Mentari pagi menelusup ke dalam jendela kamar navya. Sementara navya masih saja setia dengan tempat tidurnya. Dia semalam terjaga sampai jam 00.30 am. Hanya karena dia memikirkan apa yang sebenarnya hatinya rasakan.
"Navya bangun!!!". Pekik ibunya sambil menggoncangkan tubuh navya.
Saat ibunya terus menggoncangkan tubuhnya. navya tidak terjaga. Dia malah tersenyum dalam tidurnya. Entah apa yang dia mimpikan. Tapi sepertinya itu mimpi yang indah.
Saat ibunya terus menerus menggoncangkan tubuhnya akhirnya dia membuka matanya. Dan membuka matanya yang masih enggan terbuka itu. Dia menatap datar ibunya. Sebab dia telah dibangunkan dalam mimpi indahnya.
Navya bermimpi semalam dia bertemu dengan murid laki laki itu di sebuah taman. Dan Anak laki laki itu tersenyum seperti biasanya. Dan navya membalas senyumannya. Lalu dia datang menghampiri navya yang sedang duduk di kursi taman. Dan tiba tiba dia menyodorkan 2 buah ice cream pada navya. Dan gadis itu menerimanya dengan malu malu. Dan mereka menikmati ice cream bersama. Anak itu mencolekkan ice cream itu ke pipi navya. Dan navya ingin membalasnya tetapi anak itu lari dan menjulurkan lidahnya. Navya mengejarnya. Tetapi saat hampir menangkap anak lelaki itu. Mimpi itu terputus karena ibunya membangunkannya.
Indah bukan? Tapi aneh. Mengapa di mimpinya itu dia sangat sulit menangkapnya. Sehingga dia sangat kelelahan karena terus berlari. Seharusnya anak itu menyerahkan dirinya pada navya setelah melihat navya yang kelelahan. Tetapi dia terus berlari sambil sesekali menjulurkan lidahnya. Dan mimpi itu terputus saat navya hampir berhasil menangkapnya.
"Cepat bersiap siap nav". Gumam ibunya sambil berlalu dari kamar navya.
Navya bergegas ke kamar mandi. Karena dia juga tidak ingin datang telat lagi. Dia tidak ingin berhadapan dengan pak santos lagi. Dan dia tidak ingin bertemu lelaki itu lagi. Tapi sepertinya harapannya yang terakhir akan menjadi boomerang untuk dirinya.
Navya mematut dirinya di depan cermin. Kini dia telah memakai seragam sekolahnya. Dan sepertinya ada yang berbeda dari biasanya. Dia menguncir kuda rambutnya. Karena biasanya dia selalu menggerai rambutnya. Dan akan mengikatnya disaat tertentu. Mungkin dia ingin terlihat lebih rapi dan berbeda.
"I'm coming..." pekik navya sambil menuruni anak tangga.
"Cepat sarapan dulu sayang." Kata ibunya
"Siap bos". Kata navya dengan posisi tubuh ditegakkan seperti paskibraka. Dan tangan kanannya dibentuk sudut siku siku layaknya hormat. Semua orang tertawa melihatnya.
"Sudah cepat makan. Hari ini ayah akan mengantar kamu". kini ayahnya yang mengeluarkan suara. Navya hanya mengangguk meresponnya.
Mobil mewah berwarna hitam berhenti di pelataran sekolah. Pintu mobil itu terbuka dan keluar seorang gadis manis. Kali ini dengan rambut hitamnya yang diikat. Dia menutup pintu mobil dan berpamitan pada ayahnya lewat jendela mobil yang masih terbuka.
Mobil itu melaju meninggalkan pelataran sekolah. Dan navya, gadis itu segera masuk ke dalam gedung sekolah. Dan saat dia akan menekan monitor pinger print. Ada tangan seseorang yang akan menekannya juga di monitor yang sama. Padahal monitor itu tidak hanya satu. Tapi ada sekitar 30 monitor. Entah mengapa dia bisa bersamaan memilih monitor itu.
Saat dia melihat ke arah pemilik tangan tersebut. Dia terkejut. Spontan dia mundur. Sebab pemiliknya itu anak laki laki yang kemarin. Dan jarak wajahnya dengan wajah navya sangat dekat. Keduanya hanya diam. Tak ada satupun yang bersuara.Navya menghela nafasnya panjang sambil memilih monitor yang lain. Setelah melakukan pinger print. Navya pergi dari lorong itu. Dan dia sama sekali tidak berbasa basi dengan anak itu. Sebab anak laki laki itu pun hanya diam setelah kejadian tadi. jadi navya pun memilih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
the impossibility
Teen FictionKisah seorang gadis remaja. Dia jatuh cinta pada seorang laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal. Meski sekalipun pada akhirnya mereka saling mengenal, tapi pria yang dicintainya sama sekali tidak memperdulikannya. Apa jadinya jika seorang wanit...