5. teka-teki rumit

82 7 0
                                    

Mengapa kau selalu membuat teka teki yang rumit?
Mengapa kau selalu membuat aku bingung akan sikapmu?
Kau adalah orang yang sangat sulit aku tebak, tetapi entah mengapa aku bisa menyukaimu
~Navya


****

"Gua yang pesenin yah, Kalian tunggu di sini aja. Mau pesen apa?". Tanya Melva setelah mereka sampai di kantin.

"Gua nasi goreng spesial aja deh laper. Sama lemon tea." Kata Diana.

"Gua samain kaya Diana aja deh Mel." Kata salsya singkat.

"Gua milkshake Oreo aja Mel." Kata navya lebih singkat.

"Oke deh." Kata Melva kemudian berlalu menuju kedai yang menjual makanan yang akan dibeli.

"Eh gua ke kamar kecil bentar yah. Kebelet." Kata navya sambil cengengesan lalu berdiri dari bangku kantin. Dan teman-teman nya hanya menganggukkan kepala menanggapinya.

Saat di jalan menuju kamar kecil navya melihat Arthur dan teman-teman nya sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Sepertinya mereka ingin ke kantin. Entah mengapa navya jadi salah tingkah saat melihat Arthur. Dia bingung harus bersikap seperti apa saat sudah berpapasan dengannya.

Gua senyumin ga yah? Eh ngga deh. Kalo dia senyum duluan baru gua senyumin balik. Batin navya.

Navya dengan percaya diri dia yakin bahwa Arthur akan tersenyum kepadanya. Sehingga navya menatap wajah Arthur saat mereka berpapasan karena ingin memastikan bahwa ekspektasinya itu akan terjadi atau tidak.

Dan saat navya menatap wajah arthur sekilas. Ternyata Arthur tidak sama sekali menoleh. Ralat melirik saja tidak. Sehingga navya merasa nyalinya begitu menciut setelah dia membangun kepedean yang besar tapi harus kandas karena ekspektasinya tidak sesuai dengan realita.

Kepedean Lo nav. Dianya aja cuek banget gitu. Navya membatin.

Setelah selesai di kamar kecil. Navya segera kembali ke kantin. Saat navya masuk ke area kantin dia merasa bila Arthur memperhatikannya. Tapi hal itu tidak digubris olehnya.

Saat dia melewati meja yang Arthur tempati pun navya sama sekali tidak menghiraukannya. Meski matanya tetap saja melirik sedikit ke arah Arthur. Karena dia penasaran apa benar Arthur memperhatikannya.

"Nav, Lo kenapa dah?." Tanya salsya ketika melihat tingkah navya yang sedikit aneh. Seperti dia sedang dalam keadaan yang tidak nyaman.

"Ehm engga ko gua gapapa." Alibi navya. Mengerti situasi sekarang. Teman-teman nya hanya mengangguk saja. Karena menurut mereka sedekat apapun seorang sahabat, dia tetap membutuhkan privasi dalam hal apapun.

"Minum tuh es nya nanti keburu dingin lho." Kata Diana pada navya.

"Es kan emang dingin Curut." Timpal salsya sambil menjitak jidat lebar Diana.

"Hsss. Sakit onta." Gerutu Diana sambil meringis.

Ketiganya tertawa melihat Diana yang sedang mengelus-elus  jidatnya. Padahal sakitnya itu tidak begitu berpengaruh. Tapi sedikit dibuat-buat oleh diana. Tertawa di atas penderitaan orang itu memang menyenangkan. Tapi dalam situasi seperti ini. Bila benar-benar ada orang yang menderita. Kita harus membantu.

"Malah pada ketawa lu pada." Geram Diana.

"Idih. Judes bener neng." Goda Melva sambil mencolek dagu Diana. Lalu mereka bertiga tertawa.

the impossibilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang