Naura Oktaviani

32 2 0
                                    


Naura mulai mengejar Brian.

"Eh... Tunggu yan,..."kata Naura menghentikan langkah Brian. Brian menoleh ke arah Naura. Naura segera memberanikan diri mengungkapkan semua perasaannya di depan Brian dan dengan gugup Naura mengungkapkan semua perasaannya ke Brian.

" Sebenarnya gue.... Gue suka sama lho, apakah elo mau nerima gue jadi pacar gue,"pinta Naura. Brian terkejut dengan ucapan Naura.

"Dari awal gue ketemu elo, gue udah suka sama elo. Dan, elo itu beda sama yang lain. Elo itu baik, dingin memang tapi itu yang membuat gue pengen lebih deket dengan elo,ganteng, dan juga keren yang membuat gue suka sama elo, dan gue takut kalo elo di dapetin cewek lain. Dan begitu..."lanjut Naura dengan kepala yang menunduk dan mustahil bila pipinya tidak merona.

Brian bingung harus berkata dan berbuat apa. Karena cewek itu orangnya mudah sensitif dan mengandalkan perasaan lagipula dia juga belum pernah merasakan yang namanya cinta.Mungkin.

"Maaf.. Gue gak punya perasaan itu ke elo. Sekali lagi gue minta maaf. Gue bukannya nolak. Tapi hati gue udah terlanjur suka sama....," ucap Brian.

"Sama siapa??" tanya Naura. Mata Naura mulai menunjukkan rasa kecewa yang teramat mendalam.

"Hanum," jawab Brian merasa bersalah.

"Hanum?? Owh gitu ya... Gue emang gak pantas ngedapetin cowok sebaik elo. Dan , mungkin gue gak akan pernah ngedapetin elo bagaimana pun caranya," naura merasakan matanya memanas dan mulai memburam.Ia tidak ingin menangis.Tidak.Entah mengapa secara tidak sadar pipinya mulai teraliri cairan hangat.Lama kelamaan cairan itu mulai menderas.Menyisakan suara sesenggukan yang tidak bisa ia tahan.Ia tidak ingin terlihat lemah di depan seorang cowok,apalagi di depan cowok yang ia sukai yaitu brian.Di hati kecilnya ia juga memikirkan sahabatnya,hanum.

Mungkin memang brian lebih baik jika ia bersama hanum.Hanum lebih baik daripada gue.Dia cantik,manis dan masih banyak lagi sifat sifat nya yang disukai banyak cowok.

Maafin gue Naura. Seharusnya gue gak perlu ngelakuin itu semua ke elo. Gue udah nyakitin perasaan elo. Apa yang harus gue lakuin?? Baru kali ini gue pernah membuat cewek menangis sepeti itu...

Brian mulai menunduk dan menyesal akan perbuatannya terhadap Naura. Naura mulai berlari menjauhi Brian dengan air mata yang mulai membasahi pipinya. Hanum datang dan memegang lengan Naura. Naura berhenti dan mengucap air matanya. Dan menoleh ke arah Hanum dengan tersenyum tipis.

"Elo kenapa ,Naur??" tanya Hanum dengan bingung.Karena memang ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Tadi naura kok menangis kenapa ya?

_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/

Perempuan berpikir hanya dengan perasaan. Sedangkan laki laki berfikir dengan logika.

Inilah mengapa perempuan itu lebih sensitif dibandingkan dengan laki laki. Tapi, menangis selalu berasal dari perasaan.

Memang, ketika cewek menangis.. bukan sebutan cengeng  yang harus dilontarkan padanya. Tapi lihatlah betapa sangat beratnya dia menahan deritanya, sampai sampai  dia perlu mengeluarkan air matanya yang berharga itu.

Betapa dia terlalu sangat menyukai orang yang disukainya sehingga dia meneteskan air matanya hanya untuk orang yang disukainya walaupun dia percaya bahwa dia tidak akan pernah mendapatkannya.

Dia tidak perlu orang mendekatinya, dia tidak perlu seseorang untuk menghibur hatinya. Yang dia perlukan hanya beberapa menit/detiknya saja untuk ketenangan batin.

_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/_/

Naura segera melepaskan tangan Hanum dan menuju keluar.

" Brian, Naura kenapa?" tanya Hanum. Hanum langsung mengejar Naura keluar indoor. Brian mengikuti Hanum yang tengah mengikuti Naura.
Sampai pintu Gerbang Sekolah, Naura mencegat sebuah taksi dan menaiki disaat Brian dan Hanum mengejarnya. Terlihat mata Naura mulai memerah.

"Naura kenapa , Brian?? Elo apain Naura??" tanya Hanum menatap wajah Brian yang sedari tadi hanya diam membisu.

"Jangan bahas itu lagi num, gue lagi gak mood. Apakah elo mau pulang sama gue? Mumpung gue udah dijemput, daripada elo disini sendirian dan gak ada yang ngejaga.." tawar Brian.

"Elo apain Naura hah??" tanya Hanum menatap Brian dengan penuh rasa marah.

"Ini bukan waktunya untuk nyeritain ke elo. Pasti elo akan tahu dengan sendirinya. Entah itu dari Naura langsung ataupun tidak. Maaf... Dan apa elo mau pulang bareng gue sekarang??" tawar Brian.

"Ok lah,lagipula nyokap gue sibuk katanya ," ucap Hanum ringan.

*_*_*_*_*

VIOLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang