1

578 78 3
                                    

This story based on Chen & Chanyeol - If We Love Again (ost. Two Yoo Project - Searching for Sugar Man part 32)

***






I hope the sky knows my heart















"Perusahaan kami sepakat untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan anda." Uluran tangan yang diberikan sang pengucap disambut hangat oleh sang CEO. "Semoga kita bisa menjadi partner yang baik." Lanjutnya.

Dengan senyum bahagia, sang CEO menjawab, "Kami harap begitu. Suatu kehormatan bagi kami dapat menjalin kerjasama dengan Kang Corp."

Setelah CEO dan sekretaris Kang Corp berpamitan, sang CEO berjalan keluar dari ruang rapat menuju ruangannya bersama sekretarisnya.

"Kerja bagus, Chan!" puji sekretarisnya, Wendy.

"Jujur saja aku sedikit gugup tadi saat presentasi."

"Jangan bercanda, Chan. Sejak kapan kata 'gugup' ada dalam kamus seorang Park Chanyeol? Tapi bagaimanapun juga, kau berhasil membuat Kang sajangnim puas dengan presentasimu, bahkan sampai memberikan standing applause padamu!" celoteh sekretarisnya membuat Chanyeol terkekeh.

"Aku tidak menyangka perusahaan ini akhirnya bisa bekerjasama dengan Kang Corp. Yang kutahu perusahaan itu sangat selektif dalam memilih perusahaan yang akan menjadi partnernya."

"Kau benar, sebelum menyetujui kontrak kerjasama, seluruh timnya bergerak mencari tahu tentang seluk beluk calon partnernya."

Sampai di depan ruangannya, terlihat seorang pria berjas hitam sedang berdiri memandangi sebuah lukisan yang terpajang di dinding ruangan itu.

"Eric!"

Pria itu menoleh lalu menghampiri mereka dengan senyum merekah.

"Mengajak Wendy?" tanya Chanyeol. Pria yang bernama Eric mengangguk lalu merangkul bahu Wendy.

"Tentu saja. Aku merindukan tulang rusukku." Ucapnya lalu mengecup bibir Wendy tiba-tiba.

"Sial, mataku ternodai." Celetuk Chanyeol sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sebuah pukulan mendarat di bahunya oleh Wendy.

"Memangnya matamu masih suci, Deadpool?"

Mereka bertiga menoleh ke arah pintu. Tampak seorang pria sebaya mereka berdiri di depan pintu dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana. "Lalu yang menonton Fifty Shades Freed itu mata orang lain, begitu?" lanjutnya. "Oh, hai Wendy-ssi, Eric-ssi," yang disapa langsung balik menyapa.

"Kalian tahu? Belum pernah kulihat Chanyeol yang menonton film sampai sebegitu fokusnya, bahkan matanya seakan tidak berkedip saat melihat scene 'itu'."

Tentu saja Wendy dan Eric terkejut mendengarnya. Padahal Chanyeol pernah berkata dengan tegas "Film-film Marvel jauh lebih menarik daripada genre menye-menye seperti romance," Jika saja film Fifty Shades Freed merupakan film genre adventure mereka memakluminya, karena itu genre film favorit Park Chanyeol.

Telinga Chanyeol terasa panas. "Sudahlah! Lebih baik kalian berdua keluar makan siang atau jalan-jalan, mumpung masih jam makan siang." serunya.

Eric dan Wendy bergegas keluar setelah Wendy mengambil ponselnya di meja sekretaris. "Kami keluar dulu, Chan!"

Chanyeol masuk ke ruangannya disusul orang tadi. Mereka menghampiri sebuah kotak makan berwarna biru dengan secarik sticky note kuning di atasnya.

Aku membawakan makan siang untukmu, Chan.
Jaga kesehatanmu ^_^
kalau kau sakit sangat merepotkan, tahu.

Setelah membacanya, Chanyeol membuka kotak makan tersebut. "Ya Tuhan. Sudah tahu adiknya sangat susah makan sayur masih saja dibuatkan."

"Kai,"

"Baiklah, baiklah. Aku yang makan sayurnya," jawab Kai pasrah.

"Kau memang sahabatku yang sangat pengertian. Oh, haruskah aku memeluk dan menciummu?"

Chanyeol berusaha menggapai Kai, tapi Kai langsung menghindar. "Menjijikkan, Yeol! Aku masih normal!"

Chanyeol hanya terkekeh dan beralih berjalan ke kamar mandi yang ada di ruangannya. "Kau makanlah dulu, aku ke kamar mandi sebentar."

Kai duduk di sofa dan mulai memisahkan sebagian nasi dan sayuran dalam tempat sendiri. Dan membiarkan separuh nasi dan daging untuk dimakan Chanyeol nantinya.

"Hmm, padahal sayurnya enak."

Tiba-tiba ponsel yang ada di meja tempat Kai makan bergetar. Kai segera meraba saku celananya, ada. Ponselnya juga belum ia keluarkan dari tadi. Berarti itu ponsel Chanyeol. Terlihat sebuah pesan masuk. Tetapi bukan itu yang menarik perhatiannya.

"Dia masih memasang gambar itu sebagai wallpapernya?" tangan Kai bergerak mengetik sandi dalam ponsel itu, dan berhasil terbuka. "Masih sama. Benar-benar dia ini."

"Hei Kkamjong! Apa yang kau lakukan dengan ponselku?!" teriak Chanyeol yang baru keluar dari kamar mandi.

"Pesan masuk," jawabnya. Kai meletakkan kembali ponsel Chanyeol dan beralih pada makanannya.

Chanyeol mengambil ponselnya dan membuka pesan itu. "Sial, operator ternyata."

Kai yang mendengarnya langsung tersedak dan buru-buru bangkit mengambil air minum. Setelah merasa lega, Kai tertawa keras. "Hahaha! Kau pikir pesan dari siapa, hah? Haha!"

"Kau masih mengharapkan pesan masuk dari orang yang kau jadikan wallpaper itu?"

Chanyeol tidak menjawab, matanya hanya memandang wallpaper ponselnya. Wajahnya berubah sendu.

Jujur saja, sampai sekarang ia masih mengaharapkannya. Setiap hari ia selalu berdoa sambil memandangi fotonya agar mereka dapat dipertemukan walau hanya sekejap. Tetapi jika belum dikabulkan, apa yang bisa ia lakukan?

Menyusulnya? Tujuan orang itu pergi saja Chanyeol tidak tahu.

Menghubunginya? Hampir tiap hari ia selalu mencoba menghubunginya, tetapi selalu tidak aktif sampai sekarang.

Mengiriminya pesan? Selalu ia lakukan rutin setiap hari. Menanyakan kabarnya, menceritakan hari-harinya, keadaannya sendiri, menanyakan di mana orang itu tinggal sekarang, kapan kembali ke Korea, sampai hari ulang tahunnya pun tak lupa ucapan dan harapan diberikan oleh Chanyeol untuknya.

Tetapi si penerima entah kapan akan membuka pesannya.

"Padahal sudah tiga tahun," ia mulai tersadar dari lamunannya. "Tidak adakah niatan hatimu untuk move on?"

Chanyeol hanya tersenyum samar, menggeleng. "Hal itu masih sangat susah untukku, Kai."

"Buang semua hal yang akan terus mengingatkanmu tentangnya. Pelan-pelan."

Chanyeol menggeleng keras. "Belum saatnya," jawabnya.

Kai menghela napas kasar. "Yah, kalau kau belum siap, aku tidak bisa memaksa. Sekarang makanlah, nasimu sudah mulai dingin,"












TBC

My second story has been released! Hope u enjoy it!

Lapak pertama aja belom kelar, udh mbrojolin ff lain 😂 ya ginilah imajinasi saya, kalo belum ditumpahin ke work itu rasanya kek sembelit, kalo gk dikeluarin kan gak baik yakan...

Don't forget to vote+comment for improving my next chapter
See ya! 😊

If We Love Again (ChanYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang