"Bundaaaa jangan lama-lama ya perginyaa, Kia bakalan kangen sama bunda disanaaa" ucap manjanya. "Bunda gak lama kok ki, cuma 5 bulan aja disana nemanin abang kamu kasian dia disana" balas sang bunda.
"Aku pengen ikut bun, tapi mau gimana bentar lagi aku kan ukk. Bun jangan pergii, nanti yang manjain aku siapa dong, teman aku kelai dirumah ni siapa bun" Kia memeluk bundanya.
"Sayanggg, bunda gak lama kok. Nanti bunda balek sama abang kamu, kan masih ada ayah disini sama adik kamu. Kamu jangan nakal ya disini gak ada bunda" balas bundanya dengan lembut.
"Ya tapi bunda kan tau, ayah selalu dapat tugas dari luar kota jadi aku dirumah sendiri dong" jawabnya. "Kamu gak boleh manja gini dong, mana anak bunda yang mandiri itu? Yaudah, antar bunda ke bandara yok" ajak bunda.
Kia pun mengantar bunda ke bandara dengan mobil Jazznya itu. Selama diperjalanan mereka berbincang dengan hangat, Kia memanjakan dirinya kepada bunda karena menurutnya itu terakhir sebelum bunda berangkat menyusul abangku. Setibanya di bandara,
"Bundaaa, Kia sayang sama bunda. Bunda hati-hati ya disana, selalu video call ya sama Kia tiap malam. Kia belajar lebih mandiri disini tanpa bunda deh. Kia janji bakalan jaga diri Kia ya bun" ucapnya.
"Iya sayangg, Kia hati-hati ya jaga diri disini, jangan macam-macam ya sayang. Yaudah bunda masuk dulu yaa" balas bunda dengan mengecup kening Kia dan memeluk Kia dengan erat.
Kia pun pulang kerumah. Selama di perjalanan Kia sangat merasa sedih karena bundanya harus menyusul abangnya ke Paris.
"Triiinnnggggg............" suara itu mengagetkan Kia yang termenung. Ternyata itu adalah suara hpnya, itu adalah panggilan dari Aji sahabatnya
Kia : Assalamualaikum....
Aji : Waalaikumsalam, Ki lo dimana?
Kia : Gue di jalan kenapa?
Aji : Ke Cafe Cemara sekarang..
Kia : Ngapain?
Aji : Udah lo datang aja.
Telepon itupun berakhir. Kia langsung melajukan mobilnya menuju Cafe Cemara itu.
Sesampainya di cafe itu, sudah berada Aji, Liany dan seseorang cowok disana.
"Haii ki," sapa Aji, Kia langsung duduk disamping Liany. "Oya, kenalin nih cowok yang kemaren gue kasih tau" ucap Liany.
"Kenalin nama gue Ristra Permana, panggil aja Ristra" ucap seseorang itu sambil mengulurkan tangannya. "Gue Kia" jawabnya ketus dengan menyambut tangan cowok itu.
Namanya Ristra Permana. Dia pemenang kategori cowok terganteng di SMA Pelita Raya. Ristra panggilan akrabnya, dia selalu di elu-elukan para cewek di sekolahnya. Sekarang dia kelas 3 SMA di SMA Pelita Raya. KATANYA, dia cuman punya 2 mantan dan keduanya itu adalah model terkenal di kota Bogor.
Tetapi Kia memang selalu memilih cowok untuk dijadikan kekasihnya dan Kia orangnya memang tidak langsung percaya dengan penampilan atau omongan dari cowok yang baru ia kenal.
"Gimana ki, ganteng tak?" bisik Liany. "Ya boleh lah ny," ucapnya cuek. "Ah lo mah, dia ganteng loh ki, dia baik jugak" balas Liany. "Kita liat ajalah ya," jawabnya.
"Ris, cantik gak Kia?" tanya Aji. "Cantik laa" jawab Ristra dengan memandang Kia tajam. "Lo ngapain natap gue kayak gitu?" tanya Kia dengan ketus. "Biasa aja kalik" jawab Aji dengan tersenyum tipis.
"Udahlah ya ny, ji gue lagi badmood gak betah gue disini. Cuma ngabisin waktu gue aja. Gue cabut ya" pamit Kia dengan muka yang jutek.
"Maafin Kia ya ris," ucap Liany. "Selo, gue makin penasaran sama tu anak dan gue lebih tertarik dengan cewe kayak gitu daripada cewek yang keganjenan" Ristra hanya tersenyum bahagia.
"Jadi lo kayaknya tertarik nih sama Kia?" tanya Aji. "Kayaknya sih gitu, baru dia yang buat gue kagum pertama kalinya". "Semoga aja Kia bisa suka sama lo, gue sama Liany bakalan dekatin lo sama Kia" Aji sepertinya gelisah dengan sikap Kia.
"Yaudah gue sama Liany cabut dulu ya" pamit Aji. "Lo mau kemana buru-buru kali?" tanya Ristra. "Gue mau nganter dia sama mamanya dulu," jawab Aji. "Oh yaudah, pergi lah" ucapnya. "Kita duluan ya ris, bye" balas Liany sambil berjalan meninggalkan cafe tersebut.
YOU ARE READING
Special BestFriend
Teen FictionAku mencintainya namun semua itu hanyalah mimpiku, Dialah sahabatku namun entah mengapa aku tak mengizinkan semua itu terjadi? Mengapa cinta itu rumit? Apa cinta tak mengizinkan aku bersamanya? Bagaimana cinta terkahirku? Mengapa semua terjadi dalam...