***
Recommended Song : Chen & Chanyeol – If We Love Again (ost. Two Yoo Project – Searching for Sugar Man part 32)
***
Pencariannya selama ini membuahkan hasil.
Kebetulan, lebih tepatnya.
Apapun itu, ia bahagia.
Tapi hanya sekejap.
Setelah itu, ia diliputi kebingungan yang luar biasa.
Kim
Im
Dua marga berbeda yang tersemat dalam nama satu orang. Otaknya tidak bisa beristirahat karena ini. Sejak pulang dari acara hingga pukul enam pagi lewat lima menit, yang dilakukannya hanyalah berpikir, berpikir, berpikir. Ponsel dan laptopnya sejak tadi tak lelah menampilkan hasil pencarian terkait marga-marga itu. Rambut acak-acakan, kantung mata tebal, baju piyama kusut, otaknya pun perlahan ikut kusut. Posisinya hanya duduk di atas ranjang.
Hingga ponselnya berbunyi.
"Yeol, aku tahu kau sedang kusut. Ayo ikut aku jogging."
"Aku sedang tidak ingin."
Terdengar helaan napas kasar di seberang. Lalu telepon ditutup.
Tak sampai semenit, pintu digedor. Dengan langkah malas setengah mati ia berjalan menuju pintu kamarnya.
Kai dengan pakaian olah raganya mendorong Chanyeol masuk.
"Ganti bajumu." Chanyeol menggeleng lemah dan kembali pada ponselnya. Kai melihatnya geram juga kasihan, bagaimanapun ia juga pernah merasakan hal ini, sebelum akhirnya ia dan mantan kekasihnya berpisah dengan baik-baik. Dan Chanyeol dulu yang membantunya bangkit. Kini saatnya ia yang membantu balik.
"Ayolah Yeol. Waktumu di sini kau gunakan untuk refreshing kan? Aku tahu ini bukanlah rencanamu, ini terjadi begitu saja. Tapi setidaknya kau harus memperbaiki otakmu sedikit agar bisa berpikir lebih baik."
Chanyeol meletakkan ponselnya. "Ini tidak mudah, Kai."
Kai mengangguk memaklumi. "Aku tahu, aku tahu. Aku juga pernah merasakannya, bro."
Chanyeol menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Tangannya ia letakkan di atas kepala, matanya terpejam.
"Baik, aku beri waktu untukmu berpikir." Kai berjalan menuju kursi terdekat dan membuka-buka majalah yang tergelerak di atas meja. "Wah, Kim Kai terpampang di sini. Posenya berkelas sekali."
***
"Merci de donner la possibilité de travailler avec votre entreprise." (Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan perusahaan anda.)
"De rien. J'espère que cette collaboration sera bien menée." (Sama-sama. semoga kerjasama ini terlaksana dengan baik.)
Lucas akhirnya dapat duduk santai menikmati secangkir americano di kantin kantor setelah beberapa investor dan desainer datang padanya meminta kerjasama. Pembicaraan yang cukup panjang dari masing-masing mereka. Hingga akhirnya salah satu dari mereka diterima dengan beberapa pertimbangan.
"Entah bagaimana nasib perusahaanmu ke depannya jika menerima investor pertama tadi, Luke."
Lucas terbahak mendengarnya. "Maaf, tapi perusahaan kita tidak menetima peternakan belut, kawan."
Kini giliran Doyoung terbahak keras, hingga pengunjung kantin lain menoleh ke meja mereka. Benar juga, salah satu investor negara tetangga yang diwakili oleh seorang wanita yang mengaku sebagai sekretaris. Cantik nan menarik memang, sikap dan cara bicaranya pun tenang dan anggun. Dalam hati Doyoung yakin perusahaan yang diwakili oleh wanita itu akan diterima oleh Lucas, bukan semata hanya karena paras cantiknya. Lucas masih bertahan pada satu wanita.
Hingga Lucas menyalakan intercom diam-diam padanya, terdengar percakapannya dengan wanita tadi. Sungguh diluar dugaan, beberapa pertanyaan dari Lucas yang menurutnya simpel hanya dijawab dehaman dan "Eee..." dari wanita itu. Inikah wanita yang mengaku sebagai sekretaris perusahaan? Sekretaris macam apa ini? Doyoung ingin tertawa terbahak-bahak rasanya.
"Intip ke sini, aku menemukan belut cantik di ruanganku." Bisik Lucas. Doyoung perlahan mengintip ke dalam jendela kaca yang teretutup sebagian gorden yang mengarah ke ruangan Lucas. Terlihat wanita itu duduk di pinggiran meja Lucas sambil memainkan helaian rambutnya yang panjang bergelombang. Sopan sekali, batinnya sambil tertawa tertahan. Tingkahnya menggeliat seperti belut lepas, Lucas yangdi hadapannya sesekali tertawa geli. Tanpa malu ia bertingkah seperti itu
Ingin rasanya Doyoung masuk ke sana menertawakan langsung dan berkata "Sekretaris gadungan". Tapi melihat stiletto tajam nan berkilat milik wanita itu, Doyoung mengurungkan niatnya, ia masih mementingkan wajah tampannya. Biaya skincare mahal.
Setelah berbagai rayuan ia lontarkan, sepertinya wanta itu memilih menyerah. Doyoung secepatnya kembali ke kursinya bersamaan wanita itu berbalik dan mulai berjalan keluar.
"Jika ada yang ingin kau katakan padanya, katakan. Mumpung belut itu belum kembali ke habitatnya" ucap Lucas lewat intercom.
"Comment votre entreprise travaille-t-elle avec notre entreprise?" (Bagaimana kerja sama perusahaan anda dengan perusahaan kami?) tanya Doyoung sopan
Wanita itu hanya menghentakkan stiletto-nya, lalu berjalan keluar dengan wajah merahnya. Setelah sosok wanita itu menghilang ditelan pintu, dua manusia itu terbahak keras mengeluarkan semua tawa yang sejak tadi mereka tahan.
***
Angin sore yang membelai rambutnya tak menghentikan kegiatannya. Ditemani secangkir teh hangat yang masih mengepul, ia masih mencari sesuatu yang seharian ini mengganggu pikirannya. Saking mengganggunya, ia hampir mengatakan "Aku ingin memesan Kim Yoona" dalam Bahasa Inggris saat memesan makan siang dan secangkir teh tadi.
Membuka website perusahaan milik Lucas, ia menelusuri daftar nama orang penting dibalik perusahaan tersebut. Matanya membulat sempurna saat melihat "Director of Designer : Im Yoona" lengkap dengan foto resminya.
Dia benar-benar Kim Yoona yang ia kenal betul.
Dulu.
Ia mengklik foto Yoona, disitu tertera
Name: Im Yoon Ah ()
Birthdate: May 30, 1990
Birth place: Daerim-dong, Seoul, South Korea
Education: Dongguk University, South Korea (graduated 2015)
...
Sign in: 2016 – now
Data yang tertera menunjukkan ia adalah Kim Yoona yang dia kenal. Tetapi mengapa marganya menjadi Im?
Ponsel di dekatnya bergetar menandakan pesan masuk. Dari Lucas.
'Chanyeol Hyung dan Kai Hyung, jika kau tidak sibuk, bergabunglah dengan kami pukul 7 malam nanti di hall Fouquet. Ada perayaan sederhana Wong corp'
Chanyeol otomatis melesat masuk untuk bersiap-siap, waktunya tinggal 4 jam lagi. Meninggalkan secangkir teh utuh yang kepulannya sudah menghilang.
TBC
Long time no see ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
If We Love Again (ChanYoon)
FanfictionJika kita mencintai lagi, akankah persis seperti cinta kita dulu? Akankah berakhir persis seperti dulu? Park Chanyeol Im Yoona Others...