Pretty - Pretty

40 2 2
                                    


Suasana kelas hening karena saat ini adalah waktunya untuk kegiatan ekstra. Semua murid keluar kelas untuk mengikuti ekstra, sedangkan Brian hanya duduk di bangku nya. Brian termenung menatap papan tulis dan memainkan bolpoinnya.

Ini sudah waktunya ekstra , nih..
Gue enaknya mau ikut ekstra apa ya?? Basket... Ngeband... Milih basket apa ngeband ya... Ngeband kan keren, nanti kalo manggung bisa dilihat banyak cewek sekaligus gue bisa terkenal. Kalo basket.. membosankan.

"Lo, ikut ekstra apa , Brian??" tanya seorang laki- laki yang membuatnya kaget .

"Bara!!!" sentak Brian. Bara tertawa terbahak- bahak melihat Brian kaget. Disusul Nathan yang baru saja masuk ke dalam kelas membawa gitar. Bara duduk diatas meja sambil menempatkan kakinya di kursi sedangkan Nathan duduk disamping Brian

"Elo, lagi ngapain disini?? Gak ikut ekstra??"tanya Bara.

"Dia lagi bingung mau ikut ekstra apa, Bar..."sahut Nathan sambil memetik senar gitar.

"Betul tuh??" tanya Bara serius.

"Iya, gue gak tahu harus milih ekstra mana? Beri masukan dong...," jawab Brian dingin.

"Mmmm..ikut ektra band aja, gimana?? bareng gue sama Nathan. Gue jamin seru," kata Bara.

"Mm.....gimana ya??? Okelah gue ikut. Ruangannya dimana tuh??" tanya Brian.

"Nah,disitu... Warna pintu ruangannya merah. Deketnya ruang tari," tunjuk Bara menunjuk pada salah satu ruangan  yang tak jauh dari kelasnya.

"Owh...itu. Kalo gitu ayo langsung aja kesana.." ajak Brian

"Ayo ra... Anterin gue ke kantin dulu. Maaf ya...Bara sudah gue pesen daritadi oke. Bye!!," gesa Nathan.

"Ok, bye Brian. Tunggu diruang band ya...." seru Bara meninggalkan Brian.

Brian hanya mengacungkan jempolnya dan segera keluar kelas. Brian mengambil langkah santai. Membalas sapaan beberapa orang yang dilewatinya dengan tersenyum tipis khasnya. Brian mengambil jalan lurus menuju ruangan berpintu kuning. Brian mulai membuka pintu dan tak ada seorang pun yang ada di ruangan tersebut.  Melihat berbagai macam alat musik membuat Brian ingin memainkan salah satu musik terutama drum.

Ok, ini saatnya gue beraksi. Lumayan gak ada orang di ruangan ini jadi mungkin gak masalah

"Hai, namamu drum kan, kenalin gue Brian. Jadi gue minta tolong ,kalo gue mainin elo, keluarin suara yang enak. Ok!! " bisik Brian kepada drum sambil mengambil stik drum.

"Baik, saatnya gue mulai.... " ucap Brian.

Baru saja Brian hampir memulai memainkan drum, namun kini dia memutuskan untuk keluar ruangan karena ruangan yang hening dan sepi selain itu, kurang asyik tanpa teman.

Berjalan dan melihat ruang- ruang yang belum dikenalnya yang dia lakukan saat ini. Menenggelamkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celana dengan mengambil langkah santai. Sayup - sayup dia mendengar musik dance yang tidak jauh dari tempat di berada. Brian mulai menghentikan langkahnya dan mencari asal suara tersebut.

Ruangan apa itu, kelihatannya bikin gue kepo...

Terdapat sebuah mading yang berada di sebelah kiri pintu tersebut.  Ruangan yang memiliki pintu berwarna merah yang di tengah pintu tersebut terdapat kaca yang dapat melihat apa saja yang ada di dalam. Brian mulai melangkahkan kakinya ke ruangan tersebut. Brian mulai mengintip lewat kaca yang ada di tengah - tengah pintu.

Dengan tatapan  serius yang mengarah pada seorang cewek yang tak lain adalah Hanum. Di dalam ruangan dance bersama seorang cowok yang terlihat seperti kakak kelas sedang berdiri mengamatinya dengan penuh rasa kagum. Hanum menari di depan kaca yang besar menyesuaikan irama musik dance . Dengan tubuh yang sangat lentur Hanum melenggak- lenggokkan tubuhnya. Memakai kaos berwarna putih, celana jeans, dan jaket violet yang diikatkan di pinggangnya. Rambut terurai panjang , hitam dan lurus yang semakin membuatnya tampil semakin cantik.

VIOLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang