Kisah 5

13 3 0
                                    

"Ki tolong panggilin Aji kesini, bunda mau ke pergi hari ini pulangnya ntar malam. Kamu ditemenin sama Aji aja ya biar bunda percaya kalau kamu baik-baik aja" ucap bunda saat tengah berkumpul di ruang keluarga.

"Kenapa harus Aji bun? Jivi dan ayah kan ada, jadi gak perlu aku harus panggil Aji," balas Kia dengan nada kesal. "Bunda perginya sama ayah dan Jivi nak, jadi kamu dirumah sendiri paling cuma kang Adi dan bi Inah aja" jawab bunda.

"Iyadeh bun, bentar ya aku telpon Aji dulu bun" saut Kia singkat sambil mengambil handphone dan langsung menelpon Aji,

Kia           :  "Assalamualaikum ji.."

Aji             :  "Waalaikumsalam ki, ada apa?"

Kia            :  "Bunda suruh datang ji, temenin gue dirumah"

Aji              :  "Emang bunda mau kemana ki?"

Kia             :  "Mau pergi sama ayah dan Jivi ji katanya pulangnya malam, jadi bunda suruh lo nemenin gue"

Aji              :  "Okee, bilang sama bunda 15 menit lagi gue sampe"

Kia             :  "Iya ji, assalamualaikum.."

Telepon itupun mati. Sudah biasa jika bunda selalu menyuruh Aji menemani Kia di rumah saat dirumah tidak ada orang satupun. Bunda sangat mempercayakan Aji untuk menjaga Kia.

"Kata Aji 15 menit lagi dia sampe bun," ucap Kia sambil memainkan handphonenya. "Yaudah kalau gitu, bunda sama ayah sama Jivi pergi dulu ya ki, kamu hati-hati dirumah, jangan kemana-mana tunggu sampai Aji datang" pesan bunda.

"Iya bun, bunda sama ayah juga hati-hati ya Jivi jugak tu" saut Kia. "Iya sayang, kami pergi dulu ya. Assalamualaikum..." ucap ayah sambil mencium kening Kia.

Ayah, bunda dan Jivi langsung pergi meninggalkan rumah dan Kiapun langsung duduk diruang tamu sendiri sambil menunggu kedatangan Aji.

Setelah 15 menit Kia menunggu kedatangan Aji, yang ditunggu-tunggu pun datang. 

"Assalamualaikum..." salam Aji. "Waalaikumsalam... ayo masuk ji" sambut Kia. Ajipun masuk ke dalam rumah Kia dan langsung duduk di ruang tamu berdua Kia. 

Merekapun duduk berdua disana dan sekitar 5 menit mereka duduk tidak ada percakapan antara mereka.

"Ji, lo kesini udah izin sama cewe lo gak?" tanya Kia membuka pembicaraan. "Udah udah, ngapa?" tanya balik Aji. "Gak ada sih, nanti dia datang-datang marah salah paham pulak" ucap Kia sambil menarik bibir kanannya sedikit.

"Udahlah ki, lo jangan baper ya kalau gue marah sama lo. Itu gue di depan dia aja kayak gitu, karna dia selalu marah kalau gue berurusan sama lo apalagi nemenin lo kayak gini" saut Aji sambil menarik Kia untuk bersandar dipelukan Aji.

"Terus lo bilang ke dia kemana? Kok lo dibolehin?" tanya Kia heran, "Ya gue bilang aja kalau gue nemenin mama ke acara undangan nikahan" jawab Aji.

Kia sedang berada didalam pelukan Aji, namun Kia merasa heran dengan sikap Aji kali itu. Karena dia tidak pernah memeluk Kia sebegitunya, karena Aji seperti memeluk Kia seperti tidak biasa. 

"Ji, gue nyaman di pelukan lo. Kenapa lo kayak gini ke gue? Maksud lo apaan? Selama 10 tahun kita sahabatan, lo gak pernah segininya ji sama gue" batin Kia.

Saat Kia sedang berada dipelukan hangat Aji, tiba-tiba saat Kia memainkan handphonenya, terdapat satu kecupan di keningnya.

"Lo nyium gue ji?" tanya Kia. "Iya, kenapa? Gak salah kan gue nyium orang yang gue sayang?" jawab Aji sepeleh, "Tumben aja lo nyium gue, ya gak salah lah kan lo sayang sama gue sebagai sahabat" balas Kia.

"Sahabat? Kayaknya gue sayang sama lo lebih dari sahabat deh ki" balas Aji sambil memeluk Kia kembali. "Apaan sih lo ji, gue serius. Gak usah buat gue baper njir," saut Kia sambil menekuk mulutnya.

"Gue serius, gue sayang sama lo ki lebih dari sahabat" jelas Aji kembali dengan mengusap kepala Kia dengan penuh kasih sayang dan mencium kening Kia kembali.

"Apaan sih lo ji, bercandanya gak lucu" tegas Kia. Ajipun langsung memegang tangan Kia dan mencium tangannya, "Gue sayang sama lo" sambil menatap mata Kia dengan lekat.

Kia langsung salah tingkah, dia merasa seperti tidak mungkin dengan kejadian itu. Kia termenung memikirkan tingkah Aji, ia tidak menyangka sahabatnya yang dulunya orang yang dia sayang ternyata kembali kepadanya seperti ini.

Saat Kia sedang termenung, tiba-tiba ia merasa geli dipahanya ternyata ada dua tangan yang berada diatas pahanya. Dia seperti merasa aneh dengan keadaan seperti itu.

"Lo apaan sih ji? Lo mau ngapain?" tanya Kia kesal. "Ah lu ki macam gak tau aja," semakin tangan itu mendekati. 

"Lo gila yaa?!! Lo mau ngapain gila? Gue serius ya ji, lo ngapa?" Kia sangat marah dengan kejadian itu dan ia menyingkirkan kedua tangan itu dari pahanya.

"Ah lu mah gak asik" ucap Aji kesal. "Asik lo bilang? Ngaco lo mah, lo fikir gue cewe apaan? Lo ngapa ji? Liany apain lo sampe lo gini? Otak lo udah gak dipakek ya? Gila kali lo ya, ketularan tuh cewe" Kia sangat marah kepada Aji karena kelakuannya.

"Gue sayang sama lo, emang lo gak sayang sama gue?" tanya Aji datar. "Ya gue sayang sama lo, tapi sayang gak harus gitu kan? Ngaco lo, gila kali ya" balas Kia ketus dan secara tak sadar tangan Kia sudah mendarat di pipi kanan Aji.

Plaaaakkkkkk..........

"Sakit ki, lo ngapa?" tanya Aji sambil memegangi pipinya yang merah. "Lo yang ngapa? Gue masih gak terima ya ji, kita sahabatan lama tapi kenapa lo sekarang kayak gini? Gak ada otak lagi kalo lo ya?" tanya Kia kembali.

"Aduh ki, ki" ucapnya sambil memegang tangan Kia. "GAK USAH MEGANG-MEGANG !!" balas KIa ketus. "Gue salut sama lo ki, lo emang sahabat gue paling terbaik deh" ucap Aji.

Kia merasa heran dengan perkataan Aji barusan, mengapa Aji berkata seperti itu? Apa maksud dia seperti itu?

"Tadi sumpah gue cuma ngetes lo doang, apa lo masih sama dengan Kia yang gue kenal atau nggak, ternyata masih sama" balas Aji. "Astaga ji, lo seriusan?" jawab Kia dengan menghela napas yang panjang.

"Iya gue seriusan, lo gila aja gue ngelakuin kayak gitu ke lo. Gue masih sama dengan Aji yang lo kenal dulu dan lo jangan baper sama ucapan sayang gue tadi, tadi gue bercanda doang sih, selo selo" ucap Aji perjelas. 

"Lo buat gue sawan, gila apa lo ya? Ngetes gak kayak gitu woy, gue kira lo terpengaruh sama omongan si cewe gila itu" ucap Kia dengan tegas.

"Udalah gue masih sawan, mending kita tidur aja. Upsss.... tapi lo dikamar tamu ya, jangan macam-macam lo ke kamar gue. Gue tinju lo ya," ucap Kia sambil mengepal tangannya dihadapan Aji.

"Biasa kali ki, kan kalo kesini gue emang dikamar tamu, tanpa lo bilang juga kali ki" ucap Aji datar.

"Yaudah gue mau ke kamar, gue capek banget. Bayy, I Love You My Best Friend" ucap Kia sambil memeluk Aji.

"I Love You Too Friend" balas Aji dengan mengecup kening Kia.

Mereka berduapun masuk ke kamar masing-masing, tidak ada obrolan selain itu. Aji masuk ke kamar langsung tidur, begitu pula dengan Kia. Setelah malam hari kedua orangtua Kia dan Jivi pulang, Aji langsung pamit untuk pulang karena telah selesai tugasnya menjaga Kia dengan baik.

Special BestFriendWhere stories live. Discover now