Part 5

596 64 13
                                    


BAEKHYUN'S POV

Perasaan tak enak itu semakin melandaku saat kakiku melangkah makin dekat ke rumah Chanyeol. Ada apa ini? Apa sesuatu terjadi padanya?

Aku meraih pegangan pintu, bermaksud mengetuk sebelumnya, tapi ternyata pintunya tak terkunci. Aku melangkah masuk dan di detik itulah aku melihat sesuatu.... Hal yang tak pernah kusangka akan dilakukannya....

"Oppa..." ucapku dengan suara tercekat.

Walaupun mataku sudah kabur oleh air mata, sedetik aku masih melihat tubuh Eun-Ji yang terbang membentur dinding dan tatapan Chanyeol yang terluka menatapku. Aku berbalik dan berlari pergi.

Satu hal yang meluluhlantakkan hatiku saat itu, dia sama sekali tak berusaha untuk mengejarku....

***

CHANYEOLS POV

Suara itu begitu lirih tentu saja, tapi aku masih bisa bisa mendengarnya. Pernahkah kau merasakan sakitnya berada di jurang kematian? Demi melihat air matanya, sakitnya bahkan seribu kali lebih dari itu!

Tanpa sadar aku mendorong tubuh Eun-Ji sampai terbanting ke sudut ruangan. Suaranya begitu memekakkan telinga, tapi aku sama sekali tidak mengacuhkannya. Perasaan gadisku lebih penting daripada hidup semua orang sekalipun.

Aku berniat mengejarnya saat Eun-Ji mencegahku.

"Perpisahan tiba-tiba jauh lebih baik, oppa. Menyakitkan memang, tapi lebih cepat sembuh. Jangan buat dia tambah sulit melepaskanmu."

***

BAEKHYUN'S POV

Aku berjanji akan memaafkannya kalau dia muncul di hadapanku. Aku tak akan bertanya tentang hal itu. Aku akan pura-pura tidak tahu. Aku akan menerimanya dengan tangan terbuka, karena melepaskannya ternyata lebih menyakitkan daripada kematian.

Aku benar-benar hancur tak berbentuk. Tak punya kehidupan. Aku bukannya tak bisa hidup tanpa dia, tapi aku tak mau hidup tanpa dia.
Sialnya, dia tak berpikiran sama denganku. Mungkin dia sadar bahwa aku sama sekali tidak pantas untuknya. Bahkan Ji-Yoo sekalipun juga tidak muncul.

Aku terisak dalam kegelapan. Sakitnya melebihi rasa sakit saat ibu meninggalkanku. Aku tak pernah sehancur ini sebelumnya. Dan yang lebih menyakitkan hatiku adalah, aku sama sekali tidak bisa membencinya sedikitpun....

***

CHANYEOL'S POV

Satu minggu itu begitu lama dan aku hampir mati karena tak bisa melihatnya. Dia tidak ada dimana-mana. Tidak ada keterangan izin, sakit, atau apapun. Sudah beribu-ribu kali aku menahan keinginan untuk tidak muncul di rumahnya. Meneriaki Ji-Yoo agar berhenti menasihatiku.

"Cukup, Ji-Yoo~ya! Aku kan sudah bilang ini demi kebaikannya!" dampratku untuk ketujuh kalinya dalam jangka waktu 3 jam.

"Kebaikan?!" jerit Ji-Yoo. "Kau bisa membunuhnya, Yeol! Kita tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. Kau benar-benar sudah tidak waras dengan mengikuti perkataan perempuan sialan itu!"

"Lebih baik begini! Aku tidak ingin dia jadi monster! Toh sebentar lagi dia akan berhasil melupakanku."

"Melupakanmu?! Setelah kau merecoki hidupnya seperti itu kau pikir dia bisa melupakanmu?! Sampai mati pun tidak kurasa!"

"Lalu kau mau apa?" teriakku habis kesabaran.

"Setidaknya biarkan aku melihat keadaannya!"

"Jangan pernah lakukan itu!" ancamku.

Death Kiss (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang