1

1.6K 185 70
                                    

Kalimat ada murid yang ada tapi tidak ada q ambil dari drakor nightmare teahcer, ya.

Ini jh terinspirasi dari sana. Tp bukan horor crime. Yaoloh nonton full nya dimana tu drakor.

Selamat membaca

Tahun ajaran baru.

Semua murid baru mengikuti upacara di halaman sekolah. wajah baru, seragam baru, semangat baru.

Musim semi yang indah dipenuhi dengan warna cerah.

"Apa kau sudah dengar rumor?"

"Apa?" Dia membalas tidak tertarik teman disebelahnya.

"Ada murid tidak terlihat di sekolah ini. Dia selalu ada diantara angkatan baru."

"Diantara kita? Apa ini hantu?" Sesungguhnya dia tidak pernah percaya dengan hal semacam itu. Dia percaya bumi bulat, tapi hantu? Ayolah.

"Serius." Temannya itu ngotot. Dia kembali berbisik, ini masih ditengah upacara. "Mereka bilang, dia ada. Tapi orang tidak sadar dia ada. Mungkin kita melihatnya. Tapi tidak ada yang mengenalinya. Kau pikir itu tidak menakutkan?" Dan temannya itu memeluk dirinya sendiri. Dia yang mendongeng tapi dia sendiri yang merinding.

Ctak!

"Au!"

Sebelum dia membalas dengan sebuah ejekan, teman disebelahnya sudah mendapatkan hal yang sepadan.

Sebuah pukulan dari seorang guru yang sejak tadi berkeliling di belakang untuk memastikan setiap murid baru tertib.

"Perhatikan!"

"Nde songsaemnim."

"Nde."

Guru pria bertubuh tegap itu berlalu. Temannya mengeluh, rasa sakit masih bersisa di puncak kepalanya.

"Sial. Sakit sekali." Gerutunya. "Kenapa hanya aku? Kibum, kau tidak adil."

Kibum mengangkat bahu acuh. Sejak tadi memang Ryeowook yang banyak bicara.

#

Usai upacara semua anak menuju kelas masing-masing. Kibum dan Ryeowook berada di kelas yang sama.

1-2

Selagi Ryeowook bersemangat berkenalan dengan yang lain, Kibum memilih menelungkupkan diri diatas tasnya. Memejamkan mata.

'Mengantuk?'

"Hm."

'Kau seharusnya seperti Ryeowook. Dia sangat bersemangat.'

"Itu dirinya." Kibum masih membalas tanpa minat. Menenggelamkan diri senyaman mungkin. Begitu orang yang mengajaknya bicara diam, dia jatuh tertidur.

"Kibum!"

Kibum bangun dengan terkejut. Ryeowook cekikikan. Remaja pendek itu menarik tas Kibum lalu digantungkan di tempat seharusnya. Samping meja.

"Kau mau kubunuh, ha?!" Kibum menggeram. Dia yakin sudah nyenyak tadi.

"Yakin bisa membunuhku? Aih, Kibum si mulut sadis." Ryeowook masa bodoh. Lalu memperkenalkan orang yang dia bawa. "Teman baru. Namanya Shim Changmin. Dan Henry Liu. Henry keturunan Cina, lho. Dan dia lebih muda dari kita. Nah, Henry kau panggil kami hyung, oke?"

Henry, remaja setinggi Kibum berpipi cubby mengangguk semangat.

"Ini Kim Kibum. Kami dari sekolah yang sama. Kami juga teman dekat."

"Tidak!"

"Dia tsundere. Jangan terpengaruh dengan mulut sadisnya. Itu tandanya dia sayang."

Kibum jengah. Memilih menelengkupkan diri lagi.

Ah keras. Bantal tas sudah disingkirkan Ryeowook.

Kibum bangun lagi. Menatap ketiganya yang tidak kunjung duduk.

"Apa kalian akan berdiri saja?"

Senyum Ryeowook nampak dipaksa sekali. "Kau seharusnya memperkenalkan dirimu. Aku membawa teman untukmu."

"Aku tidak pernah mengorder seperti itu. Sebaliknya, tolong jangan ganggu aku." Kibum meminta sungguhan.

Changmin dan Henry saling pandang. "Dia benar-benar tsundere."

"Tsundere parah." Changmin mengangguk.

Kibum cengo. Apa kekesalannya tidak nampak jelas oleh mereka?

Ya ampun. Mereka bukannya pergi malah duduk mengelilinginya. Lalu mengobrol tanpa perduli dia tidak menyahuti.

Kibum memilih menatap keluar. Beruntung dia duduk didekat jendela. Saat bosan dia hanya perlu menatap keluar.

Sakura di halaman sekolah sedang mekar. Setiap kali ada angin, bunga-bunga itu bergerak dengan cantik.

Kibum sedikit mendapat ketenangannya.

'Kau suka sakura?'

"Tidak juga."

'Kau melihatnya dan menjadi tenang. Kau masih tidak menyukainya?'

"Kau. Jika aku bilang tidak suka maka tidak suka!"

Kibum menoleh, ada Ryeowook yang menatapnya bingung.

Kemudian Kibum sadar. Bukan hanya Ryeowook hampir semua teman sekelas menatapnya dengan ekspresi hampir serupa.

Dia berteriak barusan. Dan mengundang atensi seluruh kelas. Mereka berbisik.

Kibum menarik lengan Ryeowook.

"Kau mempermalukanku, Ryeo."

"Mwo?! Kenapa aku? Kau yang bertingkah aneh. Bicara sendiri lalu berteriak seperti tadi. Kau tidak sehat, Kibum?"

Ryeowook menyentuh kening Kibum. Memastikan. Tapi Kibum sehat.

"Kau yang mengajakku bicara tadi. Waktu aku tidur. Lalu tadi, kau bertanya aku suka sakura atau tidak. Aku bilang tidak tapi masih saja menekanku dengan pertanyaan itu."

Anak-anak lain sudah kembali pada kesibukannya. Ryeowook meneguk ludah. Melihat sekeliling cemas. Changmin dan Henry saling tatap tidak paham.

"Kibum~" Ryeowook mencicit. Memepet meja Kibum. Dia duduk didepan. Tapi sekarang dia merinding. "Aku tidak mengajakmu bicara. Tadi atau barusan. Aku tahu kau akan tidur. Jadi aku langsung pergi mencari teman. Juga barusan. Aku mengobrol dengam Changmin dan Henry. Iya, kan?" Ryeowook mencari dukungan dua teman baru mereka.

Keduanya mengangguk tidak berbohong.

Kibum mengangkat alis. Ryeowook meraih tangannya. "Kibum. Dia ada. Tapi tidak ada yang tahu dia. Kau pasti bicara dengannya."

Kibum semakin mengangkat alisnya. Ryeowook benar-benar konyol. Menarik tangannya. Kibum mendorong kepala Ryeowook.

"Bodoh!"

"Jangan menyangkal! Dia, mungkin dia tersinggung kita membicarakannya waktu upacara tadi."

"Kau saja yang membicarakannya. Bukan aku."

"Kau sudah diganggu. Sebentar lagi pasti aku." Ryeowook masih ketakutan. Menatap sekitar dengan gelisah. Tiba-tiba saja wajahnya pucat lalu jatuh pingsan. Jatuhnya di lantai. Kepalanya membentur lantai cukup keras dan berdarah.

Hahhhhh

Changmin dan Henry heboh. Kibum biasa saja.

Ryeowook itu penakut sekali soal hantu dan semacamnya. Tapi suka sekali membicarakan mereka.

Nah, gimana itu.

###

Prolog
END

😊

Sima Yu'I
(SY'I)

Iam ThereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang