2. masa iya?

85 13 1
                                    

Kelas hening ketika 3 orang murid lelaki masuk ke dalam kelas. "Hello everybody". Suara salah satu anak laki laki itu mengundang perhatian. Sehingga menjadi pusat perhatian. Termasuk navya yang ikut menoleh ke arah sumber suara.

****
"Oh my god. Apa dia juga murid kelas ini?". Gumam navya di dalam hati. Entah kenapa navya jadi waswas sendiri.

"Wow it's wonderful. Kita sekelas sama 3 badboy yang cool." Celetuk salah satu anak perempuan yang bernama Tesya Adelia. Navya dan sahabatnya tentu mengenal tesya.

"apa apaan sih dia itu, alay tau ga!?". Bisik diana ke arah navya dan salsya.

"Udah lah biarin aja. Kaya yang belum tau sifat dia aja." bisik salsya dengan tenang.

dalam hati, sebenarnya navya pun ingin sekali mendukung pendapat diana tentang tesya. Sebab jika tidak ditegur, sikap dia terkadang kelewat batasan.
Tapi yasudahlah. Tidak ada gunanya jika dia melakukan itu. Karena tesya belum tentu menerima tegurannya. Dan mungkin akan menjadi masalah sepele yang dibesarkan olehnya. Meskipun tesya memang teman navya. Tetapi navya tidak tidak terlalu dekat dengannya. jadi navya menganggapnya hanya sekedar teman sekelas.

Ketiga murid laki laki itu mencari meja untuk ditempati. Dan sialnya mereka memilih meja yang berada di belakang barisan meja navya.saat dia melewati meja navya dia tersenyum ke arahnya. Lalu dia duduk tepat dibelakang meja yang navya tempati.

apa sih maunya anak ini? Kok setiap ketemu dia kaya caper gitu sih ke gua? Batin navya bertanya pada dirinya sendiri.

"Woy nav. kenapa lo?". Diana merasa ada yang sedang disembunyikan oleh sahabatnya ini.

( caper : cari perhatian )

"Ngga ko gapapa di". Jawabnya singkat. Diana hanya ber oh ria saja menerima jawaban seperri itu dari navya. Karena dia tahu bila sahabatnya menjawab seperti itu berarti dia belum mau menceritakan apapun. Jadi tidak ada gunanya memaksa dia menjawabnya saat seperti ini.

Bel pertanda pulang sekolah pun berbunyi. Padahal jam baru menunjukkan pukul 11.00 am. Hal kecil ini yang membuat para murid bahagia. Bukan karena malas untuk belajar. Tetapi mereka pasti punya alasan tersendiri mengapa mereka bahagia saat sekolah dipulangkan lebih awal. Para murid pun bergegas untuk pulang. Begitu juga navya dengan kedua sahabatnya itu.

"Nav lo langsung balik apa ngga?". Kata diana sembari memasukan buku bukunya ke dalam tas.

"Iyalah gua langsung balik. Gua gaada janji sama siapapun" jawabnya dengan jelas.

"Oke deh kalau gitu. Balik bareng gua sama salsya ga?". Tanya diana lagi.

Memang diana ini sedikit cerewet. Dan juga terkadang dia agak sedikit lemot. Bukan di pelajaran tapi hal lain. misal sedang nimbrung bareng teman sekelas. Dia suka lama nangkep apa yang sedang diobrolin. Karena itu dia disebut si lemot. itu bukan suatu penghinaan. Itu lebih menjadi panggilan kasih sayang sahabatnya. Memang jika kamu belum diberi nama yang aneh aneh oleh temanmu, Berarti dia belum menjadi sahabatmu. Karena biasanya teman itu selalu manis di depan. Jika dibelakang kita gatau deh dia gimana. Dan jika dia benar sahabatmu. Dia akan selalu blak blakan di depan kita. Tanpa menutupi apapun.

"Iya di gua bareng kalian. Emangnya kita mau naik apa?". Navya balik bertanya.

"Emm paling pesan ojeg online?". Tampak berpikir dan di ujung kalimatnya seperti nada bertanya.

"What! Kita bopat di ojeg online!?". Navya bergurau dengan ekspresi kaget yang dibuat buat.

"Ngga lah! Yakali. Maksud gua kita pesen mobil bukan ojeg". Jelas diana dengan sedikit kesal.

"Calm babe. Gua cuma bercanda. Udah ah yu kita balik." Navya terkekeh melihat sahabatnya.

Gadis manis dengan rambutnya yang dibiarkan tergerai itu menatap langit yang dihiasi bintang. Dia sedang berada di balkon kamarnya. Semilir angin malam meniup rambutnya hingga sedikit berantakan. entah apa yang sedang dia lakukan. Padahal dinginnya angin malam begitu menusuk kulitnya. Tetapi dia tetap menikmatinya. Diamnya seperti sedang melamunkan sesuatu. Entah apa yang sedang berputar di pikirannya saat ini.

Begitu dia sudah merasa lelah berdiri di luar. Dengan diterpa dinginnya malam. Lantas dia masuk ke dalam kamarnya. Saat dia ingin membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Keinginannya ia urungkan. Setelah dia melihat sebuah buku yang tergeletak di atas meja belajarnya. Buku itu adalah buku diary miliknya. Lalu dia menghampiri buku itu dan duduk di kursinya. Dia menatap buku yang berisi curhatannya itu.

"Udah lama juga yah gua gak pernah nulis lagi di buku ini". Gumamnya pada dirinya sendiri.

Dia membuka lembaran demi lembaran buku itu. Dan ketika dia membaca halaman demi halaman bukunya. Ada ekspresi senang dan ada ekspresi dia begitu sedih. Mungkin karena dia teringat kenangannya. Sudah lama dia tidak menulis di buku ini. Sebab dia akan megisi bukunya dengan kisah yang tidak bisa dia bagi pada siapapun. Sementara sudah lama dia tidak memiliki masalah yang harus dipendam sendiri.

***
Dear diary

Oh tuhan
Kenapa aku jadi sering memikirkannya?
Memikirkan dia lelaki yang tidak aku kenal. Aku tak tahu aku harus bagaimana saat dia tersenyum padaku. Sehingg aku bertindak mengabaikannya. Tetapi hatiku ingin sekali membalas senyumannya. Apa aku hanya terbawa perasaan saja? Apa aku jatuh hati padanya saat pandangan pertama? Entahlah aku tak tahu apa ini sebenarnya.

Sang pemikat
Entah ada getaran apa saat pertama kali melihatmu
Awalnya kukira hanya angin lewat
Tapi ternyata hatiku yang terpikat
Dan aku berharap aku mengemalmu pada suatu saat

***
"Oh my god. Apa yang barusan gua lakuin!?". Gerutunya pada diri sendiri setelah dia membaca ulang coretannya di buku diary.

"Apa yang sebenernya gua.... arghhhh shit. Apa apaan ini!. Rutuknya sendiri.

Dia beralih menuju tempat tidurnya. Dan berbaring di atasnya. Lalu dia memejamkan matanya sesaat. Sebenarnya apa yang dipirkan navya. Gadis itu sepertinya sulit tertidur. Dia berguling ke arah kanan dan kiri. Dia terus mencari posisi nyamannya untuk bisa tertidur. Tapi sampai pukul 22.00 pm. Dia masih saja terjaga.

"Lu kenapa sih navya!? Please tidur dong. Jangan sampai telat lagi besok." Gumamnya pada dirinya sendiri.

Akhirnya navya memutuskan untuk pergi ke dapur. Dan meminum susu. Dia berjalan seolah dia bukan penghuni rumah. Dia berjalan ke dapur dengan mindik mindik seperti maling. Selain itu dia membuka kulkas pun dengan sangat hati hati. Agar tidak membuat suara. Sepertinya dia tidak mau sampai mengganggu tidur keluarganya.
Tapi tingkahnya itu terlalu berlebihan. Lagi pula bila hanya suara langkah kaki dan pintu kulkas saja itu tidak masalah. Dan tidak akan mengganggu.

"Pokoknya sekarang harus bisa tidur nyenyak. buat pikiran lo rileks navya." Navya mencoba menenangkan pikirannya.

Setelah kembali ke kamar. Navya kembali berbaring di atas kasur. Dan dia mulai mencoba mengurangi beban pikirannya.

"Apa mungkin gua jatuh cinta sama anak cowo itu? Tapi kan gua sama sekali gakenal dia. Emang bisa yah kaya gitu?". Pikir navya yang membuatnya semakin bingung.

Setelah otaknya merasa lelah memikirkan semua itu akhirnya dia tertidur. Tetapi tetap saja dia akan kelelahan besok pagi. Sebab dia baru bisa tertidur larut malam sekali.


*****

Apa benar navya jatuh cinta pada pandangan pertama? Sama orang gak dikenal pula.
Entahlah tunggu saja kisah selanjutnya 😁

Follow ig :
@nidaaulf_28

♡coment ya♡

the impossibilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang