2

990 157 51
                                    

Ryeowook hanya absen sehari plus setengah hari di hari dia terluka. Kibum tidak menjenguk pun tidak menelepon tanya kabar.

Kibum sahabat yang kejam.

Sepengecut apapun Ryeowook dengan hantu, tempurung kepalanya tetaplah keras. Luka kecil begitu tidak akan menyurutkan niatnya untuk mengorek si hantu lebih jauh.

Ngomong-ngomong, hantu macam apa yang sedari tadi ditanyakan Ryeowook pada Kibum.

"Kau tidak mau cerita Kibum?"

Ini masih pagi, tapi Ryeowook masih tidur. Meski matanya melek, buktinya dia ngelantur.

Sejak masuk kelas yang ditanyakannya adalah 'dia'.

'Dia' ini wujudnya apa dan bagaimana Kibum tidak tahu. Tapi Ryeowook yakin sekali Kibum ini tahu.

"Kau perlu satu luka lagi di sebelah kanan kurasa." Kibum bergerak. Ryeowook menjauh.

"Kau tidak diganggu lagi kemarin?" Entah kenapa Ryeowook kecewa.

Maksudnya Ryeowook berharap Kibum diganggu lagi begitu?!

Oh, hell! Kibum rela mengubur Ryeowook hidup-bidup!

"Membanyol pagi-pagi!" Kibum kesal. Memilih pergi menghindari si kecil berisik itu.

Ryeowook menepuk Henry didekatnya. "Kemarin Kibum tidak bicara lagi dengan 'dia'?"

Henry menggeleng tidak tahu. Tidak setiap waktu dia bersama Kibum. Apalagi dengan sifat Kibum yang dingin dan pemalas. Kibum malas gerak. Tidur setiap jam istirahat atau menghilanag agar tidak diajak ngobrol.

Sama sekali tidak berniat menjalin interaksi.

Changmin hanya mendengar sedari tadi. Tidak berkomentar. Tapi heran juga dengan Ryeowook ini.

Penakut tapi penasaran.

"Kau sebenarnya ingin bertemu 'dia', ya, Ryeo?"

Ryeowook melotot. Menggeleng kasar dan cepat. Kemudian merinding saat sesuatu berhembus di tengkuknya. Menoleh buru-buru. Tidak ada siapapun.

"Eeennggg.... 'dia' menggangguku." Dia yakin itu 'dia'. Merengek meminta simpati kedua temannya.

Henry melihat apa yang dilihat Ryeowook. Sama. Tidak ada apapun. "Ada apa?"

Ryeowook beranjak. Menempeli Henry dan duduk mendempet di satu kursi.

Sempit, Ryeo!

" 'Dia' meniup leherku." Cicit Ryeowook pucat.

Changmin tidak tahan untuk tertawa. "Itu angin. Dari jendela."

Henry menggeleng prihatin. Menepuk bahu Ryeowook kasihan. "Kau perlu absen lagi. Dari pada terluka lagi. Kutemani minta ijin."

#

Kibum tahu tempat yang paling tenang. Didekat tangga darurat di gedung paling barat. Dekat laboratorium.

Hampir tidak ada yang kesana. Kecuali saat ada jam praktek di lab.

Kibum melewati lab. Keluar dari koridor di ujung. Menuruni tangga. Dia sampai di spot paling tersembunyi di tempat itu. Di bawah tangga dia menyandarkan diri dan memejamkan mata.

"Maaf, sunbae. Aku tidak punya uang."

"Yang benar saja!"

"Geledah!"

Nyatanya Kibum tidak bisa tenang seperti biasa. Dia melongok ke bawah. Ada tiga orang senior mengepung satu junior. Anak itu seukuran Henry, dipepet ke tembok, ditempeleng dan ditepuk-tepuk kasar kedua pipinya.

Iam ThereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang