Namaku Kia Adrini, anak sulung dari dua bersaudara dari pasangan Belvi Ardhina dan Ferdhi Fraya. Panggil saja namanya Kia.
Dia memiliki kakak laki-laki tiri bernama Shawn Ludwig. Mereka berdua berbeda ayah namun satu ibu, ibunya telah berpisah dengan ayah Shawn sejak Shawn berusia 2 tahun dan berselang 4 tahun bercerai kemudian ibu mereka menikah dengan Om Ferdhi yang tak lain adalah ayah Kia. Sekarang Shawn sedang menempuh pendidikannya di kota Paris,Prancis sejak 5 tahun yang lalu.
Kia juga memiliki adik bernama Jifi Dhinaya, sekarang adik Kia duduk dikelas 2 SMP disalah satu sekolah favorit juga di kota Bogor, SMP Citra Kartika. Kia dan Jifi terpaut perbedaan umur 3 tahun.
Kini Kia duduk dikelas 2 SMA di SMA Tunas Harapan. Kia merupakan anak yang pintar disekolahnya. Kia juga merupakan anak yang aktif disekolahnya karena selalu ikut diberbagai kegiatan sekolahnya.
----------
"Bundaaaaa......" teriakan pagi itu mengagetkan bunda Kia yang tengah menyantap sarapan paginya di ruang makan bersama ayah Kia.
Karena mendengar teriakan tersebut, bunda langsung berlari keatas menuju kamar anak sulungnya dilantai dua. "Kamu kenapa ki? Masih pagi udah berisik aja" bunda datang ke kamar Kia sambil terengah-engah.
"Itu bun ada kecoa di bawah kursi..." ucap Kia sambil menunjuk posisi kecoa itu. "Whaaattttt? Ada kecoa ki? Dimanaaa? Bunda juga takutttt. Ayaaahhhhh tolooongggg......." teriak bunda sambil melompat ke atas tempat tidur bersama Kia.
Ayahpun langsung bergegas lari ke kamar Kia karena mendengar teriakan istrinya, sesampainya dikamar Kia, ayah langsung membuka pintu, terlihat bunda dan Kia tengah berada diatas tempat tidur sambil berpelukan.
"Ada apa sih bun? Ikut-ikutan Kia aja teriak masih pagi gini" tanya ayah dengan nada heran. "Itu yah ada kecoa disanaa, tolong usirr dong yahh. Pleaseee...." saut Kia sambil menunjuk bawah kursi.
Ayah langsung mengambil sapu dibelakang pintu Kia dan mengusir kecoa itu menggunakan sapu. "Udah-udah, turun gih. Bunda jugak nih ikut-ikutan Kia aja, kayak anak kecil" ucap ayah sambil menahan ketawa.
"Apa-apaan sih yah, kan ayah tau kalo bunda emang takut sama kecoa yah" jawab bunda dengan nada kesal. "Udah keluar yuk bun, biarin Kia siap-siap. Ki udah siang buruan, nanti kamu telat belum sarapan lagi. Ayah dan bunda turun yah kami tunggu dibawah" ucap ayah sambil menarik tangan bunda keluar dari kamar Kia
Saat ayah dan bunda keluar dari kamar Kia, dia langsung memoles wajahnya dengan makeup karena ia telah siap mandi dan sudah memakai baju seragam putih abunya. Perlahan satu persatu alat makeup itu ia pakai, yang tak lain hanya lipstik, bedak dan maskara saja yang Kia pakai untuk kesekolah ditambah dengan ia mengikat rambut pirangnya yang ikal itu.
Setelah selesai mempersiapkan dirinya, ia langsung mengambil tas kemudian mengunci kamarnya dan bergegas untuk turun kebawah menemui ayah dan bunda yang telah menunggunya. Saat tiba di meja makan, Kia merasa heran dengan orang-orang dimeja makan tersebut, "Bun, Jifi kemana? Kok gak ada ikut kita sarapan?" tanya Kia dengan heran.
"Dia udah pergi pagi tadi di antar sama Kang Adi, katanya dia ada tugas belum selesai makanya perginya agak pagi" jawab bunda. "Ki nanti kamu pergi sama Aji kan?" tanya ayah singkat.
"Yaiyalah yah, kan seperti biasa kalau aku pergi bareng Aji" saut Kia sambil mengambil roti dihadapannya. "Kamu sama Aji sahabatan terus ya ki, jadiannya kapan?" tanya bunda dengan sedikit menarik bibirnya yang tipis itu.
Pertanyaan bunda itu membuat Kia tersedak hingga terbatuk, dan ia langsung minum air putih yang berada dihadapannya. "Hukkk...Hukkkk....Hukkkk" Kia sambil mengambil air. "Astagfirullah Kia, sampai segitunya kamu padahal bunda cuma tanyak gitu aja" saut bunda dengan menepuk bagian belakang badan Kia.
"Bunda pun kok tanyanya sampai ke situ sih, aku kan sama Aji emang sahabatan dan gak ada niat mau kesitu lah bun" balas Kia dengan ekspresi muka datarnya. "Jadi selain Aji kamu sekarang pacaran sama siapa?" tanya bunda kembali.
"Apaan sih bun, aku lagi gak mau pacaran juga karena belum ada yang cocok lah dihati aku" jawab Kia singkat. "Udahlah bun, biarin aja Kia nikmatin masa remajanya dengan sendiri dulu. Lagipula dia kan ada Aji yang jagain dia walaupun cuma sebatas teman aja sih" saut ayahnya.
Saat mereka tengah berbincang, tiba-tiba dari arah depan Bi Inah datang menghampiri mereka "Permisi tuan, nyonya, didepan ada den Aji" ucap Bi Inah sopan. "Yaudah bik suruh Aji masuk aja," saut bunda dan Bi Inah pun langsung pergi menuju depan rumah.
"Nah panjang umur tuh anak dateng akhirnya," ucap ayah dengan sedikit tersenyum.
"Silahkan masuk den, nyonya dan tuan sudah tunggu didalam" ucap Bi Inah dengan Aji. Aji pun langsung masuk dan menghampiri keluarga Kia yang tengah menyantap makanan. "Ayo ji duduk," suruh bunda sambil menunjuk kursi dihadapannya.
"Makasih tante, Aji cuma mau jemput Kia aja kok" saut Aji. Setelah itu Kia langsung bangun dari kursinya dan bersiap-siap untuk pergi bersama Aji.
Aji Muaiz, sahabat lama Kia yang telah kenal 10 tahun yang lalu. Persahabatan Kia dan Aji sudah seperti saudara, yang membuat antarkeluarga Aji dan Kia menjadi sangat dekat. Aji adalah anak dari salah satu pengusaha sukses di kota Bogor yaitu Hendri Munar dan Sintia Firaiz.
"Jagain Kia ya ji, ingatin dia kalau udah waktu jam makan trus ingatin dia sholat juga ya ji" pesan bunda kepada Aji. "Siap te, Aji jagain Kia yang ngeyel ini" ucap Aji sambil mencubit pipi Kia. "Aduhh sakit tauu ji," balas Kia sambil memegang pipinyaa.
"Haaaa rasaiiinnnn...." Kia mencubit perut Aji yang berbentuk kotak-kotak itu. "Arrrggghhhhhh....... sakit Kiaaa.." teriak Aji saat dicubit Kia. "Aduh sweet banget pasangan ini, jadi keinget masa remaja tante sama om nih" balas bunda dengan tertawa.
"Sudah ji, ki pergi gih udah siang nih, nanti kalian malah telat pulak" saut ayah Kia. "Yaudah om, tante, Aji sama Kia berangkat dulu ya. Assalamualaikum.." Aji dan Kia langsung menyalami tangan bunda dan ayah.
Aji dan Kia langsung memasuki mobil mewah Aji yang telah terparkir di depan rumah Kia dan langsung pergi meninggalkan rumah Kia.
YOU ARE READING
Special BestFriend
Teen FictionAku mencintainya namun semua itu hanyalah mimpiku, Dialah sahabatku namun entah mengapa aku tak mengizinkan semua itu terjadi? Mengapa cinta itu rumit? Apa cinta tak mengizinkan aku bersamanya? Bagaimana cinta terkahirku? Mengapa semua terjadi dalam...