakai sabuk pengamannya, dan lagi ia berhasil membuat pipi Kim Yerim memanas dan bersemu merah. Jungkook menyadari hal itu lalu mencubit pipi gadis itu. Dan gadis manis itu memberikan Jungkook hadiah pukulannya, yang tentu tidak berpengaruh apa-apa terhadap Jeon Jungkook.

Mobil yang dikendarai Jeon Jungkook melintasi jalan raya. Atmosfer canggung melintasi keduanya saat mobil mulai melaju hingga sudah memasuki kota Seoul. Kedua insan itu hanya diam dan terfokus pada jalan raya, tidak ada yang membuka pembicaraan.

"Sudah lama ya, Seoul terasa berbeda sekarang," ujar Jungkook basa-basi.

Yeri menoleh ke arah lelaki yang masih terfokus menyetir itu. "Siapa suruh kau pergi?" balas gadis itu dengan ekspresi cemberut.

Jungkook terkekeh. Tangan kanannya mengacak-acak puncak kepala Yeri. Membuat gadis itu menambah melengkungkan bibirnya sehingga gadis itu terlihat semakin manis.

"Ah, kau tidak menguncir rambutmu lagi hari ini!"

Yeri menolehkan kepalanya ke arah Jungkook. "Memang kenapa? Tidak harus kan?"

"Aish! Baiklah, terserah padamu Yeri-ah!" Tangan kanan Jungkook mencubit kembali pipi Yeri, dan berhasil membuat gadis itu meringis.

"Ya! Ini sudah kesekian kalinya kau mencubit pipiku!" seru Yeri sambil memukul tangan Jungkook yang masih mencubit pipi gadis itu.

Jungkook terkekeh sambil melepaskan cubitan di pipi gadis itu. Mendengar kekehan lelaki itu, Yeri mendengus kesal.

"Wae? Kau mau marah?" ujar Jungkook dengan nada menantang.

Yeri menolehkan kepalanya menatap tajam ke Jungkook yang masih terfokus ke jalan raya. Ia menyipitkan matanya, membuat ekspresi seolah marah dan menantang.

"Iya aku marah! Memangnya kau siapa? Nuguya?" Yeri mengangkat dagunya, menampilkan ekspresi menantang.

Jungkook menampilkan cengiran khasnya, gemas sendiri melihat Yeri yang tidak sama sekali terlihat menantang malah menambah kesan manis pada paras gadis mungil itu. Jungkook menghentikan mobil karena sudah sampai di sekolah tempat gadis yang duduk di sampingnya ini menempuh pendidikan.

Letter House - jungriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang