Lawan Basket

21 1 0
                                    


Setelah sampai di indoor....

"Ayo masukin bolanya Brian," teriak Nathan melihat gaya Brian bermain basket. Nathan lebih memilih duduk dan melihat Bara dan Brian bermain basket karena menurutnya suatu kenikmatan tersendiri baginya daripada memainkan basket.

"Semangat Brian," teriak Naura dengan kerasnya.

"Elo kapan disini naur??,"tanya Nathan Menoleh ke arah Naura.

"Baru aja," jawab Naura singkat menoleh kearah Nathan dan kembali melihat Brian bermain basket.

Dengan tangkasnya Brian memasukkan bola ke dalam ring.

"Yes... Gue menang. Hahaha... Gimana ra..?? Udah nyerah apa belom??"Ucap Brian.

"Baru aja 4 - 0 udah belagu lhoh yan.. Gue belom nyerah. Ayo main lagi," tantang Bara mendribble bola.

"Gimana kalo elo main basket sama gue??" tantang seorang cowok yang tangannya menunjuk ke arah Brian. Cowok itu baru saja masuk indoor bersama 1 temannya. Bara dan Brian menoleh ke arah kearah 2 cowok itu.

"Mau???" lanjut si Cowok dengan senyum miringnya.

"Kak Reyhan, kak Bagas!" seru Bara. Brian mulai mengingat bahwa Brian pernah bertemu dengan  Kak Reyhan di tempat ruang tari hari itu. 

"Siapa mereka??" tanya Brian pelan.

"Itu kakak - kakak osis, Brian. Mereka jago basket. Disekolah ini yang paling jago basket adalah Kak Reyhan. Kak Reyhan adalah kapten basket di sekolah ini," jelas Bara sambil berbisik.

"Siapa nama elo," tanya  Reyhan sambil mengambil bola basket dari tangan Bara. Reyhan mulai mendribble dengan lihainya ke arah Brian.

"Brian," jawab Brian dingin.

"Elo ,mau main basket lawan gue?? Hanya elo sama gue. Dan omong- omong masalah kemarin belom selesai" ucap Reyhan tersenyum licik.

"Ok, gue mau main sama kak Reyhan," jawab Brian dengan santai nya.

"Oh, ya?? Beneran gak takut?" kata Reyhan dengan senyum licik. Lagipula bagi Brian ,untuk apa harus takut hanya bermain sama kakak kelas yang jago basket.

"Ok, baiklah ayo kita mulai," sahut Reyhan mulai mendribble. Brian mulai menghadang Reyhan yang tengah mendribbling bola. Dengan cekatan Brian mengambil bola dan akan memasukkannya ke dalam ring. Saat tengah memasukkan bola ke dalam ring, Reyhan mulai menangkap bola basket dan mulai mendribble. Lalu memasukkan bola ke dalam ring.

"Yeah,lo pasti bisa bro. Mana mungkin seorang reyhan sang kapten kalah sama adik kelas yang belom bisa basket..yan," teriak Bagas menyemangati Reyhan.

"Ayo, Brian. Tunjukin sama Kak Reyhan, kalo elo juga bisa main basket,"teriak Naura.

"Gak semudah itu lho main lawan gue," ucap Reyhan menyenggol tubuh Brian.

"Ayo kita pulang aja, Bagas! Gak ada gunanya main sama adik kelas yang gak bisa basket," ajak Reyhan sambil melempar bola basket. Dengan cekatan Brian segera mengambil bola basket tersebut. Reyhan dan Bagas mulai keluar dari indoor.

"Brian, gue sama Bara mau pulang dulu. Takut kemalaman dimarahin bokap," kata Nathan.
Brian hanya mengangguk pelan.

"Bye Brian, sampai jumpa besok!" ucap Bara.

Kini hanya Naura dan Brian yang ada di indoor. Brian lelah dan duduk disamping Naura. Keringat dari tubuh Brian mulai jatuh dari wajah Brian.

"Mau minum??" tawar Naura dan menyodorkan botol berisi air putih.

"Nggak, gue udah bawa minum sendiri dari rumah," jawab Brian tersenyum ke arah Naura. Sambil mengambil botol dari tasnya dan menunjukkan ke Naura. Dibalas senyum manis Naura.

"Kamu tadi main basket keren banget Brian.Tapi lo harus lebih latihan lagi.Sampe gue mulai su...." ucap Naura hampir keceplosan,ia pun memalingkan wajahnya guna menutupi wajahnya yang kemerah merahan bak kepiting rebus.

"Su, apa??" tanya Brian sambil tersenyum.Dapat dipercaya bahwa cewek manapun yang melihat senyumannya kali ini dapat meleleh karenanya.

"Ng.... emm... Sebenarnya elo sudah jago basket, Brian. ya... kalo elo berlatih basket terus, gue yakin kalo elo pasti bisa ngalahin kak Reyhan," jelas Naura dengan suara yang gugup.

"Owh... Begitu. Makasih semangatnya Naura. Gue mau pulang dulu ya! Kamu gak pulang?" lanjut Brian Berdiri dan mulai meninggalkan Naura seorang diri.

Terlihat wajah Naura mulai terlihat sedih.

"Sebenarnya gue mau ngungkapin perasaan gue ke elo. Tapi mungkin , gue belom ngambil waktu yang tepat untuk ngungkapin itu semua," gumam Naura.

Naura mulai berjalan dengan kepala yang sedikit menunduk dan tidak memiliki kekuatan apapun dari dalam dirinya untuk mengungkapkan perasaannya. Sedikit demi sedikit Naura mulai menghadap ke depan. Naura melihat Brian sedang berjalan sangat pelan dan menendang batu- batu yang ada di sekitarnya.

                  *_*_*_*_*

VIOLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang