2

376 59 3
                                    

***


Recommended Song : Chen & Chanyeol – If We Love Again (ost. Two Yoo Project – Searching for Sugar Man part 32)


***

Suara dentingan jam dan mouse mendominasi ruangan kerja milik pria 29 tahun ini. Tidak sedang mengerjakan  pekerjaannya, karena sudah ia selesaikan tadi sore di kantor, jadi ia bisa pulang cepat. Kini ia hanya sibuk berselancar di mesin pencari. Mengetikkan sesuatu, membuka-buka website, hanya untuk mencari satu hal.

“Mengapa kau begitu susah dicari?” gumamnya. “Apakah usahaku selama tiga tahun hanya akan terus seperti ini?”

Chanyeol akhirnya menyerah, menutup semua jendela tabnya sehingga hanya menampilkan desktop komputernya.

“Eomma selalu berkata ‘Terus usahakan apa yang sedang menjadi tujuanmu, jika kau melakukannya sungguh-sungguh pasti akan kau dapatkan. tidak ada yang tidak mungkin, nak’, kakakku juga pernah berkata ‘kau itu lelaki, Chan. Apakah seperti ini sikap lelaki dalam berusaha? Baru segitu saja kau sudah menyerah. Padahal masih banyak orang-orang di luar sana yang rela berusaha selama bertahun-tahun agar tujuannya tercapai’” ia menghela napas panjang.

“Sepertinya aku sudah mengikuti nasihat mereka. Kupikir dengan perjuangan dan usahaku yang telah kukerahkan selama ini akan menemui titik terang walau sedikit. Tapi… mengapa nihil? Rasanya kau seperti hidup di bawah tanah, tak terdeteksi. Semua akun sosial mediamu tidak aktif sejak kau pergi. Kim Yoona, tidakkah kau sekalipun memikirkanku, seperti yang aku lakukan sampai sekarang?”

Chanyeol mengusap wajahnya kasar. Pikirannya akan seseorang yang selama tiga tahun dicarinya terus memenuhi otaknya, seperti kabut tebal di pagi hari. Membuat kepalanya seakan mau pecah dan akhirnya ditelungkupkan pada meja kerjanya.

***

11.35 KST

Suara ketukan pintu menghentikan aktifitasnya dari berkas-berkas yang menumpuk di meja kantornya.

“Masuk.”

Sekretarisnya masuk sambil membawa sebuah kartu undangan berhias pita merah muda. Ia tersenyum lalu meletakannya di meja sang bos.

“Undangan pernikahan dari siapa kali ini?” si sekretaris hanya menggeleng, menimbulkan kerutan di dahi tampan sang bos.

2018 Luke’s First Fashion Show: ‘Aphrodite Wings’

“‘Luke’?”

“Berjanjilah setelah aku menjelaskan kau tidak akan membanting sesuatu, bos.” Chanyeol mengangkat kacamata bacanya ke atas kepala dan memilih bersandar di kursi kebesarannya. “Baiklah, jelaskan siapa dia.”

Wendy menghela napas panjang. “Kau ingat seorang mahasiswa yang meminta bantuanmu menyelesaikan skripsinya, kan?” sang bos mengangguk yakin. Ia ingat betul pemuda Hong Kong yang 2 tahun lalu berhasil memaksa masuk ke ruangannya dan merusak engsel pintu ruangannya. Tubuh tinggi, mulut lebar, berkacamata, dan kulit agak tan. Dia sampai bersujud memohon pada Chanyeol agar membantu menyelesaikan skripsinya yang masih stuck di bab 3, sedangkan 45%  mahasiswa angkatannya hampir selesai dan sisanya sudah wisuda. Beruntung Chanyeol bersedia membantu.

“Ini adalah pagelaran fashion show pertamanya, bos.” Chanyeol spontan bangkit dari kursinya dengan mulut menganga, sedangkan kursinya terjatuh ke belakang. “Wendy-ya, kau tidak sedang bercanda, kan?”

“Tidak, bos. Dia sendiri yang bilang dan mengirim langsung undangan ini dari Paris.” Perasaan Chanyeol kini campuraduk antara kaget dan bangga karena ‘anak didik’nya berhasil lulus dengan hasil yang memuaskan dan meneruskan jabatan CEO dari ayahnya, ditambah kini akan melaksanakan fashion show pertama. Tidak mudah membuat pagelaran besar seperti itu, apalagi di Paris. Pemilihan tema acara yang menarik dan koordinasi dengan banyak pihak sangat dibutuhkan.

If We Love Again (ChanYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang